Indonesia Percepat Teknologi Bersih Batu Bara untuk Dukung Transisi Energi ASEAN

Indonesia Percepat Teknologi Bersih Batu Bara untuk Dukung Transisi Energi ASEAN
Indonesia Percepat Teknologi Bersih Batu Bara untuk Dukung Transisi Energi ASEAN

JAKARTA - Pemerintah Indonesia menegaskan komitmennya dalam mempercepat implementasi teknologi bersih batubara sebagai bagian dari strategi transisi energi yang berkelanjutan, seiring peran penting batubara dalam menopang sistem energi kawasan ASEAN. Hal ini disampaikan dalam 23rd ASEAN Forum on Coal (AFOC) Council Meeting yang digelar di Sentul, Bogor.

Forum yang dihadiri perwakilan negara-negara anggota ASEAN ini menjadi ruang diskusi strategis dalam membahas masa depan energi di Asia Tenggara, khususnya terkait pemanfaatan batubara di tengah tuntutan pengurangan emisi karbon global.

Indonesia, sebagaimana tercantum dalam dokumen ASEAN Plan of Action for Energy Cooperation (APAEC) Phase II 2021–2025 dan ASEAN Energy Outlook ke-8, masih menempatkan batubara sebagai komponen utama dalam bauran energi nasional dan kawasan. Namun demikian, pemerintah menyadari bahwa ketergantungan ini harus diimbangi dengan upaya serius dalam mengurangi emisi karbon melalui teknologi dan inovasi.

Baca Juga

Pemulihan Listrik di Bali Usai Blackout Dinilai Lebih Cepat dari Eropa, Pakar Kebijakan Apresiasi Respons Cepat PLN

Komitmen terhadap Transisi Energi Rendah Karbon

Sekretaris Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ida Nuryatin Finahari, dalam sambutannya menggarisbawahi pentingnya kolaborasi antarnegara dan lintas sektor untuk mewujudkan transisi energi yang inklusif dan berkelanjutan.

“Ketersediaan, aksesibilitas, dan keterjangkauan batubara dan gas masih belum tertandingi dibandingkan sumber energi lainnya,” ujar Ida.

Namun, ia menegaskan bahwa pemanfaatan batubara harus tetap sejalan dengan target pengurangan emisi karbon sebagaimana mandat dari Deklarasi Penguatan Konektivitas Rantai Pasok Kawasan oleh para pemimpin ASEAN yang disahkan pada Oktober 2024 di Vientiane, Laos.

“Kami telah berkomitmen untuk mencapai net zero emission pada tahun 2060,” tegas Ida.

Strategi Teknologi Bersih Batu Bara

Pemerintah Indonesia saat ini tengah menerapkan serangkaian strategi guna mendukung pengurangan emisi dari sektor energi fosil. Teknologi yang sedang dikembangkan dan diimplementasikan antara lain adalah:

Retrofit Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU): Modernisasi pembangkit lama agar lebih efisien dan ramah lingkungan.

Co-firing Biomassa: Penggunaan bahan bakar biomassa bersama batubara pada PLTU untuk menurunkan emisi karbon.

Penggunaan Amonia Hijau (Green Ammonia/NH3): Sebagai bahan bakar alternatif rendah emisi.

Carbon Capture and Storage (CCS): Teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon untuk mengurangi emisi dari pembakaran bahan bakar fosil.

"Melalui promosi dan distribusi manufaktur, mendorong perdagangan dan investasi produk ramah lingkungan, serta mempercepat implementasi teknologi bersih, kita optimistis bisa mencapai target jangka panjang pengurangan emisi,” kata Ida.

Proyeksi Kebutuhan dan Perubahan Bauran Energi

Kebutuhan batubara nasional diperkirakan akan mencapai puncaknya pada angka 270 juta ton pada tahun 2036, sebelum kemudian menurun secara bertahap hingga menjadi 248 juta ton pada tahun 2060. Perubahan signifikan juga diprediksi terjadi dalam bauran energi nasional.

Pada akhir 2025, bauran energi Indonesia masih didominasi oleh energi fosil sebesar 84%, sementara energi terbarukan menyumbang 15,9%. Namun, pada tahun 2060, proporsinya diproyeksikan berubah drastis, dengan energi terbarukan meningkat menjadi 73,6%, dan energi fosil menurun tajam.

“Transisi ini menuntut kesiapan infrastruktur, investasi, serta sinergi antarpihak,” jelasnya.

Kolaborasi ASEAN dan Mitra Global

Indonesia juga menyoroti pentingnya memperkuat kerja sama regional dan global dalam mempercepat transisi energi. Dalam forum AFOC tersebut, pemerintah mendorong kolaborasi aktif dengan sejumlah mitra internasional seperti Global CCS Institute, Japan Coal Energy Center (JCOAL), Economic Research Institute for ASEAN and East Asia (ERIA), Future Coal, dan CETERI.

“Keberhasilan transisi energi membutuhkan sinergi antara pemerintah, pelaku industri, akademisi, dan masyarakat. Bersama, kita bisa membangun sistem energi yang lebih hijau, berkelanjutan, dan terjangkau,” pungkas Ida.

Peran Strategis Forum AFOC

Forum AFOC menjadi salah satu platform penting dalam menyatukan pandangan negara-negara ASEAN terhadap masa depan energi kawasan. Dalam forum tersebut, dibahas pula kebijakan bersama, strategi peningkatan efisiensi energi, dan cara-cara memperkuat ketahanan energi melalui inovasi dan investasi berkelanjutan.

Kementerian ESDM bersama ASEAN Centre for Energy (ACE) dan Sekretariat ASEAN bertindak sebagai penyelenggara kegiatan, yang turut dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, termasuk perwakilan industri energi, organisasi riset, dan mitra pembangunan internasional.

Tantangan dan Peluang di Masa Depan

Meski jalan menuju dekarbonisasi sektor energi penuh tantangan, pemerintah Indonesia tetap optimistis. Transformasi energi bukan hanya soal penggantian sumber daya, tetapi juga tentang membangun sistem yang inklusif dan adil bagi seluruh lapisan masyarakat.

Ida menyebut bahwa pengembangan teknologi batubara bersih akan terus menjadi bagian dari roadmap energi nasional, terutama selama fase transisi menuju dominasi energi terbarukan.

“Kita tidak bisa menghilangkan batubara secara instan, tetapi kita bisa meminimalkan dampaknya dengan teknologi yang tepat. Ini adalah langkah realistis dan bertanggung jawab,” tuturnya.

Sebagai salah satu negara dengan cadangan batubara terbesar di dunia, Indonesia menyadari peran strategisnya dalam memastikan keamanan energi regional. Namun, dengan komitmen menuju net zero emission tahun 2060, Indonesia mengambil langkah progresif melalui adopsi teknologi bersih batubara dan memperluas bauran energi terbarukan.

Langkah ini tidak hanya mendukung ketahanan energi nasional, tetapi juga menjadikan Indonesia sebagai pionir transisi energi berkelanjutan di kawasan ASEAN. Dalam semangat kolaborasi dan inovasi, masa depan energi bersih di Asia Tenggara kini menjadi peluang yang semakin nyata.

Mazroh Atul Jannah

Mazroh Atul Jannah

Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Distribusi BBM Subsidi Terkendali, Pertamina Patra Niaga Optimis Capai Efisiensi Hingga Akhir 2025

Distribusi BBM Subsidi Terkendali, Pertamina Patra Niaga Optimis Capai Efisiensi Hingga Akhir 2025

Kelangkaan Gas Elpiji 3 Kg di Pesisir Bontang: Warga Terpaksa Kembali ke Kayu Bakar, Wawali Desak Penambahan Pasokan

Kelangkaan Gas Elpiji 3 Kg di Pesisir Bontang: Warga Terpaksa Kembali ke Kayu Bakar, Wawali Desak Penambahan Pasokan

PLN Pulihkan Total Listrik Bali Usai Gangguan, Tingkatkan Keandalan Sistem Jawa-Bali

PLN Pulihkan Total Listrik Bali Usai Gangguan, Tingkatkan Keandalan Sistem Jawa-Bali

Harga Batu Bara Dunia Melonjak, Saham Energi di Bursa Indonesia Ikut Membara hingga Naik 23,5 Persen

Harga Batu Bara Dunia Melonjak, Saham Energi di Bursa Indonesia Ikut Membara hingga Naik 23,5 Persen

Desa Keliki Bali Manfaatkan Teknologi Energi Surya untuk Kemandirian Energi dan Pemberdayaan Masyarakat

Desa Keliki Bali Manfaatkan Teknologi Energi Surya untuk Kemandirian Energi dan Pemberdayaan Masyarakat