JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Bali terus berupaya meningkatkan literasi dan inklusi keuangan syariah, terutama bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Melalui berbagai program edukasi dan kolaborasi dengan pemangku kepentingan, OJK Bali menargetkan agar UMKM dapat mengoptimalkan manfaat dari sistem keuangan berbasis syariah guna mempercepat pertumbuhan usaha mereka.
Langkah konkret ini salah satunya terlihat dalam kegiatan edukasi keuangan syariah bertajuk “UMKM Naik Kelas dengan Produk Keuangan Syariah” yang diselenggarakan di Gedung Laksmi Graha, Buleleng. Kegiatan ini merupakan bagian dari Gebyar Ramadan Keuangan Syariah (GERAK Syariah) Tahun 2025 yang bertujuan mempercepat adopsi layanan keuangan syariah di kalangan UMKM.
Tingkatkan Pemahaman, Kurangi Risiko Keuangan Digital
Direktur Pengawasan Perilaku PUJK, Edukasi, Pelindungan Konsumen, dan Layanan Manajemen Strategis OJK Provinsi Bali, Irhamsah, dalam sambutannya menekankan pentingnya edukasi keuangan syariah, terutama di bulan Ramadan yang penuh berkah.
“Pada momen Ramadan ini, OJK bersama seluruh pemangku kepentingan aktif menggalakkan edukasi keuangan syariah. Langkah ini diharapkan dapat membantu masyarakat dan pelaku UMKM dalam mengoptimalkan penggunaan produk dan layanan keuangan syariah, sehingga mampu mendorong pertumbuhan usaha dan berkontribusi positif bagi perekonomian daerah,” ujar Irhamsah.
Selain itu, OJK Bali juga berupaya melindungi masyarakat dari ancaman investasi bodong, pinjaman online ilegal, dan berbagai bentuk kejahatan keuangan digital lainnya. Dengan meningkatnya pemahaman masyarakat terhadap keuangan syariah, diharapkan mereka dapat mengambil keputusan finansial yang lebih cerdas dan aman.
Literasi Keuangan Syariah Masih Rendah, Butuh Peningkatan
Berdasarkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) tahun 2024, indeks literasi keuangan syariah masih berada di angka 39,11%, dengan indeks inklusi keuangan syariah hanya mencapai 12,88%. Sementara itu, indeks literasi keuangan konvensional telah mencapai 65,08% dan inklusi keuangan konvensional mencapai 73,55%.
Kesenjangan yang cukup besar ini menjadi tantangan bagi OJK untuk terus meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap keuangan syariah. Edukasi yang masif diharapkan dapat mempersempit kesenjangan tersebut dan meningkatkan akses UMKM terhadap layanan keuangan berbasis syariah.
Kolaborasi Strategis untuk UMKM yang Lebih Mandiri
Program ini mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) Kabupaten Buleleng, PT Permodalan Nasional Madani (PT PNM) Cabang Denpasar, serta Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Buleleng.
Sejumlah tokoh penting turut hadir dalam acara ini, antara lain Kepala Dinas Perdagangan, Perindustrian, dan KUKM Kabupaten Buleleng, Dewa Made Sudiarta; Wakil Pemimpin PT PNM Cabang Denpasar, I Made Wisnu; Ketua Baznas Kabupaten Buleleng, Edy Buimin; serta perwakilan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) Buleleng, Nahdlatul Ulama (NU), dan Muhammadiyah.
Dewa Made Sudiarta menyampaikan apresiasi atas penyelenggaraan edukasi keuangan syariah yang diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi pelaku UMKM di Buleleng.
“Melalui edukasi keuangan syariah, kami berharap para pelaku UMKM dapat meningkatkan kemampuan dalam mengambil keputusan pengelolaan keuangan yang tepat dan efisien. Dengan demikian, UMKM dapat tumbuh lebih cepat dan memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian Kabupaten Buleleng,” ujar Dewa.
Talkshow Interaktif dan Penyuluhan Keuangan Syariah
Sebagai bagian dari rangkaian acara, OJK Bali juga mengadakan talkshow interaktif yang membahas berbagai produk keuangan syariah serta strategi pengelolaan Tunjangan Hari Raya (THR) secara syariah. Talkshow ini disiarkan melalui salah satu stasiun radio di Singaraja agar dapat menjangkau lebih banyak masyarakat.
Sinergi antara OJK, Industri Jasa Keuangan, dan berbagai pemangku kepentingan diharapkan mampu menciptakan ekosistem keuangan yang lebih inklusif dan inovatif bagi UMKM. Dengan adanya ekosistem yang kuat, UMKM di Bali dapat berkembang lebih pesat dan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi daerah secara berkelanjutan.
Edukasi keuangan syariah yang berkelanjutan ini diharapkan tidak hanya meningkatkan inklusi keuangan syariah, tetapi juga membantu pelaku usaha kecil agar lebih mandiri dalam mengelola keuangan dan memanfaatkan sumber pendanaan berbasis syariah dengan lebih optimal.
Dengan upaya ini, Bali semakin siap menjadi daerah dengan ekosistem UMKM berbasis syariah yang kuat dan mampu bersaing di pasar nasional maupun internasional.