Apa Itu Kesehatan Mental, Contoh, dan Cara Menjaganya
- Selasa, 08 April 2025

JAKARTA - Apa itu kesehatan mental? Peristiwa yang dialami seseorang dalam kehidupan dapat memberikan dampak signifikan terhadap kepribadian dan kesehatan mental mereka.
Misalnya, pengalaman masa kecil seperti pelecehan, kekerasan dalam rumah tangga, atau stres yang berlangsung lama bisa memengaruhi kondisi mental seseorang.
Ketika kesehatan mental terganggu, gangguan atau masalah mental dapat muncul, yang mempengaruhi cara seseorang berinteraksi dengan orang lain, menangani tekanan, membuat keputusan, bahkan berpotensi munculnya keinginan untuk melukai diri sendiri.
Baca Juga
Nah, untuk mengetahui lebih jauh tentang apa itu kesehatan mental, contoh, dan cara menjaganya, simak ulasan selengkapnya berikut ini.
Apa Itu Kesehatan Mental?
Apa itu kesehatan mental? Kesehatan mental merujuk pada tingkat kesejahteraan psikologis seseorang, yang berarti tidak adanya gangguan jiwa.
Secara umum, ada beberapa kondisi dalam kesehatan jiwa, seperti keadaan sehat, gangguan kecemasan, stres, dan depresi.
Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, kesehatan jiwa yang optimal adalah saat seseorang merasa tentram dan tenang secara batin, memungkinkan mereka untuk menikmati hidup sehari-hari serta menghargai orang-orang di sekitarnya.
Alasan Pentingnya Kesehatan Mental
Kesehatan mental yang terjaga pada remaja maupun orang dewasa tidak hanya mencegah munculnya gangguan mental, tetapi juga memastikan bahwa seseorang dapat menjalani kehidupan dengan lebih sejahtera dan berfungsi dengan baik di lingkungan sekitarnya.
World Health Organization (WHO) menyebutkan ada empat kriteria utama yang menjadi tanda bahwa kesehatan mental seseorang terjaga, yaitu:
Kemampuan untuk bekerja dengan produktif
Kemampuan untuk menghadapi stres dan tantangan hidup
Kemampuan untuk menggali potensi diri secara maksimal
Kemampuan untuk memberikan kontribusi kepada masyarakat sekitar
Lebih dari itu, terdapat juga sejumlah indikator yang menunjukkan bahwa kesehatan mental seseorang berada dalam kondisi yang baik, seperti rasa percaya diri saat berinteraksi dengan orang baru, optimisme dalam menjalani hidup, tidak cenderung menyalahkan diri sendiri, serta merasa bangga dengan pencapaian atau hal-hal yang dimiliki.
Menurut para ahli WHO, kesehatan merupakan suatu kesatuan yang mencakup kesejahteraan fisik, mental, dan sosial.
Oleh karena itu, penting untuk menjaga kesehatan mental, karena kondisi ini mempengaruhi kualitas hidup secara keseluruhan. Ada banyak alasan mengapa kesehatan mental perlu dijaga dengan baik, dan hal ini patut untuk kamu ketahui.
1. Mengurangi Risiko Gangguan Kecemasan
Mengenali masalah kesehatan mental sejak dini bisa membantu kita menghindari berbagai gangguan mental. Salah satunya adalah gangguan kecemasan, yang merupakan respons tubuh terhadap stres.
Meskipun alami, gangguan kecemasan dapat berdampak buruk tidak hanya pada kesehatan mental, tetapi juga fisik.
Penderita gangguan ini sering merasakan detak jantung dan pernapasan yang cepat, kepala pusing, ketegangan otot, bahkan keringat berlebih.
Oleh karena itu, menjaga kesehatan mental menjadi sangat penting agar gangguan mental bisa dihindari atau ditangani dengan baik.
2. Menjaga Suasana Hati Tetap Positif
Salah satu alasan mengapa kesehatan mental sangat penting adalah untuk menjaga suasana hati tetap stabil. Gangguan mental, seperti depresi mayor, distimia, bipolar, hingga gangguan kepribadian, dapat membuat seseorang sulit mengendalikan perasaan.
Meskipun suasana hati dapat berfluktuasi, kesehatan mental yang terjaga memungkinkan perasaan ini tetap dalam batas yang wajar, mencegah gangguan yang lebih serius.
3. Meningkatkan Kesejahteraan
Kesehatan mental yang baik berpengaruh besar terhadap kesejahteraan seseorang, baik dalam aspek fisik, ekonomi, pekerjaan, hingga pendidikan.
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa gangguan kesehatan mental yang tidak terkelola dapat berdampak buruk pada kondisi sosial dan ekonomi seseorang, sebaliknya, kesehatan mental yang terjaga dapat meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.
4. Mencegah Penyakit
Penelitian menunjukkan bahwa stres dan gangguan mental dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit serius. Misalnya, orang yang mengalami tekanan mental berisiko 32 persen lebih tinggi meninggal akibat kanker.
Depresi juga sering dikaitkan dengan penyakit jantung koroner, sementara skizofrenia dapat meningkatkan risiko kematian akibat masalah jantung dan pernapasan hingga tiga kali lipat.
Selain itu, orang dengan kesehatan mental yang buruk cenderung lebih sulit untuk mengubah kebiasaan tidak sehat seperti pola makan yang buruk, merokok, atau mengonsumsi alkohol, yang memperburuk risiko penyakit kronis.
Gejala Gangguan Kesehatan Mental
Sebenarnya, ada berbagai jenis gangguan kesehatan mental yang dapat memengaruhi seseorang.
Beberapa gangguan mental yang umum dijumpai antara lain kecemasan, gangguan stres pasca trauma (PTSD), depresi, gangguan bipolar, gangguan obsesif-kompulsif (OCD), dan psikosis.
Selain itu, terdapat juga gangguan mental yang hanya terjadi pada kondisi atau kelompok tertentu, seperti postpartum depression yang hanya menyerang ibu setelah melahirkan.
Meskipun gangguan kesehatan mental ini memiliki beragam jenis, ada beberapa gejala umum yang sering muncul pada penderita. Gangguan ini tidak hanya mempengaruhi kesehatan mental, tetapi juga dapat berdampak pada kondisi fisik.
Inilah sebabnya banyak penderita gangguan mental yang merasakan gejala-gejala yang mengganggu aktivitas sehari-hari mereka.
Gejala tersebut dapat berupa perubahan suasana hati, kebiasaan, penarikan diri dari kehidupan sosial, bahkan perubahan kepribadian.
Berikut adalah beberapa ciri-ciri umum yang dapat menunjukkan seseorang mengalami gangguan kesehatan mental:
Sering merasa cemas, takut, dan bingung
Mengalami pengalaman buruk yang sulit dilupakan
Mengalami halusinasi, delusi, atau perasaan paranoia
Kesulitan berkonsentrasi
Merasa sedih atau tertekan dalam waktu lama, kadang tanpa alasan yang jelas
Tidak peduli dengan lingkungan sekitar atau merasa mati rasa
Mengalami gangguan tidur, merasa lelah berlebihan, dan kekurangan energi
Mudah marah dan sangat sensitif
Merasa tak berdaya atau putus asa
Terus-menerus dihantui perasaan bersalah atau rasa khawatir yang berlebihan
Mengalami perubahan suasana hati yang drastis
Cenderung menarik diri dari lingkungan sosial
Tidak mampu mengatasi masalah sehari-hari atau stres
Memiliki pikiran untuk bunuh diri
Namun, seseorang yang mengalami salah satu dari gejala-gejala di atas belum tentu didiagnosis mengalami gangguan mental.
Jika gejala-gejala tersebut cukup berat dan mengganggu pekerjaan, hubungan dengan orang lain, atau aktivitas sehari-hari, penting untuk berkonsultasi dengan seorang profesional, seperti psikolog atau psikiater.
Dokter atau psikolog akan melakukan pemeriksaan medis terkait kesehatan mental untuk menentukan apakah seseorang menderita gangguan jiwa.
Berdasarkan hasil pemeriksaan, jenis gangguan jiwa yang dialami akan diketahui, sehingga perawatan yang tepat, seperti psikoterapi atau pemberian obat-obatan, dapat diberikan.
Jenis dan Contoh Gangguan Kesehatan Mental
1. Penyakit Mental Psikotik
Penyakit mental psikosis atau psikotik adalah kondisi yang membuat penderitanya kesulitan dalam membedakan antara kenyataan dan halusinasi.
Orang yang mengalami kondisi ini dapat mendengar atau melihat hal-hal yang sebenarnya tidak ada, yang dikenal sebagai halusinasi.
Selain itu, penderita psikotik sering kali mempercayai hal-hal yang sebenarnya tidak benar, yang disebut delusi. Beberapa contoh penyakit mental yang termasuk dalam kategori psikotik antara lain:
-Gangguan waham
-Skizofrenia
-Gangguan bipolar
-Depresi berat dengan gejala psikotik
2. Penyakit Mental Nonpsikotik
Berbeda dengan penyakit mental psikotik, penyakit mental nonpsikotik tidak menyebabkan gangguan dalam membedakan kenyataan.
Namun, penderita gangguan ini sering kali memiliki pola pikir yang bertentangan dengan norma atau hukum yang berlaku, atau mereka mungkin mengalami gangguan perasaan.
Penyakit mental nonpsikotik umumnya terkait erat dengan stres atau trauma yang dialami seseorang. Beberapa contoh penyakit mental nonpsikotik meliputi:
-Fobia
-Serangan panik
-Obsessive-compulsive disorder (OCD)
-Depresi
-Gangguan kepribadian, seperti kepribadian antisosial
-Gangguan kecemasan umum
Diagnosis Gangguan Kesehatan Mental
Psikiater akan melakukan evaluasi medis terkait kesehatan jiwa dengan wawancara kepada pasien atau keluarganya untuk mengidentifikasi jenis gangguan mental yang dialami. Pertanyaan yang sering diajukan meliputi:
Gejala yang dirasakan, kapan mulai muncul, dan bagaimana dampaknya terhadap aktivitas sehari-hari
Riwayat penyakit mental yang dialami oleh pasien dan anggota keluarga
Pengalaman traumatis atau peristiwa masa lalu yang mungkin memengaruhi kondisi mental
Obat-obatan atau suplemen yang sedang atau pernah dikonsumsi
Selain wawancara, dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik dan tes penunjang untuk memastikan bahwa tidak ada penyakit fisik lain yang menyebabkan gejala.
Jika diperlukan, pemeriksaan tambahan seperti skrining untuk alkohol dan obat-obatan, tes fungsi tiroid, atau CT scan otak akan dilakukan untuk mendeteksi adanya kelainan fisik pada otak.
Setelah kemungkinan penyakit lain dapat dikesampingkan, dokter akan memberikan pengobatan dan rencana terapi untuk membantu pasien mengelola emosi mereka.
Dampak dan Komplikasi Gangguan Mental
-Terisolasi dari kehidupan sosial
-Kecanduan rokok, alkohol, atau NAPZA
-Perasaan tidak bahagia atau kehilangan makna hidup
-Terjadi konflik dengan anggota keluarga
-Kesulitan dalam membangun hubungan dengan orang lain
-Munculnya keinginan untuk mencelakai diri sendiri atau orang lain
-Terlibat dalam masalah hukum dan keuangan
-Rentan terhadap penyakit akibat penurunan sistem kekebalan tubuh
-Penurunan rasa kebahagiaan dan hilangnya kenikmatan hidup
-Isolasi sosial yang semakin mendalam
-Sering bolos kerja atau sekolah, serta masalah terkait pekerjaan atau pendidikan
-Penyakit jantung dan kondisi medis lainnya
-Sistem kekebalan tubuh yang melemah, menyulitkan tubuh untuk melawan infeksi
Langkah dan Cara Pencegahan Gangguan Kesehatan Mental
-Makan teratur, olahraga rutin, dan kelola stres dengan baik
-Tidur dan bangun teratur pada waktu yang sama setiap hari
-Jangan merokok dan menggunakan NAPZA
-Berpartisipasi aktif dalam pergaulan dan aktivitas yang disenangi
-Batasi konsumsi minuman beralkohol dan minuman berkafein
-Berbagilah dengan keluarga dan teman saat menghadapi masalah
-Konsumsi obat-obatan yang diresepkan dokter, sesuai dosis dan aturan pakai
-Segera ke dokter bila muncul gejala gangguan mental
Pengobatan Gangguan Mental
1. Psikoterapi
Terapi bicara yang membantu pengidap untuk mengungkapkan perasaan dan mendapatkan saran dari psikiater. Dalam psikoterapi, psikiater akan membimbing pengidap untuk mengontrol perasaannya.
Terapi ini sering kali digabungkan dengan perawatan obat-obatan dan terbukti sangat efektif dalam mengobati gangguan mental.
Beberapa contoh psikoterapi yang digunakan adalah exposure therapy, dialectical behavior therapy, cognitive behavioral therapy, dan lainnya.
2. Obat-obatan
Obat-obatan yang digunakan untuk mempengaruhi senyawa kimia di otak. Obat-obatan ini termasuk golongan selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI), antidepresan trisiklik, dan serotonin-norepinephrine reuptake inhibitor (SNRIs).
Obat-obatan ini sering dikombinasikan dengan psikoterapi untuk hasil yang lebih efektif.
3. Rawat inap
Diperlukan jika pasien membutuhkan pemantauan ketat terhadap gejala penyakit mentalnya atau mengalami keadaan darurat psikiatri, seperti percobaan bunuh diri.
4. Support group
Kelompok pendukung yang terdiri dari individu dengan gangguan mental serupa atau mereka yang telah menguasai cara mengelola emosi. Dalam kelompok ini, mereka berbagi pengalaman dan saling memberikan bimbingan untuk proses pemulihan.
5. Stimulasi otak
Berbagai terapi stimulasi otak, seperti stimulasi magnetik transkranial, stimulasi otak dalam, terapi elektrokonvulsif, dan stimulasi saraf vagus, yang dapat digunakan sebagai bagian dari pengobatan gangguan mental.
6. Pengobatan terhadap penyalahgunaan zat: Terapi untuk individu yang mengalami gangguan mental akibat ketergantungan pada narkoba atau alkohol.
7. Membuat rencana bagi diri sendiri
Menyusun gaya hidup dan kebiasaan sehari-hari untuk mendukung proses pemulihan. Ini termasuk memantau kesehatan, mengenali pemicu penyakit mental, dan memperbaiki kebiasaan yang dapat memperburuk kondisi.
Jika diperlukan, pasien juga dapat membaca berbagai artikel dan makalah tentang kesehatan mental untuk mendukung proses pemulihannya.
Kapan Harus ke Dokter?
Jika kamu mengalami gejala gangguan kesehatan mental yang mengganggu aktivitas sehari-hari, sebaiknya konsultasikan dengan dokter spesialis kesehatan jiwa (psikiater).
Jika ada orang di sekitarmu yang menunjukkan gejala gangguan mental, coba ajak dia untuk berbicara secara baik-baik tentang apa yang sedang dialaminya. Dorong dia untuk menemui psikiater jika diperlukan.
Jika seseorang menunjukkan tanda-tanda ingin melukai diri sendiri atau orang lain, atau bahkan memiliki pikiran untuk bunuh diri, segera bawa dia ke IGD rumah sakit jiwa.
Pastikan untuk tetap bersamanya atau hubungi teman serta nomor darurat yang tersedia.
Hubungan Kesehatan Mental dengan Kesehatan Fisik
Charles Goodstein, seorang profesor psikiater klinis di New York University’s Langone School of Medicine, menjelaskan bahwa otak manusia sangat terkait dengan sistem endokrin yang berfungsi melepaskan hormon.
Hormon-hormon ini memiliki pengaruh besar terhadap kesehatan mental. Pikiran dan perasaan kita dapat mempengaruhi produksi hormon, yang selanjutnya dapat mengganggu kinerja organ tubuh.
Ia juga menyebutkan bahwa banyak pasien yang datang ke dokter dengan keluhan seperti pusing, kelelahan, hingga masalah perut, yang ternyata disebabkan oleh depresi.
Istilah psikosomatis digunakan untuk menggambarkan kondisi fisik yang disebabkan atau diperburuk oleh faktor mental, seperti stres atau depresi.
Misalnya, seseorang yang biasanya tidak mengalami masalah dengan asam lambung, tiba-tiba merasakan nyeri di ulu hati atau GERD akibat kelelahan atau stres yang berlebihan.
Psikosomatis dapat muncul dalam berbagai bentuk, seperti diare, pusing yang tidak kunjung hilang, dan sebagainya. Berikut adalah beberapa contoh hubungan antara kesehatan mental dan fisik:
Pekerjaan yang berat akan terasa lebih mudah jika seseorang sudah cukup beristirahat sebelumnya.
Depresi dapat meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit serius seperti diabetes, penyakit jantung, stroke, dan kanker, karena gangguan mental dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh. Kebiasaan yang terkait dengan depresi, seperti kurangnya aktivitas fisik dan penurunan nafsu makan, juga berisiko memperburuk kesehatan.
Seseorang yang mengalami depresi atau gangguan mental sering merasa mudah lelah, mengalami konstipasi, tidak nafsu makan, sulit tidur, dan berisiko mengalami dampak fisik lainnya.
Trauma kekerasan pada masa anak-anak dapat berdampak serius pada perkembangan otak anak.
Orang yang mengalami kecemasan (anxiety) memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami masalah fisik, seperti tekanan darah tinggi.
Kemarahan yang berlebihan dapat berdampak buruk pada kesehatan jantung.
Selain itu, pola makan yang sehat juga dapat memperbaiki suasana hati (mood) seseorang dan memberikan dampak positif terhadap kesejahteraan mental dan fisik.
Cara Menjaga Kesehatan Mental
-Ucapkan kata-kata positif pada diri sendiri
-Catat hal-hal yang patut disyukuri
-Pilih informasi dengan lebih bijak
-Berhenti dari kebiasaan buruk
-Fokus pada satu hal dalam satu waktu
-Lakukan olahraga untuk meningkatkan daya tahan tubuh
-Konsumsi makanan bergizi
-Buka diri kepada orang lain
-Lakukan kebaikan untuk orang lain
-Luangkan waktu untuk istirahat
-Tidur dengan waktu yang cukup
-Jaga komunikasi dengan keluarga dan teman-teman
Sebagai penutup, jadi, apa itu kesehatan mental? Menjaga kesehatan mental sangat penting agar kita dapat menjalani hidup dengan lebih seimbang dan bahagia.

Muhammad Anan Ardiyan
Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.