Prabowo Dijanjikan Bangun 30 Juta Hunian dalam Dua Periode, Hashim Djojohadikusumo Optimis
- Kamis, 27 Februari 2025

JAKARTA — Potensi besar untuk pembangunan 30 juta unit rumah dan apartemen disampaikan oleh Hashim Djojohadikusumo, Ketua Satuan Tugas Perumahan sekaligus tokoh ekonomi ternama di Indonesia. Jika Prabowo Subianto terpilih kembali menjadi Presiden untuk periode kedua, target ambisius ini diyakini bisa dicapai. Lewat Program 3 Juta Rumah, Hashim menegaskan bahwa setiap tahunnya pemerintahan Prabowo bisa membangun 3 juta unit.
Dalam paparan di acara CNBC Economic Outlook 2025 yang diselenggarakan Rabu (26/2/2025), Hashim menyampaikan optimismenya untuk melanjutkan dan memperluas program ini pada periode pemerintahan kedua. "Program ini targetnya adalah 3 juta rumah dan apartemen setiap tahun. Ini bukan program 3 juta rumah, ini program 15 juta rumah dan apartemen. Kalau Presiden Prabowo diberi mandat lagi bisa dilanjut lagi 5 tahun, jadi nanti target kita 30 juta proyek rumah dan apartemen," ujar Hashim.
Fokus pada Masyarakat Berpenghasilan Rendah
Salah satu daya tarik Program 3 Juta Rumah adalah fokusnya pada peningkatan kesejahteraan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Program ini dirancang untuk memberikan akses perumahan yang layak dan terjangkau bagi masyarakat menengah ke bawah, yang sering kali terpinggirkan dari pasar perumahan komersial. Selain perumahan, program unggulan lain yang menjadi prioritas pemerintahan Prabowo adalah Program Makan Bergizi Gratis (MBG), menunjukkan komitmen pada kebutuhan dasar rakyat.
Contoh dari Negara Lain
Hashim menjelaskan bahwa program perumahan skala besar ini tidak unik untuk Indonesia. "Saya nyontek pengalaman di China, pengalaman di Jepang, pengalaman di Singapura, pengalaman di Korea Selatan, di mana di negara-negara ini perumahan menjadi satu pilar pertumbuhan ekonomi. Sampai kemarin tahun 2017, perumahan mencapai 25 persen dari GDP China," ujar Hashim.
Implikasi dari pembangunan perumahan skala besar ini diharapkan dapat menggerakkan perekonomian nasional. Dengan meningkatkan sektor konstruksi dan menambah lapangan pekerjaan, program ini diharapkan memberi dampak signifikan bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Sumber Dana Domestik dan Internasional
Ketersediaan dana untuk mendukung program ini diakui Hashim tidak menjadi masalah. Sumber dana dari dalam negeri, seperti komitmen dari Bank Indonesia sebesar Rp 130 triliun dan dukungan dari BPJS serta Surat Berharga Negara (SBN) dari Kementerian Keuangan, sudah siap untuk dialokasikan. "Saya dengar Bank Indonesia bersedia untuk menyediakan Rp 130 triliun untuk mendukung sektor perumahan. Itu keputusan Pak Perry Warjiyo (Gubernur BI) minggu lalu. Dananya semua dari dalam negeri," sebutnya.
Selain pembiayaan dari dalam negeri, investasi dari luar negeri juga mengalir deras. Beberapa negara seperti Qatar, India, Singapura, Uni Emirat Arab, hingga Turki sudah menunjukkan ketertarikan untuk menjadi bagian dari proyek besar ini. "Dana bakal ada dari investor, banyak. India bersedia, Singapura bersedia, saya baru dapat proposal dari Turki," ungkap Hashim.
Realisasi Dimulai April 2025
Langkah konkret sudah diambil dengan mengatur rencana awal untuk realisasi proyek dengan Qatar yang dijadwalkan akan dimulai pada bulan April 2025, tepat setelah perayaan Idul Fitri. Investor dari Qatar berencana membangun sebanyak 1 juta apartemen di area perkotaan. Selain itu, ada rencana membangun 3 hingga 5 juta unit apartemen dan rumah di area pedesaan dengan nilai investasi mencapai 18-20 miliar dolar atau sekitar Rp 294-327 triliun (dengan kurs Rp 16.375).
"Ini akan segera dimulai bulan April setelah lebaran. Investor dari Qatar bawa modal bangun 1 juta apartemen. Ini satu pengusaha dengan kawan-kawannya dari Qatar bawa modal untuk bangun 1 juta apartemen. Kurang lebih nilainya 18-20 miliar dollar. Nanti akan dibawa lagi dari pemerintah Qatar 3-5 apartemen dan rumah di pedesaan," jelas Hashim.

Mazroh Atul Jannah
Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.