Kredit Hijau Perbankan Indonesia Tembus Rp1.452 Triliun, Bank Besar Dominasi Pembiayaan Berkelanjutan

Kredit Hijau Perbankan Indonesia Tembus Rp1.452 Triliun, Bank Besar Dominasi Pembiayaan Berkelanjutan
Kredit Hijau Perbankan Indonesia Tembus Rp1.452 Triliun, Bank Besar Dominasi Pembiayaan Berkelanjutan

JAKARTA — Pertumbuhan kredit hijau di Indonesia menunjukkan tren yang terus meningkat. Data terbaru dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan bahwa penyaluran kredit hijau dan pembiayaan berkelanjutan oleh perbankan nasional terus mengalami pertumbuhan signifikan, didominasi oleh bank-bank besar, khususnya yang tergabung dalam kelompok Kelompok Bank Berdasarkan Modal Inti (KBMI) 3 dan KBMI 4.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, menyatakan bahwa dominasi kelompok bank besar dalam pembiayaan hijau menjadi bukti komitmen kuat sektor perbankan nasional mendukung agenda pembangunan berkelanjutan. Hal ini sejalan dengan upaya global untuk mempercepat transisi energi dan pencapaian target net zero emission Indonesia pada 2060 atau lebih cepat.

“Berdasarkan rilis Laporan Berkelanjutan dari bank Himbara, total kredit atau pembiayaan berkelanjutan yang disalurkan perbankan Indonesia telah mencapai Rp1.452 triliun sepanjang 2024,” ujar Dian dalam keterangan tertulis yang disampaikan usai Rapat Dewan Komisioner (RDK) bulanan OJK.

Baca Juga

Koin Kripto untuk Belanja Online 2025: Revolusi Belanja Digital yang Menginspirasi (Koin kripto untuk belanja online 2025)

Dorong Pembiayaan Ramah Lingkungan, OJK Siapkan Panduan Khusus

Peningkatan kredit hijau ini didukung oleh berbagai kebijakan dan panduan yang diterbitkan oleh OJK, salah satunya adalah Climate Risk Management & Scenario Analysis (CRMS). Panduan tersebut bertujuan membantu perbankan dalam mengidentifikasi dan mengukur ketahanan model bisnisnya terhadap risiko perubahan iklim, termasuk skenario yang dapat terjadi di masa depan.

Selain CRMS, OJK juga telah merilis Taksonomi Keuangan Berkelanjutan Indonesia (TKBI) versi 2, yang menjadi pedoman utama bagi sektor keuangan untuk mengklasifikasikan dan mengidentifikasi proyek-proyek yang dapat disebut sebagai hijau atau berkelanjutan. Dengan adanya taksonomi ini, bank-bank di Indonesia memiliki panduan lebih jelas dalam mengalokasikan pembiayaan ke sektor-sektor yang mendukung agenda keberlanjutan nasional.

“Ke depan, OJK berkomitmen untuk terus mendorong perbankan dalam menerapkan kebijakan yang selaras dengan standar internasional, khususnya dalam aspek pelaporan dan pengungkapan berkelanjutan,” lanjut Dian.

Langkah ini sejalan dengan upaya global untuk menciptakan sistem keuangan yang berkelanjutan dan bertanggung jawab secara lingkungan. Sebagai otoritas pengawas sektor keuangan, OJK memiliki peran penting dalam memastikan agar pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak mengabaikan dampak lingkungan yang ditimbulkan.

Bank Besar Kuasai Pangsa Kredit Hijau Nasional

Berdasarkan data yang dihimpun Bisnis Indonesia, bank-bank anggota Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) serta bank swasta besar menunjukkan peran dominan dalam penyaluran kredit hijau di Indonesia. Empat bank terbesar di Indonesia mencatatkan kontribusi signifikan terhadap realisasi pembiayaan berkelanjutan sepanjang kuartal I/2025.

Berikut peringkat bank dengan nilai penyaluran kredit hijau terbesar:

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI)
Bank Mandiri mencatatkan posisi tertinggi dengan total kredit hijau sebesar Rp148 triliun hingga akhir Maret 2025. Realisasi ini mengalami pertumbuhan 12,98% secara tahunan (year on year/YoY) dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp131 triliun.

PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA)
Bank swasta terbesar di Indonesia ini berada di posisi kedua dengan nilai pembiayaan hijau sebesar Rp105 triliun. Kinerja BCA bahkan mencatatkan laju pertumbuhan tertinggi di antara bank-bank besar lainnya dengan peningkatan 31,5% YoY dari sebelumnya Rp80 triliun pada Maret 2024.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI)
BRI mencatatkan penyaluran kredit hijau sebesar Rp89,9 triliun hingga Maret 2025. Angka tersebut tumbuh 8,18% YoY dibandingkan Rp83,1 triliun per Maret 2024.

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI)
Menyusul di posisi keempat, BNI telah menyalurkan kredit hijau sebesar Rp72,2 triliun, tumbuh 7,2% dari sebelumnya Rp67,4 triliun.

Keempat bank ini menjadi motor penggerak utama dalam mendukung pembiayaan sektor hijau nasional, seiring dengan semakin banyaknya proyek-proyek pembangunan berbasis energi terbarukan, transportasi berkelanjutan, properti hijau, serta inisiatif efisiensi energi lainnya.

Fokus Sektor: Energi Terbarukan hingga Transportasi Hijau

Dalam implementasinya, kredit hijau yang disalurkan oleh perbankan Indonesia diarahkan untuk mendukung berbagai proyek ramah lingkungan, mulai dari pembangunan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), pembangkit listrik tenaga air (PLTA), hingga proyek transportasi rendah emisi seperti moda transportasi berbasis listrik dan infrastruktur kendaraan listrik.

Sektor properti pun menjadi perhatian, di mana sejumlah bank besar mendukung proyek green building atau bangunan hijau yang menerapkan prinsip hemat energi dan ramah lingkungan.

Tak hanya itu, sektor pertanian berkelanjutan, proyek konservasi sumber daya air, serta industri pengolahan limbah juga menjadi sasaran pembiayaan hijau. Ini sejalan dengan target pemerintah yang ingin menjadikan Indonesia sebagai salah satu pemain utama dalam transisi energi bersih di kawasan Asia.

Komitmen Perbankan untuk Dukungan Target Net Zero Emission

Dengan tren pertumbuhan yang positif tersebut, OJK memproyeksikan bahwa kredit hijau akan menjadi salah satu motor utama pembangunan ekonomi Indonesia yang berkelanjutan di masa depan. Hal ini semakin relevan mengingat Indonesia telah menyatakan komitmen untuk mencapai target net zero emission paling lambat pada tahun 2060.

Perbankan sebagai lembaga intermediasi keuangan memiliki posisi strategis untuk mendukung pencapaian target tersebut melalui penyaluran dana kepada sektor-sektor produktif berbasis hijau.

“Komitmen perbankan untuk mendukung agenda keberlanjutan semakin terlihat nyata, dan kami optimistis tren ini akan terus meningkat seiring dengan dorongan kebijakan yang tepat dari regulator,” ujar Dian Ediana Rae.

OJK menegaskan akan terus meningkatkan pengawasan dan asistensi kepada industri perbankan agar implementasi kebijakan kredit hijau dapat berjalan optimal, termasuk dalam hal penguatan pelaporan, transparansi, dan akuntabilitas.

Tantangan dan Arah Kebijakan ke Depan

Meski tren pertumbuhan kredit hijau sudah terlihat jelas, OJK menyadari masih terdapat sejumlah tantangan yang harus diatasi agar pembiayaan berkelanjutan dapat berkembang lebih pesat. Salah satunya adalah penyusunan data dan metrik yang akurat dalam mengukur dampak hijau suatu proyek, serta peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) di sektor perbankan untuk memahami risiko dan peluang pembiayaan hijau.

Selain itu, aspek edukasi kepada masyarakat dan pelaku usaha mengenai manfaat dan pentingnya pembiayaan hijau juga menjadi fokus ke depan. Dengan pemahaman yang baik, diharapkan permintaan terhadap pembiayaan berkelanjutan akan meningkat secara alami dari sektor riil.

Ke depan, OJK juga terus mendorong integrasi kebijakan keuangan hijau dengan kebijakan fiskal dan industri agar tercipta sinergi lintas sektor untuk mempercepat pencapaian target pembangunan berkelanjutan.

“OJK berkomitmen akan terus memperkuat kolaborasi dengan kementerian, lembaga, dan pelaku industri agar seluruh ekosistem pembiayaan hijau di Indonesia berkembang lebih solid,” tutup Dian.

Mazroh Atul Jannah

Mazroh Atul Jannah

Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Jumlah Wisman ke Bali Tembus 2,66 Juta, Pendapatan Pajak Daerah Melejit Tajam

Jumlah Wisman ke Bali Tembus 2,66 Juta, Pendapatan Pajak Daerah Melejit Tajam

BNI Dorong Transaksi Nasabah dengan Cashback dan Undian Rejeki wondr, Setor Tunai Jadi Lebih Untung

BNI Dorong Transaksi Nasabah dengan Cashback dan Undian Rejeki wondr, Setor Tunai Jadi Lebih Untung

OJK Perketat Aturan Laporan Keuangan Bank, Cegah Manipulasi dan Tingkatkan Integritas Perbankan

OJK Perketat Aturan Laporan Keuangan Bank, Cegah Manipulasi dan Tingkatkan Integritas Perbankan

7 Pilihan Investasi Aman Saat Rupiah Melemah, Ini Rekomendasi Ahli

7 Pilihan Investasi Aman Saat Rupiah Melemah, Ini Rekomendasi Ahli

BRI Finance Perluas Layanan Pembiayaan Mobil Listrik, Siap Dukung Transisi Kendaraan Ramah Lingkungan

BRI Finance Perluas Layanan Pembiayaan Mobil Listrik, Siap Dukung Transisi Kendaraan Ramah Lingkungan