IHSG Bergerak Dinamis di Level 7.065, Saham PTBA, PTPP, dan BRMS Jadi Pilihan Investor Jelang Data Ekonomi
- Selasa, 03 Juni 2025

JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mencatatkan penurunan signifikan pada perdagangan, Selas 03 Juni 2025. IHSG melemah 1,54% ke level 7.065,08, terdorong oleh aksi jual investor asing yang mencapai nilai jual bersih (net sell) sebesar Rp 2,8 triliun. Angka ini merupakan nilai net sell terbesar sejak 16 April 2025 dan menjadi sinyal bahwa IHSG masih sangat rentan terhadap fluktuasi pasar, khususnya menjelang libur panjang Idul Fitri dan pengumuman data ekonomi penting yang akan datang.
Tekanan Aksi Jual Asing Jadi Faktor Utama Penurunan IHSG
Aksi jual asing yang masif ini menjadi sorotan utama dalam pelemahan IHSG. Investor asing secara konsisten melakukan penjualan saham dalam jumlah besar, yang menimbulkan tekanan jual (selling pressure) terhadap pasar saham domestik. Investor domestik pun terlihat berhati-hati menanggapi kondisi ini karena ketidakpastian yang terus membayangi pasar.
Baca JugaBesok Berlaku, Aturan Baru Pajak Barang Bawaan Penumpang dari Luar Negeri: Simak Perubahannya
“Tekanan jual asing yang sebesar Rp 2,8 triliun merupakan volume terbesar dalam hampir dua bulan terakhir, memperlihatkan sentimen kehati-hatian investor asing terhadap pasar saham Indonesia,” ujar Rio Febrian, Analis dari Phintraco Sekuritas.
Sentimen Ekonomi Domestik dan Global Masih Jadi Penentu
Menurut Rio Febrian, pergerakan IHSG saat ini dipengaruhi kombinasi sentimen ekonomi domestik dan global. Dalam jangka pendek, IHSG diprediksi akan menguji resistance di level 6.920 setelah terbentuknya pola golden cross pada pivot level 6.880 pada indikator Stochastic RSI. Namun, dinamika pasar masih dipengaruhi oleh rilis data pertumbuhan ekonomi Indonesia yang akan diumumkan pekan ini serta kebijakan moneter The Fed yang juga dinantikan para pelaku pasar global.
“Rilis data ekonomi Indonesia dan sentimen dari The Fed dapat menggerakkan pasar ke arah yang cukup dinamis, sehingga investor perlu waspada,” tambah Rio.
Menunggu Data Pertumbuhan Ekonomi Kuartal I-2024
Kondisi eksternal juga menjadi faktor utama yang membayangi pasar. Pasar menanti pengumuman data pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk kuartal I-2024 yang dijadwalkan rilis pada Senin, 06 Mei 2025. Kementerian Keuangan memproyeksikan angka pertumbuhan ekonomi tahunan mencapai 5,17%, sedikit lebih tinggi dari konsensus pasar yang memprediksi sekitar 5%.
“Jika realisasi data pertumbuhan ekonomi bisa melampaui konsensus, hal ini bisa menjadi katalis positif bagi pergerakan IHSG dan meningkatkan sentimen investor,” jelas Nurwachidah, Equity Research dari Phintraco Sekuritas.
Rekomendasi Saham Hari Ini: Peluang di Tengah Tekanan Pasar
Meskipun IHSG tengah mengalami tekanan, sejumlah saham tetap menjadi pilihan menarik bagi investor yang ingin memanfaatkan peluang dalam kondisi pasar yang volatil. Berikut ini beberapa rekomendasi saham dari para analis:
-Sido Muncul (SIDO)
Analis Joshua Marcius dari Phillip Sekuritas Indonesia menyarankan strategi "wait and see" untuk saham Sido Muncul, dengan level support di Rp 530 dan resistance di Rp 690. Investor diimbau untuk menunggu konfirmasi arah pergerakan harga sebelum melakukan pembelian.
-Bumi Resources Minerals (BRMS)
Herditya Wicaksana dari MNC Sekuritas memberikan rekomendasi "speculative buy" pada saham BRMS, dengan support di Rp 366 dan resistance di Rp 430. Saham ini dianggap berpotensi kenaikan jangka pendek bagi investor yang siap menerima risiko.
-Triputra Agro Persada (TAPG)
Kiswoyo Adi Joe dari Nawasena Abhipraya Investama merekomendasikan "buy" untuk saham TAPG, dengan support di Rp 780 dan resistance di Rp 900, didasarkan pada prospek bisnis dan fundamental perusahaan yang solid.
-PT PP (PTPP)
Nafan Aji Gusta Utama dari Mirae Asset Sekuritas menyarankan "accumulate buy" pada saham PT PP, dengan target harga Rp 620. Saham sektor konstruksi ini diperkirakan akan mendapat sentimen positif dari proyek-proyek infrastruktur pemerintah.
-Bukit Asam (PTBA)
Farras Farhan dari Samuel Sekuritas juga memberikan rekomendasi "buy" untuk PTBA dengan target harga di Rp 3.200, seiring dengan prospek cerah sektor energi dan batu bara nasional.
-Amman Mineral Internasional (AMMN)
Oktavianus Audi dari Kiwoom Sekuritas merekomendasikan "trading buy" dengan target harga Rp 10.200, menyarankan strategi trading jangka pendek untuk saham AMMN.
Outlook IHSG: Fluktuasi dengan Potensi Penguatan Terbatas
Memasuki pekan ini, analis BNI Sekuritas, Herditya Wicaksana, memproyeksikan IHSG akan bergerak fluktuatif dengan rentang support di level 7.077 dan resistance di level 7.191. Herditya menyebutkan bahwa sentimen pasar utama masih akan datang dari perilisan angka pertumbuhan ekonomi Indonesia, neraca perdagangan, serta data inflasi China yang juga sangat diperhatikan oleh investor global.
“Sektor yang masih menarik untuk dicermati adalah perbankan, barang konsumsi, dan infrastruktur. Saham-saham seperti BBCA, BBRI, BMRI, INDF, dan ICBP diperkirakan masih memiliki potensi upside,” kata Herditya.
Namun demikian, Herditya mengingatkan agar investor tetap waspada terhadap potensi koreksi pasar dan menjaga manajemen risiko dengan ketat agar tidak terjebak pada volatilitas pasar yang tinggi menjelang masa libur panjang.
Strategi Investasi di Tengah Ketidakpastian Pasar
Menghadapi kondisi pasar yang masih bergejolak, para analis menekankan pentingnya keputusan investasi yang didasarkan pada analisis fundamental dan teknikal yang matang. Selain itu, diversifikasi portofolio dan pengelolaan risiko menjadi kunci utama agar terhindar dari kerugian besar saat terjadi gejolak pasar mendadak.
“Kondisi pasar saat ini menuntut investor untuk tetap cermat dan strategis dalam mengambil keputusan. Jangan sampai terpengaruh sentimen sesaat dan pastikan investasi dilakukan dengan analisis yang solid,” tutup Rio Febrian dari Phintraco Sekuritas.

Mazroh Atul Jannah
Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.