Perjuangan Tanpa Henti Petani Kopi di Kaur: Melewati Jalan Terjal dan Sungai Tanpa Jembatan

Perjuangan Tanpa Henti Petani Kopi di Kaur: Melewati Jalan Terjal dan Sungai Tanpa Jembatan
Perjuangan Tanpa Henti Petani Kopi di Kaur: Melewati Jalan Terjal dan Sungai Tanpa Jembatan

JAKARTA - Di balik secangkir kopi yang Anda nikmati setiap hari, tersimpan perjuangan keras para petani kopi di Kabupaten Kaur, Bengkulu. Mereka harus menghadapi berbagai tantangan berat untuk mengangkut hasil panen dari kebun ke pasar, salah satunya kondisi jalan yang buruk.

Bagi petani kopi di wilayah Air Mantai, perjalanan panjang dan berliku merupakan bagian dari rutinitas mereka. Jalan setapak menuju perkebunan hanya bisa dilewati oleh kendaraan bermotor khas pedesaan yang dikenal dengan sebutan motor grandong. Kondisi jalan akan semakin menyulitkan ketika hujan turun, berubah menjadi jalan berlumpur yang licin dan berbahaya.

Bertarung Melawan Alam

Fobi, salah seorang petani di wilayah ini, mengaku kondisi tersebut sudah menjadi bagian dari keseharian. "Meskipun jalan nya berlumpur dan buruk, kami tetap lewati. Karena hasil yang kami peroleh harus dijual, untuk menjualnya kan harus melewati jalan seperti ini. Sesekali, kami gotong royong membenahinya agar enak dilewati," tutur Fobi ketika ditemui di kebunnya.

Para petani ini juga menghadapi tantangan lain, yaitu harus menyeberangi sungai yang belum memiliki jembatan. Kondisi ini tentu menyulitkan mereka, terutama saat musim hujan ketika aliran sungai menjadi lebih deras.

"Yang paling berat itu nyebrang sungai yang belum ada jembatannya. Kami buat rakit bambu, jadi motor kami bisa naik ke rakit agar bisa nyebrang," tambah Fobi.

Potret Kesemangatan Petani Kopi

Kendati demikian, semangat pantang menyerah tetap membara dalam diri para petani kopi di Kaur. Mereka sadar, perjuangan mereka bukan hanya untuk mendapatkan laba dari hasil panen, tetapi juga demi memastikan roda ekonomi keluarga terus berputar.

"Setiap hari adalah perjuangan. Kami berharap kondisi ini bisa menjadi lebih baik. Adanya jalan yang lebih baik tentu akan memudahkan kami," ucap Fobi penuh harap.

Persoalan infrastruktur memang menjadi pekerjaan rumah yang harus segera dituntaskan. Pemerintah Kabupaten Kaur perlu memberikan perhatian lebih, khususnya dalam pembangunan dan perbaikan jalan menuju perkebunan.

Harapan untuk Perubahan

Tidak hanya persoalan jalan, para petani juga berharap adanya pembangunan jembatan di lokasi penyeberangan sungai. Jembatan yang kokoh dan aman bisa menjadi solusi efektif untuk memastikan hasil pertanian dapat dipasarkan tanpa melalui jalur yang penuh risiko.

Para petani berharap adanya program pemerintah yang khusus menyasar pengembangan infrastruktur pedesaan. "Kami berharap ada program dari pemerintah untuk membangun jalan khusus ke perkebunan yang sulit dijangkau. Agar hasil pertanian di Kabupaten Kaur semakin meningkat," kata Fobi.

Dukungan Kolaboratif untuk Petani

Penguatan sektor pertanian diperlukan untuk meningkatkan perekonomian daerah. Selain itu, kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat juga diharapkan mampu menjawab tantangan yang dihadapi petani ini.

Dukungan berupa teknologi juga bisa menjadi solusi untuk meringankan beban para petani. Penggunaan peralatan yang lebih modern dan efektif tentunya dapat mempercepat proses pemindahan hasil panen dan mengurangi risiko kerugian akibat jalan yang buruk.

Mazroh Atul Jannah

Mazroh Atul Jannah

Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Harga BBM Masih Stabil hingga Akhir April 2025, Pertamina hingga Shell Belum Lakukan Penyesuaian

Harga BBM Masih Stabil hingga Akhir April 2025, Pertamina hingga Shell Belum Lakukan Penyesuaian

PLN Diusulkan Kembali Berikan Diskon Tarif Listrik untuk Masyarakat Menengah ke Bawah

PLN Diusulkan Kembali Berikan Diskon Tarif Listrik untuk Masyarakat Menengah ke Bawah

Bank Mandiri Siapkan 3.000 Rumah Murah Lelang Tahun 2025, Harga Mulai Rp 100 Jutaan: Solusi Hunian Terjangkau untuk Rakyat

Bank Mandiri Siapkan 3.000 Rumah Murah Lelang Tahun 2025, Harga Mulai Rp 100 Jutaan: Solusi Hunian Terjangkau untuk Rakyat

Indonesia dan Swiss Tingkatkan Kerja Sama Bilateral melalui Proyek PLTA untuk Mendorong Transisi Energi Berkelanjutan dan Pengurangan Emisi Karbon

Indonesia dan Swiss Tingkatkan Kerja Sama Bilateral melalui Proyek PLTA untuk Mendorong Transisi Energi Berkelanjutan dan Pengurangan Emisi Karbon

Listrik 24 Jam Kini Terang di Pulau Parit Karimun, Pemprov Kepri dan PLN Perkuat Kolaborasi Demi Pemerataan Energi

Listrik 24 Jam Kini Terang di Pulau Parit Karimun, Pemprov Kepri dan PLN Perkuat Kolaborasi Demi Pemerataan Energi