Sinergi Petani dan PPL Jadi Kunci Sukses Pendistribusian Pupuk Bersubsidi di Kabupaten Katingan
- Senin, 05 Mei 2025

JAKARTA – Persoalan distribusi pupuk bersubsidi di Kabupaten Katingan, terutama di wilayah Kecamatan Katingan Kuala dan Mendawai, membutuhkan sinergi yang erat antara petani dan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL). Hal ini disampaikan oleh Yudea Pratidina, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Katingan, yang menekankan pentingnya kolaborasi antara petani dan PPL agar distribusi pupuk bersubsidi dapat berjalan lancar.
Dalam pernyataannya yang disampaikan kepada awak media di ruang loby DPRD Kabupaten Katingan, Yudea menjelaskan bahwa pendistribusian pupuk bersubsidi bukanlah hal yang mudah, terutama di wilayah selatan Kabupaten Katingan. Menurutnya, petani yang membutuhkan pupuk harus mendapatkan perhatian khusus dari pabrik, mengingat kondisi geografis yang mempengaruhi biaya transportasi. "Rumit dalam arti mereka harus ditangani secara ekstra oleh pabrik. Makanya di sana ada tambahan subsidinya," ungkap Yudea.
Tantangan Distribusi Pupuk di Wilayah Selatan
Baca JugaHarga BBM Turun Serentak di SPBU Pertamina, Shell, BP, dan Vivo per Mei 2025: Berikut Rinciannya
Distribusi pupuk bersubsidi di wilayah selatan Kabupaten Katingan mengalami tantangan tersendiri. Yudea menjelaskan bahwa tambahan biaya transportasi dari Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), menuju kios penjualan pupuk di Pegatan, Kecamatan Katingan Kuala, menjadi faktor utama kenaikan harga pupuk bersubsidi di daerah tersebut. Selain itu, dari Pegatan, pupuk harus didistribusikan lagi ke desa-desa di Kecamatan Katingan Kuala dan Mendawai, yang memerlukan biaya tambahan.
"Kami berharap seluruh petani memahami situasi ini, karena biaya transportasi yang tinggi mempengaruhi harga jual pupuk bersubsidi di daerah ini. Hal ini memang harus dimaklumi oleh semua petani," jelas Yudea.
Pupuk Bersubsidi untuk Petani Padi Murni
Yudea juga mengingatkan kepada pemilik kios pupuk bersubsidi untuk menjual pupuk hanya kepada petani padi murni, sesuai dengan peruntukan pupuk bersubsidi tersebut. “Pupuk bersubsidi ini peruntukannya hanya untuk petani padi. Jadi, kami harap pemilik kios bisa memastikan bahwa hanya petani padi yang benar-benar membutuhkan yang mendapatkan pupuk ini,” tegasnya.
Tujuan dari kebijakan ini, menurut Yudea, adalah untuk membantu petani di Kabupaten Katingan, guna meningkatkan hasil pertanian mereka sekaligus meningkatkan kesejahteraan. “Kami ingin mendukung petani agar hasil pertanian mereka lebih optimal dan pada akhirnya kesejahteraan petani meningkat,” kata anggota DPRD dari PDI Perjuangan ini.
Peningkatan Hasil Pertanian dan Surplus Beras di Katingan
Selain soal distribusi pupuk, Yudea juga memberikan apresiasi atas peningkatan hasil pertanian yang tercatat di Kabupaten Katingan. Ia menyebutkan bahwa hasil panen petani pada tahun 2024 hingga 2025 mengalami peningkatan yang signifikan. Bahkan, surplus beras yang diproduksi oleh petani Katingan juga turut meningkat.
“Kami sangat bersyukur dengan hasil pertanian kita. Tahun ini, petani mengalami peningkatan hasil panen, bahkan surplus beras kita pun meningkat. Ini adalah perkembangan yang sangat positif bagi pertanian di Kabupaten Katingan,” ujar Yudea dengan bangga.
Peningkatan hasil pertanian ini juga berdampak positif terhadap harga gabah yang ditetapkan oleh PT Bulog Palangka Raya. Menurut Yudea, PT Bulog bahkan telah melakukan pembelian gabah langsung dari petani di wilayah Kecamatan Katingan Kuala dengan harga sekitar Rp 6.500 per kilogram.
Pembelian Gabah Langsung oleh PT Bulog
Pada kesempatan tersebut, Yudea menjelaskan bahwa PT Bulog telah turun langsung ke lapangan untuk membeli gabah dari petani dengan harga yang lebih tinggi. "Harga gabah yang ditetapkan oleh PT Bulog adalah Rp 6.500 per kilogram. Ini adalah harga yang dapat digunakan sebagai Harga Eceran Pembelian (HEP), yang artinya jika pengepul ingin membeli gabah dari petani, mereka harus membeli dengan harga minimal tersebut,” ujarnya.
Lebih lanjut, Yudea juga menegaskan bahwa jika gabah yang dijual kepada pengepul tidak terjual dengan harga tersebut, PT Bulog siap untuk membeli gabah tersebut dengan harga Rp 6.500 per kilogram, berapapun jumlah yang tersedia. “PT Bulog siap membeli gabah dari petani dengan harga Rp 6.500 per kilogram, berapapun banyaknya stok yang ada,” tegas Yudea.
Langkah ini, menurutnya, merupakan bagian dari upaya untuk menjaga kestabilan harga gabah dan memberikan keuntungan yang lebih baik bagi petani. Yudea berharap kebijakan ini dapat memberikan dampak positif bagi sektor pertanian di Kabupaten Katingan.
Peran DPRD dalam Mendukung Pertanian Lokal
Yudea juga menyampaikan bahwa DPRD Kabupaten Katingan terus berkomitmen untuk mendukung perkembangan sektor pertanian di daerah ini. Ia berharap bahwa dengan adanya sinergi antara pemerintah, petani, dan pihak terkait lainnya, sektor pertanian di Kabupaten Katingan akan terus berkembang.
“Sebagai anggota DPRD, kami akan terus berusaha untuk mendukung petani melalui kebijakan yang tepat. Kami juga akan mendorong pemerintah daerah untuk memfasilitasi petani dengan berbagai program yang dapat meningkatkan kesejahteraan mereka,” tutup Yudea.
Harapan untuk Masa Depan Pertanian di Kabupaten Katingan
Dengan adanya sinergi antara petani, PPL, dan pemerintah, Yudea yakin bahwa sektor pertanian di Kabupaten Katingan akan terus berkembang. Peningkatan hasil pertanian yang signifikan, serta kebijakan yang mendukung kesejahteraan petani, diharapkan dapat menjadikan Kabupaten Katingan sebagai salah satu daerah penghasil pangan utama di Kalimantan Tengah.
Para petani di Kabupaten Katingan kini dihadapkan pada tantangan dan peluang yang besar. Dengan dukungan yang terus mengalir dari pemerintah dan berbagai pihak, sektor pertanian di Katingan diharapkan mampu memberikan kontribusi besar terhadap ketahanan pangan di Indonesia, sekaligus meningkatkan kesejahteraan para petani lokal.

Mazroh Atul Jannah
Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.