Kekalahan Tragis Wakil Serie A di Playoff Liga Champions: Juventus Tersingkir dari PSV Eindhoven
- Kamis, 20 Februari 2025

JAKARTA - Di tengah euforia kejuaraan sepak bola Eropa, berita mengejutkan datang dari arena Liga Champions. Tiga wakil Serie A yang bertarung di fase playoff untuk mendapatkan tempat di babak 16 besar harus menerima kenyataan pahit. Setelah AC Milan dan Atalanta tersisih lebih dahulu, kini giliran Juventus yang harus pasrah tersingkir setelah menghadapi PSV Eindhoven, pada Kamis (20/2) dini hari WIB. Hasil ini menambah daftar kegagalan tim Italia di kancah Eropa musim ini.
Juventus menghadapi tantangan berat saat bertanding melawan PSV Eindhoven di Stadion Philips, Eindhoven. Pertandingan ini berakhir dengan skor 1-3 untuk keunggulan tuan rumah, membuat agregat menjadi 3-4 untuk PSV. Dengan hasil tersebut, Si Nyonya Tua harus mengubur impian melaju ke babak 16 besar. Hal ini merupakan sebuah antiklimaks bagi Juventus yang sebelumnya berhasil memenangi leg pertama dengan skor 2-1 di Turin.
Tragedi Bagi Serie A
Kekalahan tidak hanya menimpa Juventus, namun juga dua tim Serie A lainnya yang turut berjuang di fase playoff, yakni AC Milan dan Atalanta. AC Milan harus mengakui keunggulan Feyenoord, sedangkan Atalanta ditaklukkan oleh Club Brugge. Ketiga pertandingan tersebut memperlihatkan bagaimana wakil Italia terseok-seok menghadapi lawan yang notabene dianggap berada di bawah level mereka.
Kepahitan ini terulang untuk ketiga kalinya dalam sejarah Liga Champions, di mana Serie A hanya menyisakan satu tim di babak 16 besar. Kondisi serupa pernah terjadi pada musim 2014/2015 dengan Juventus sebagai satu-satunya perwakilan, serta pada musim 2013/2014 dengan AC Milan sebagai wakil tunggal.
Komentar Pelatih
Pelatih Juventus, Thiago Motta, tak dapat menyembunyikan kekecewaannya atas hasil pertandingan. “Kadang-kadang kami menguasai permainan, di lain waktu mereka lebih unggul. Kami tahu bahwa PSV akan menyerang, tetapi kami tidak mampu melakukan hal-hal yang kami butuhkan sepanjang pertandingan,” ujar Motta kepada Sky Sport Italia. Motta juga menggarisbawahi tantangan untuk mempertahankan keunggulan yang sudah diperoleh di leg pertama. Juventus kesulitan mengatasi tekanan agresif PSV yang bermain lebih bersemangat di markas mereka.
Jalannya Pertandingan
Pertandingan di Eindhoven berlangsung ketat, terutama di babak kedua yang menjadi ajang adu gol bagi kedua tim. PSV berhasil memecah kebuntuan di menit ke-53 melalui gol Ivan Perisic. Juventus, yang membutuhkan hasil imbang untuk lolos, segera merespons dengan gol Timothy Weah pada menit ke-63, menghidupkan kembali harapan mereka.
Namun dominasi permainan tidak bisa dipertahankan oleh Juventus ketika Ismael Salibari mencetak gol pada menit ke-74, menjadikan kedudukan 2-1 untuk PSV. Dengan agregat sama kuat 3-3, pertandingan harus dilanjutkan ke babak tambahan di mana Ryan Flamingo mencetak gol kemenangan untuk PSV pada menit ke-98. Gol tersebut menjadi penentu kemenangan bagi PSV, sekaligus momen yang menghentikan langkah Juventus di Liga Champions musim ini.
Kecewa dan Keputusan Strategis
Motta tak luput dari kritik mengenai keputusan strategis yang diambilnya selama pertandingan. Beberapa pergantian yang dilakukan mengundang tanda tanya dari berbagai pihak. Menanggapi hal ini, Motta menjelaskan bahwa beberapa pemain tidak dalam kondisi prima. “Koop demam kemarin jadi dia minta ditarik keluar. Kami memindahkan Andrea ke lini tengah bersama Khephren, tetapi kemudian Cambiaso juga harus ditarik keluar karena dia sudah lama absen dan merasa tidak enak badan. Ketiga pergantian pemain itu terpaksa dilakukan," ungkap Motta.
Renato Veiga yang digantikan oleh Andrea Cambiaso setelah bermain hanya 11 menit menjadi salah satu momen krusial. Sementara Manuel Locatelli dan Teun Koopmeiners yang juga ditarik keluar menambah daftar perubahan yang terpaksa dilakukan karena alasan kesehatan.
Harapan Berikutnya
Dengan gugurnya AC Milan, Atalanta, dan Juventus, harapan Serie A kini betul-betul tergantung pada Inter Milan yang melaju otomatis ke babak 16 besar. Hal ini menjadi tekanan tersendiri bagi Nerazzurri untuk menjaga nama baik Italia di kancah sepak bola Eropa.
Kegagalan tim Serie A di fase playoff Liga Champions ini menimbulkan banyak evaluasi dan perbaikan bagi klub-klub Italia, bukan hanya dari segi taktik tetapi juga kebugaran dan konsistensi pemain. Sementara bagi PSV, kemenangan ini menjadi terobosan yang patut dicatat. Mereka belum pernah memenangi pertandingan sistem gugur Liga Champions sejak 2006/2007 saat melawan Arsenal, dan keberhasilan ini dapat menjadi motivasi untuk melangkah lebih jauh di kompetisi paling bergengsi Eropa tersebut.
Perjuangan Serie A di Liga Champions mungkin terhalang kali ini, namun dengan terus mengevaluasi kekurangan dan meningkatkan performa, diharapkan kompetisi sepak bola Italia dapat kembali berjaya di panggung Eropa di masa depan.

Mazroh Atul Jannah
Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.