Presiden Resmikan Proyek Energi Terbarukan di 15 Provinsi dan Tambah Produksi Blok Cepu
- Jumat, 27 Juni 2025

JAKARTA – Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, meresmikan secara hybrid sejumlah proyek strategis nasional di bidang energi, yang mencakup pengoperasian dan pembangunan energi terbarukan di 15 provinsi serta peningkatan produksi minyak Blok Cepu sebesar 30 ribu barel per hari. Peresmian ini juga diiringi dengan peletakan batu pertama untuk pembangunan lima proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) di berbagai daerah di Indonesia. Acara tersebut digelar pada Kamis, 26 Juni 2025, dengan dihadiri secara langsung dan daring oleh jajaran kementerian serta pemerintah daerah terkait.
Presiden Prabowo dalam pidatonya menegaskan bahwa proyek-proyek energi ini merupakan tonggak penting menuju kemandirian energi nasional. Ia menekankan bahwa Indonesia harus segera mewujudkan swasembada energi dengan memaksimalkan potensi energi terbarukan yang dimiliki.
“Peresmian pembangunan dan operasi energi terbarukan di 15 provinsi dan peningkatan produksi minyak 30 ribu barel Blok Cepu adalah momentum yang sangat penting dalam pembangunan kita sebagai bangsa. Dengan program-program ini, dengan proyek-proyek ini—dan tentunya masih banyak lagi proyek besar lain yang harus dan akan kita laksanakan—ini semua adalah upaya untuk membuat bangsa kita swasembada energi,” ujar Presiden Prabowo dalam sambutannya.
Baca Juga
Lebih lanjut, Kepala Negara menyampaikan bahwa kedaulatan energi merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kedaulatan bangsa Indonesia. Ia mengungkapkan bahwa potensi sumber daya energi terbarukan di Indonesia sangat melimpah, mulai dari panas bumi, tenaga air, surya, hingga biomassa. Namun, potensi besar itu hanya akan bermanfaat bila dikelola secara optimal dan berkelanjutan.
“Hari ini bukti kemampuan bangsa Indonesia untuk menuju swasembada energi yang sangat menentukan bagi masa depan kita. Hari ini kita resmikan dan mulai pembangunan 55 pembangkit energi baru dan terbarukan. Kita resmikan PLTP sebagai bukti bahwa Indonesia menuju kemandirian. Kita akan berdiri di atas kaki kita sendiri dan kita akan mampu memberi energi untuk seluruh rakyat Indonesia dalam keadaan yang efisien dan ekonomis,” ungkap Presiden.
Sementara itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia dalam laporannya menyebutkan bahwa total kapasitas dari proyek energi terbarukan yang diresmikan mencapai 379,7 megawatt dengan nilai investasi sebesar Rp25 triliun. Proyek-proyek ini tersebar di 15 provinsi, termasuk Jawa Barat, Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur, hingga Papua.
Menteri Bahlil juga menekankan bahwa proyek ini tidak hanya berkontribusi pada ketahanan energi nasional, tetapi juga mampu mendorong pertumbuhan industri dalam negeri dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) mencapai 40 persen. “Proyek-proyek ini akan menyerap lebih dari 9.500 tenaga kerja di seluruh Indonesia, termasuk 1.404 tenaga kerja di Ijen,” papar Bahlil.
Selain energi terbarukan, Presiden juga meresmikan peningkatan produksi minyak di Blok Cepu. Peningkatan sebesar 30 ribu barel per hari ini akan menambah produksi harian dari 150 ribu menjadi 180 ribu barel per hari, atau menyumbang sekitar 25 persen dari total lifting minyak nasional. “Bapak Presiden, kami sampaikan juga bahwa 30 ribu ini adalah penambahan. Jadi kemarin dari Cepu itu 150 ribu, jadi total lifting kita nanti dari Cepu itu 180 ribu barel per day dengan kata lain 25 persen dari total lifting nasional,” ungkap Bahlil.
Berdasarkan data Kementerian ESDM, proyek peningkatan produksi di Blok Cepu memiliki nilai investasi sebesar 4 miliar USD dan telah memberikan kontribusi lebih dari 35 miliar USD terhadap penerimaan negara sejak pertama kali beroperasi. Kontribusi tersebut juga berdampak signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, dan daerah sekitar Jawa Timur.
Bahlil menambahkan, proyek Blok Cepu melibatkan hampir seluruh tenaga kerja lokal. “Terkait dengan proyek di Cepu, 99 persen itu adalah memakai karyawan dalam negeri, anak-anak Republik Indonesia 99 persen dan ini yang harus terus kita lakukan,” pungkasnya.
Selain penguatan di sektor minyak dan panas bumi, proyek energi terbarukan yang diresmikan kali ini meliputi berbagai sumber energi bersih, di antaranya PLTP, Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Pemerintah menargetkan semua proyek dapat beroperasi secara komersial pada 2026 hingga 2027.
Dalam konteks transisi energi, Presiden menegaskan bahwa pemanfaatan energi terbarukan adalah salah satu jalan bagi Indonesia untuk menurunkan emisi karbon dan memenuhi komitmen penurunan emisi gas rumah kaca sesuai Kesepakatan Paris. Menurutnya, Indonesia harus mampu menyeimbangkan kebutuhan energi untuk pembangunan dengan tanggung jawab menjaga kelestarian lingkungan.
Di sisi lain, pemerintah juga berkomitmen untuk memperkuat kemitraan dengan investor nasional dan internasional dalam pembiayaan proyek energi terbarukan. Dengan total investasi yang mencapai puluhan triliun rupiah, sektor ini diharapkan menjadi salah satu penggerak utama pertumbuhan ekonomi nasional ke depan.
Pengamat energi dari Universitas Gadjah Mada, Irwan Hidayat, menilai langkah pemerintah meresmikan proyek energi terbarukan ini sangat strategis. “Ini bukti komitmen pemerintah untuk mewujudkan bauran energi yang lebih hijau dan berkelanjutan. Proyek ini juga akan meningkatkan kepercayaan investor terhadap iklim investasi energi di Indonesia,” ujarnya saat dihubungi terpisah.
Irwan menambahkan bahwa pengembangan panas bumi di Indonesia memiliki potensi hingga 29 gigawatt. Jika potensi ini dioptimalkan, Indonesia bisa menjadi pemimpin panas bumi dunia. Saat ini, total kapasitas terpasang PLTP di Indonesia masih di kisaran 2,3 gigawatt, sehingga pembangunan proyek baru menjadi langkah penting untuk menutup kesenjangan tersebut.
Selain itu, proyek energi terbarukan yang tersebar di 15 provinsi juga membuka peluang besar pemerataan pembangunan dan pengurangan kesenjangan antarwilayah. Banyak daerah terpencil yang sebelumnya tidak terjangkau listrik kini memiliki peluang menikmati akses energi yang andal dan ramah lingkungan.
Pemerintah berharap kehadiran proyek-proyek ini akan meningkatkan kualitas hidup masyarakat, mendorong pengembangan industri lokal, serta mendukung target nasional bauran energi baru terbarukan sebesar 23 persen pada 2025.
Dengan diresmikannya proyek energi ini, Indonesia semakin memperkuat posisinya dalam peta transisi energi global dan memperjelas arah kebijakan untuk mewujudkan ketahanan serta kedaulatan energi berkelanjutan bagi seluruh rakyat Indonesia.

Mazroh Atul Jannah
Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Rusia Siap Bantu Indonesia Kembangkan Energi Nuklir, Prabowo Bawa Harapan Baru
- Jumat, 27 Juni 2025
Presiden Prabowo Resmikan Produksi Tambahan 30 Ribu Barel Minyak di Blok Cepu
- Jumat, 27 Juni 2025
Rumah Murah di Pangkalan Kerinci Mulai Rp150 Jutaan, Akses Hunian Terjangkau
- Jumat, 27 Juni 2025
Terpopuler
2.
3.
Harga Beras Naik, Petani Tetap Miskin
- 27 Juni 2025
4.
5.
5 Rekomendasi Oppo A5 Series Terbaru
- 27 Juni 2025