Pemerintah Tetapkan Harga Jagung Rp5.500 per Kg, Petani Diuntungkan, Ketahanan Pangan Nasional Terjamin
- Sabtu, 14 Juni 2025

JAKARTA - Komitmen pemerintah pusat untuk menjaga kesejahteraan petani sekaligus memperkuat ketahanan pangan nasional kembali dibuktikan melalui kebijakan strategis penetapan harga komoditas pertanian. Dalam upaya melindungi petani dari ketidakpastian harga pasar yang fluktuatif, pemerintah resmi menetapkan harga gabah kering panen (GKP) minimal Rp6.500 per kilogram dan harga jagung Rp5.500 per kilogram.
Langkah ini diambil untuk memastikan para petani mendapatkan harga jual yang adil atas hasil panennya, sekaligus menjamin ketersediaan pasokan pangan pokok nasional seperti beras dan jagung. Kebijakan tersebut membawa angin segar bagi jutaan petani di seluruh Indonesia yang selama ini kerap dihadapkan pada volatilitas harga komoditas hasil panen mereka.
Tak hanya kebijakan di tingkat nasional, dukungan nyata juga terlihat di daerah. Salah satunya di Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Daerah ini menunjukkan komitmennya dalam mendukung program ketahanan pangan nasional melalui Panen Raya Jagung Serentak Kuartal II yang digelar di kawasan timur Pasar Sayur Magetan.
Baca Juga
Acara panen raya ini turut dihadiri oleh Bupati Magetan, Nanik Endang Rusminiarti, bersama unsur Forkopimda (Forum Koordinasi Pimpinan Daerah), kepala OPD terkait, serta perwakilan TNI-Polri. Kehadiran berbagai unsur pemerintah dan lembaga menunjukkan keseriusan daerah dalam mendukung kedaulatan pangan yang menjadi prioritas nasional.
Bupati Nanik menyatakan, kegiatan ini merupakan bagian dari sinergi pemerintah pusat dan daerah untuk mendorong swasembada pangan nasional. Menurutnya, stabilitas harga dan peningkatan produksi merupakan langkah fundamental agar petani mendapatkan keuntungan yang layak dari hasil kerja keras mereka di lapangan.
“Kami di daerah sangat mendukung kebijakan pemerintah pusat terkait penetapan harga hasil pertanian. Ini menjadi motivasi bagi petani agar terus meningkatkan produktivitasnya. Ketahanan pangan nasional tidak akan terwujud tanpa kesejahteraan petani,” ujar Bupati Magetan, Nanik Endang Rusminiarti.
Panen Serentak Tingkat Nasional
Tak hanya di Magetan, panen jagung serentak juga dilaksanakan secara nasional. Salah satu sentra utama panen berada di Dusun Kandasan, Desa Bange, Kecamatan Sanggau Ledo, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat. Panen raya di Bengkayang tersebut dipimpin langsung oleh Presiden terpilih, Prabowo Subianto, secara virtual diikuti pula oleh seluruh kepala daerah di Indonesia, termasuk Bupati Magetan.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden terpilih Prabowo Subianto menyampaikan kabar menggembirakan mengenai lonjakan produksi jagung nasional sepanjang tahun 2025. Berdasarkan laporan yang diterimanya, produksi jagung nasional mengalami peningkatan signifikan dibandingkan tahun sebelumnya.
“Bahwa laporan tadi saya terima, kuartal pertama peningkatan produksi kita sudah 48 persen, hampir 50 persen. Peningkatannya yang sekitar 6 juta ton, kuartal pertama tahun lalu, sekarang sudah mendekati 9 juta ton,” ungkap Presiden terpilih Prabowo Subianto.
Peningkatan produksi jagung sebesar hampir 50 persen pada kuartal pertama ini menjadi bukti nyata bahwa sektor pertanian Indonesia mengalami kemajuan yang signifikan. Capaian tersebut tentu tidak terlepas dari peran aktif petani di seluruh Indonesia serta dukungan penuh dari pemerintah.
Strategi Pemerintah Menuju Swasembada Pangan
Pemerintah terus memperkuat berbagai program ketahanan pangan dengan fokus pada peningkatan produktivitas dan ketersediaan pasokan pangan domestik. Salah satu langkah konkret yang diambil adalah penetapan harga minimal gabah dan jagung agar petani tidak dirugikan oleh harga pasar yang kerap fluktuatif.
Selain itu, pemerintah juga melakukan berbagai upaya peningkatan kualitas produksi melalui:
Bantuan pupuk subsidi
Distribusi benih unggul
Peningkatan infrastruktur irigasi pertanian
Pendampingan intensif oleh penyuluh pertanian
Langkah-langkah tersebut diharapkan dapat meningkatkan efisiensi produksi, menekan biaya produksi petani, dan pada akhirnya meningkatkan pendapatan petani.
Di sisi lain, peran daerah sangat krusial untuk mendukung kebijakan nasional. Kegiatan seperti panen raya serentak ini tidak hanya meningkatkan produktivitas daerah tetapi juga membangun rasa optimisme di kalangan petani bahwa pertanian memiliki prospek cerah di masa depan.
Dampak Positif bagi Petani
Dengan adanya penetapan harga minimal, para petani kini memiliki kepastian harga ketika memasuki masa panen. Selama ini, persoalan utama petani di Indonesia adalah harga jual hasil panen yang kerap anjlok saat musim panen raya, membuat banyak petani justru merugi meski produksinya melimpah.
Kini, melalui kebijakan penetapan harga tersebut, para petani bisa merasakan hasil yang lebih layak. Salah satu petani jagung dari Magetan, Suyono (52), mengaku lega dengan adanya harga acuan tersebut.
“Kalau dulu sering khawatir pas panen harga tiba-tiba turun, sekarang kami tenang karena pemerintah sudah menetapkan harga minimal. Harapannya terus ada pendampingan dan bantuan agar produksi kami juga makin meningkat,” ujarnya.
Menuju Kemandirian Pangan Nasional
Langkah-langkah pemerintah ini sejalan dengan tujuan besar untuk mewujudkan kemandirian pangan nasional. Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia memang menghadapi tantangan besar terkait impor bahan pangan, terutama jagung dan kedelai. Namun dengan tren produksi yang meningkat, target untuk mengurangi ketergantungan impor semakin realistis dicapai.
Presiden terpilih Prabowo Subianto menegaskan bahwa program ketahanan pangan nasional akan menjadi prioritas dalam pemerintahannya mendatang.
“Kita ingin Indonesia kuat dalam bidang pangan. Kesejahteraan petani menjadi prioritas. Dengan produktivitas meningkat, kita bisa mandiri pangan dan harga hasil pertanian harus adil,” tegasnya.
Sinergi Pemerintah Pusat dan Daerah
Panen raya serentak jagung kuartal II 2025 menjadi gambaran nyata bagaimana sinergi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, serta masyarakat dapat menciptakan hasil positif di sektor pertanian. Tidak hanya berdampak bagi petani, hasil produksi yang meningkat juga memberikan jaminan ketersediaan pangan yang cukup bagi masyarakat Indonesia.
Bupati Nanik optimistis langkah-langkah ini akan memperkuat fondasi ekonomi masyarakat, khususnya di sektor pertanian yang menjadi tumpuan hidup banyak keluarga di pedesaan.
“Semoga dengan kerja sama semua pihak, kedaulatan pangan Indonesia segera terwujud. Ini bukan hanya untuk hari ini, tetapi untuk masa depan generasi mendatang,” tutup Bupati Magetan.

Mazroh Atul Jannah
Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.