Harga Sembako di Jawa Timur Hari Ini 13 Juni 2025: Cabai Besar dan Keriting Turun, Rawit Naik, Ini Daftarnya Lengkap
- Jumat, 13 Juni 2025

JAKARTA - Harga kebutuhan pokok atau sembako di sejumlah pasar tradisional Jawa Timur kembali mengalami fluktuasi hari ini. Berdasarkan data resmi Sistem Informasi Ketersediaan dan Perkembangan Harga Bahan Pokok (Siskaperbapo) Jawa Timur, Jumat, 13 Juni 2025, harga sejumlah bahan pangan mengalami perubahan, khususnya pada komoditas cabai.
Diketahui, harga cabai merah besar dan cabai keriting mengalami penurunan, sementara cabai rawit merah justru mengalami kenaikan harga. Sementara itu, untuk bahan pokok lainnya seperti beras, minyak goreng, daging, telur, hingga gula pasir cenderung stabil.
Fluktuasi harga sembako menjadi informasi penting bagi masyarakat, khususnya bagi kalangan rumah tangga dan pelaku usaha kuliner, karena akan mempengaruhi pengeluaran harian maupun harga jual produk makanan.
Baca JugaPerbandingan Lengkap iPhone 13 Pro dan iPhone 13: Harga Turun, Kualitas Beda, Ini Ulasannya
Harga Sembako Jawa Timur Hari Ini
Berikut daftar lengkap harga rata-rata sembako di Jawa Timur berdasarkan pembaruan data per Jumat, 13 Juni 2025, pukul 10.19 WIB:
Bahan Pokok Utama:
Beras premium: Rp 14.662/kg
Beras medium: Rp 12.605/kg
Gula kristal putih: Rp 16.906/kg
Minyak goreng curah: Rp 18.511/kg
Minyak goreng kemasan premium: Rp 20.035/liter
Minyak goreng kemasan sederhana: Rp 17.340/liter
Minyak goreng Minyakita: Rp 16.517/liter
Produk Daging dan Telur:
Daging sapi paha belakang: Rp 118.929/kg
Daging ayam ras: Rp 31.136/kg
Daging ayam kampung: Rp 67.759/kg
Telur ayam ras: Rp 26.336/kg
Telur ayam kampung: Rp 46.547/kg
Produk Susu:
Susu kental manis Bendera (370 gr): Rp 12.433/kaleng
Susu kental manis Indomilk (370 gr): Rp 12.321/kaleng
Susu bubuk Bendera (400 gr): Rp 41.355/dos
Susu bubuk Indomilk (400 gr): Rp 40.221/dos
Bumbu Dapur:
Garam bata: Rp 1.590
Garam halus: Rp 9.427/kg
Bawang merah: Rp 37.081/kg
Bawang putih: Rp 31.181/kg
Gas dan Energi:
Gas elpiji: Rp 19.533/tabung (berat sesuai ukuran standar)
Komoditas Cabai:
Cabai merah keriting: Rp 33.270/kg (turun Rp 974 atau 2,84%)
Cabai merah besar: Rp 34.905/kg (turun Rp 835 atau 2,34%)
Cabai rawit merah: Rp 35.605/kg (naik Rp 496 atau 1,41%)
Berdasarkan data tersebut, cabai merah besar mengalami penurunan harga sebesar Rp 835, sedangkan cabai merah keriting turun Rp 974. Namun, cabai rawit merah justru mengalami kenaikan sebesar Rp 496.
Harga sembako lainnya, khususnya bahan pokok utama seperti beras, minyak, dan gula, masih relatif stabil jika dibandingkan dengan pekan sebelumnya.
Penyebab Fluktuasi Harga Sembako
Fluktuasi harga sembako merupakan hal yang lazim terjadi, khususnya pada komoditas sayuran dan bahan pangan segar. Menurut pengamat pertanian dan pangan, terdapat beberapa faktor utama yang mempengaruhi naik-turunnya harga bahan kebutuhan pokok.
1. Permintaan dan Penawaran Pasar
Jika permintaan terhadap suatu bahan pangan meningkat, sementara pasokan tetap atau berkurang, harga akan cenderung naik. Sebaliknya, jika penawaran barang melimpah, harga akan turun. Hal ini sangat bergantung pada pola konsumsi masyarakat, termasuk momen-momen tertentu seperti hari raya atau musim panen.
2. Faktor Cuaca dan Musim
Cuaca ekstrem atau perubahan musim sangat mempengaruhi produksi hasil pertanian. Ketika terjadi hujan lebat atau musim kering panjang, produksi cabai, bawang, maupun komoditas lainnya bisa terganggu, sehingga pasokan ke pasar menjadi terbatas dan harga meningkat.
3. Kebijakan Pemerintah
Kebijakan terkait impor bahan pangan, pemberian subsidi, atau pengaturan pajak bisa berdampak langsung pada harga bahan pokok. Misalnya, jika pemerintah membatasi impor bahan pokok tertentu, sementara produksi dalam negeri tidak mencukupi, maka harga di pasar domestik berpotensi melonjak.
4. Biaya Produksi dan Distribusi
Kenaikan harga bahan baku, seperti pupuk dan benih, serta tingginya harga bahan bakar, bisa menambah biaya produksi. Selain itu, biaya distribusi yang meningkat karena logistik atau transportasi yang terganggu juga akan mendorong harga sembako naik.
5. Kurs Mata Uang dan Inflasi
Sebagian bahan pangan di Indonesia masih bergantung pada impor. Oleh sebab itu, fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing, terutama dolar AS, bisa mempengaruhi harga. Ketika nilai tukar melemah, harga barang impor otomatis naik. Inflasi yang tinggi juga turut mendorong kenaikan harga bahan pokok.
6. Rantai Distribusi dan Logistik
Kondisi jalan, kemacetan, atau adanya gangguan distribusi dari sentra produksi ke pasar tradisional juga menjadi salah satu penyebab perubahan harga sembako. Kemacetan atau penundaan pengiriman bisa membuat stok menipis di pasar, sehingga harga meningkat.
7. Situasi Ekonomi dan Politik
Stabilitas ekonomi dan politik suatu daerah maupun nasional berpengaruh terhadap sentimen pasar. Ketika kondisi ekonomi lesu atau ada gejolak politik, investor dan pelaku bisnis cenderung menahan pasokan atau menaikkan harga barang.
Pemerintah Awasi Harga dan Stabilitas Pasokan
Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) terus melakukan pemantauan dan pengawasan harga bahan pokok setiap harinya untuk memastikan stabilitas pasokan.
“Kami selalu melakukan pemantauan harian terhadap perkembangan harga kebutuhan pokok masyarakat agar segera bisa mengambil langkah bila terjadi lonjakan yang tidak wajar,” ujar Kepala Disperindag Jawa Timur, Iwan Purwanto.
Selain itu, Iwan menambahkan, jika terjadi lonjakan harga yang signifikan atau kelangkaan bahan pokok, pihaknya siap melakukan koordinasi dengan pemerintah pusat untuk mempercepat distribusi atau menyiapkan operasi pasar murah.
“Kami juga mengimbau masyarakat agar tidak melakukan aksi borong yang bisa memicu kelangkaan barang. Insyaallah pasokan sembako di Jawa Timur dalam kondisi aman,” tegasnya.
Harga Bisa Berbeda di Tiap Daerah
Perlu dicatat bahwa harga sembako yang dirilis oleh Siskaperbapo merupakan rata-rata harga dari berbagai pasar di wilayah Jawa Timur. Di lapangan, harga bahan pokok bisa saja berbeda, tergantung lokasi, ketersediaan barang, hingga perbedaan antara pasar tradisional dan modern.
Sejumlah pasar besar di Surabaya seperti Pasar Pabean, Pasar Tambahrejo, dan Pasar Genteng biasanya menjadi barometer harga sembako di wilayah Jawa Timur.

Mazroh Atul Jannah
Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.