OJK Prediksi Pertumbuhan Signifikan Pembiayaan Hijau Perbankan di Indonesia
- Sabtu, 22 Februari 2025

JAKARTA - Proyeksi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan antisipasi pertumbuhan pesat dalam pembiayaan hijau di sektor perbankan Indonesia. Hal ini sejalan dengan upaya mencapai tujuan keberlanjutan global dan target ambisius Net Zero Emission. Para ahli dan pemimpin industri menyambut baik perkembangan ini, menyebutnya sebagai langkah penting menuju masa depan yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Komitmen sektor perbankan terhadap pembiayaan hijau semakin mendapat sorotan, terutama dalam konstelasi ekonomi global yang kian peduli pada aspek keberlanjutan. Pembiayaan hijau, yang mencakup proyek dan inisiatif yang mendukung lingkungan, bertujuan untuk mengurangi dampak buruk perubahan iklim, mendorong penggunaan energi terbarukan, dan meningkatkan efisiensi energi. Menurut data terbaru, bank-bank di Indonesia semakin memperkuat komitmen mereka untuk berkontribusi secara aktif dalam pembiayaan berwawasan lingkungan ini.
Wied Sarwo Edhy, Kepala Departemen Pengembangan Perbankan Berkelanjutan OJK, mengatakan bahwa peningkatan ini merupakan hasil dari upaya berkelanjutan yang dilakukan oleh berbagai pemangku kepentingan. "Kami sudah melihat adanya kesadaran yang meningkat di kalangan perbankan Indonesia tentang pentingnya pembiayaan hijau. Komitmen ini tidak hanya dari aspek bisnis semata, tetapi juga sebagai bagian dari tanggung jawab sosial dan lingkungan," ujar Wied Sarwo Edhy.
Beberapa bank besar di Indonesia diketahui telah memulai langkah konkret untuk mendukung pembiayaan proyek hijau. Inisiatif tersebut diantaranya berupa dukungan pendanaan untuk proyek energi terbarukan seperti tenaga surya dan angin, investasi dalam teknologi hemat energi, serta proyek pengelolaan limbah dan pemulihan lingkungan. Laporan terbaru dari OJK juga menunjukkan bahwa regulasi serta insentif yang diberikan oleh pemerintah menjadi salah satu pendorong utama di balik peningkatan pembiayaan di sektor ini.
Tantangan Besar dan Peluang Menjanjikan
Meski demikian, OJK juga menyadari adanya tantangan besar yang dihadapi dalam memperluas skala pembiayaan hijau ini. Salah satu tantangan utama adalah perlunya peningkatan kesadaran dan pengetahuan di antara lembaga keuangan tentang manfaat ekonomi dan lingkungan dari investasi hijau. Selain itu, masih terdapat kendala infrastruktur terkait yang mempengaruhi kelancaran implementasi proyek hijau.
Namun, tantangan ini bukan tanpa solusi. Wied Sarwo Edhy mengungkapkan bahwa ada sejumlah kebijakan yang dapat diambil untuk mengatasi hambatan ini. "OJK berkomitmen untuk memberikan panduan dan dukungan kepada bank-bank dalam memahami dan mengimplementasikan standar pembiayaan hijau global. Kami juga bekerja sama dengan berbagai pihak dalam meningkatkan kapasitas teknis dan manajerial bank untuk menangani proyek-proyek hijau," jelas Wied.
Di sisi lain, dukungan dari pemerintah dalam bentuk kebijakan dan insentif juga menjadi faktor penting dalam mengatasi tantangan ini. Pemerintah Indonesia, dalam kerangka Rencana Induk Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca serta berbagai regulasi terkait, terus memberikan insentif pajak, subsidi, dan penghargaan bagi lembaga-lembaga keuangan yang berkontribusi pada pemulihan lingkungan.
Melangkah ke Depan: Kolaborasi dan Inovasi
Kolaborasi antar-lembaga di tingkat internasional dan lokal semakin menegaskan pentingnya pendekatan kolektif dalam memajukan agenda hijau. OJK sendiri telah menjalin kemitraan dengan institusi global seperti Green Climate Fund (GCF) dan jaringan Sustainable Banking Network (SBN) untuk memperkuat kapasitas pembiayaan hijau Indonesia. Langkah ini diharapkan dapat mendatangkan manfaat yang lebih besar, terutama dalam hal mengakses sumber daya dan teknologi terkini untuk mendukung proyek hijau.
Sektor swasta juga diajak untuk berperan aktif, dengan mendorong munculnya inovasi produk dan layanan yang mendukung keberlanjutan lingkungan. Beberapa bank telah meluncurkan produk keuangan khusus yang dirancang untuk mendukung proyek hijau, seperti green bonds dan pinjaman berkelanjutan, yang dalam jangka panjang diharapkan dapat mendorong lebih banyak investasi dalam sektor hijau.
Wied Sarwo Edhy menambahkan bahwa inovasi digital dan teknologi keuangan (fintech) memiliki potensi besar dalam mendorong skala pembiayaan hijau. Fintech bisa mendukung bank dalam menilai risiko lingkungan, melakukan pelacakan emisi karbon, hingga pengelolaan dana yang lebih efisien sepenuhkan dengan tekanan untuk menjaga transparansi dan akuntabilitas proyek hijau. "Teknologi dapat menjadi game-changer," tegas Wied, menjelaskan bagaimana teknologi dapat membantu mempercepat aliran dana ke proyek-proyek hijau.
Kesimpulannya, meski ada tantangan, potensi pertumbuhan pembiayaan hijau di Indonesia terlihat semakin menjanjikan. Dukungan kuat dari OJK, pemerintah, serta partisipasi aktif dari sektor perbankan dan swasta, diharapkan dapat mewujudkan visi jangka panjang menuju pembangunan ekonomi yang lebih berkelanjutan.
Dengan proyeksi peningkatan pembiayaan hijau oleh perbankan Indonesia, harapan untuk keberlangsungan lingkungan yang lebih baik di masa depan semakin nyata. "Perbankan hijau bukan lagi sekedar opsi, tetapi kebutuhan," kata Wied Sarwo Edhy menutup wawancara. Pada akhirnya, seluruh upaya ini adalah untuk mewariskan bumi yang lebih sehat untuk generasi mendatang.

Aldi
Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.