
JAKARTA - Pengertian BEP merujuk pada titik di mana pendapatan perusahaan sama dengan biaya yang dikeluarkan, sehingga tidak ada keuntungan atau kerugian.
BEP sering digunakan oleh investor untuk mengevaluasi potensi keuntungan dari investasi.
Meskipun terkadang disamakan dengan balik modal, BEP berbeda dengan konsep Return on Investment (ROI) yang merujuk pada pengembalian modal yang telah dikeluarkan setelah bisnis berjalan dalam periode tertentu.
Baca Juga
Dalam akuntansi, BEP tercapai ketika biaya tetap yang dikeluarkan oleh perusahaan dapat ditutupi oleh pendapatan dari penjualan, tanpa menghasilkan keuntungan. Jika penjualan hanya menutupi sebagian biaya, perusahaan akan merugi.
Sebaliknya, apabila penjualan melebihi biaya tetap dan variabel, perusahaan akan memperoleh keuntungan. Pengertian BEP menggambarkan keseimbangan kritis yang sangat penting dalam menilai kelangsungan operasional suatu bisnis.
Pengertian BEP Menurut Para Ahli
Pengertian BEP merujuk pada jumlah penjualan yang harus dicapai oleh perusahaan untuk menutupi seluruh biaya operasional yang dikeluarkan.
Pencapaian BEP terjadi ketika nilai jual produk menghasilkan laba bersih yang sebanding dengan biaya produksi. BEP juga dapat dipahami sebagai nilai penjualan sebelum dikenakan pajak dan bunga (EBIT).
Beberapa ahli menganggap BEP sebagai indikator untuk analisis cost-volume-profit (CVP), membantu manajemen dalam menentukan harga jual produk setelah menilai kondisi keuangan perusahaan dan berbagai faktor terkait, seperti biaya tetap dan variabel.
Pada titik BEP, pendapatan yang diperoleh sebanding dengan biaya yang dikeluarkan, sehingga perusahaan tidak mengalami keuntungan maupun kerugian.
Dasar-dasar BEP
Untuk memahami kondisi keuangan perusahaan di periode mendatang, tim manajemen bisa menggunakan hasil analisis Break Even Point (BEP) yang berasal dari penjualan produk.
Perhitungan BEP bergantung pada sejumlah asumsi dasar yang diterapkan dalam perhitungannya. Beberapa dasar dalam perhitungan BEP adalah sebagai berikut:
- Biaya yang dikeluarkan perusahaan dibagi menjadi dua kategori, yaitu biaya tetap dan biaya variabel.
- Biaya tetap tetap konstan meskipun terjadi perubahan dalam kegiatan produksi, sedangkan biaya variabel akan berfluktuasi sesuai dengan kapasitas atau volume produksi.
- Jumlah biaya tetap tidak akan berubah, meskipun ada perubahan dalam aktivitas produksi, namun biaya tetap per unit akan mengalami perubahan.
- Selama periode analisis, harga jual per unit dianggap tetap dan tidak berubah.
- Dalam perhitungan BEP, diasumsikan bahwa seluruh produk yang diproduksi akan habis terjual.
- Perhitungan BEP berlaku untuk satu jenis produk. Apabila perusahaan memproduksi lebih dari satu produk, diperlukan perhitungan terpisah untuk setiap produk.
Dasar-dasar ini penting untuk memastikan bahwa rumus perhitungan BEP diterapkan dengan tepat. Mengabaikan dasar-dasar tersebut dapat menyebabkan kesalahan dalam perhitungan.
Dengan kata lain, prinsip-prinsip ini menjadi pedoman untuk menghitung BEP dengan akurat. Selain itu, ada istilah Break Even Analysis (BEA) yang menjadi dasar seluruh metode perhitungan BEP.
BEA berfungsi untuk menentukan apakah volume penjualan yang dicapai akan menghasilkan keuntungan atau kerugian.
Elemen Penyusun dalam BEP
Sebelum memulai perhitungan Break Even Point (BEP), ada beberapa elemen penting yang perlu diperhatikan untuk menyusun nilai dasar BEP. Berikut adalah komponen-komponen yang membentuk perhitungan BEP:
Biaya Tetap (Fixed Cost)
Biaya tetap adalah pengeluaran yang harus dibayar perusahaan meskipun tidak ada aktivitas produksi atau saat ada perubahan dalam kapasitas produksi. Biaya ini tetap konstan meski volume produksi berubah.
Contoh biaya tetap termasuk sewa gedung, perawatan mesin, tenaga kerja tetap, kendaraan operasional, dan lain-lain.
Biaya Variabel (Variable Cost)
Berbeda dengan biaya tetap, biaya variabel bersifat dinamis dan akan berubah sesuai dengan volume produksi. Semakin banyak produk yang diproduksi, semakin tinggi biaya variabel yang dikeluarkan perusahaan, begitu juga sebaliknya.
Contoh biaya variabel adalah tenaga kerja tidak tetap, bahan baku, dan peralatan sekali pakai.
Biaya Campuran (Mixed Cost)
Biaya campuran adalah kombinasi antara biaya tetap dan biaya variabel. Meskipun biaya ini harus dibayar bahkan saat produksi tidak berlangsung, jumlahnya akan meningkat seiring bertambahnya volume produksi.
Contoh biaya campuran adalah biaya tagihan air, listrik, dan bahan bakar untuk kendaraan operasional.
Harga Penjualan
Harga penjualan adalah jumlah uang yang diterima perusahaan dari pelanggan untuk barang atau jasa yang dijual per unit. Harga ini ditentukan setelah menghitung total biaya produksi.
Harga pokok penjualan, di mana laba adalah nol dan nilainya setara dengan BEP, juga merupakan komponen harga jual.
Laba atau Keuntungan
Komponen terakhir adalah laba atau margin keuntungan yang diinginkan oleh perusahaan. Nilai ini ditambahkan pada harga jual setelah perhitungan BEP selesai.
Besaran keuntungan ini tidak ditentukan aturan khusus, melainkan sesuai dengan keputusan perusahaan mengenai harga jual yang diinginkan.
Tujuan dari BEP
Break Even Point (BEP) merupakan kondisi di mana pendapatan perusahaan setara dengan jumlah modal atau biaya yang telah dikeluarkan, sehingga pada titik ini perusahaan tidak mengalami kerugian maupun memperoleh keuntungan.
Analisis terhadap BEP dilakukan dengan beberapa tujuan berikut:
- Memberikan gambaran kepada perusahaan terkait kapasitas produksi yang masih tersedia setelah titik BEP tercapai, serta membantu memperkirakan potensi keuntungan maksimal yang dapat diraih.
- Menjadi acuan dalam pengambilan keputusan strategis untuk meningkatkan efisiensi operasional, seperti memanfaatkan mesin otomatis guna menggantikan tenaga kerja.
Langkah ini dapat menurunkan biaya produksi dengan mengatur ulang komposisi antara biaya tetap dan biaya variabel.
- Memberikan pemahaman terhadap perusahaan mengenai perubahan keuntungan yang bisa terjadi apabila harga jual produk mengalami penyesuaian.
- Mengungkap kemungkinan terjadinya kerugian, sehingga perusahaan dapat mengambil tindakan pencegahan lebih awal ketika tren penurunan penjualan mulai terlihat.
Manfaat dari BEP
Break Even Point (BEP) bisa diterapkan dalam skala bisnis besar maupun kecil karena membawa berbagai manfaat penting. Berikut ini adalah beberapa keuntungan dari penerapan analisis BEP dalam sebuah usaha:
- Membantu menghitung seluruh biaya produksi secara menyeluruh, mulai dari biaya tetap hingga biaya variabel, saat memproduksi sejumlah barang. Dengan melakukan analisis ini, seluruh kebutuhan biaya bisa terlihat dengan jelas.
- Menjadi acuan dalam menentukan nilai keuntungan. Setelah memperoleh nilai BEP, pelaku usaha bisa menambahkan margin keuntungan untuk menetapkan harga jual.
Margin inilah yang akan menjadi indikator besar kecilnya laba dari setiap produk yang terjual.
- Memberikan gambaran tentang waktu yang dibutuhkan untuk mencapai titik balik modal. Pada awal menjalankan usaha, kemungkinan rugi cukup besar karena pengenalan merek belum maksimal.
Maka dari itu, analisis BEP penting untuk mengetahui jumlah produk yang harus terjual dalam satu periode demi menutup biaya awal.
- Membantu mengukur apakah suatu usaha memiliki potensi menghasilkan keuntungan atau tidak. Hasil dari perhitungan BEP dapat menjadi dasar dalam menilai prospek profitabilitas usaha.
- Memberikan pedoman tentang seberapa besar investasi yang dibutuhkan agar mampu mengimbangi biaya operasional dalam produksi.
- Menjadi salah satu referensi dalam menilai nilai transaksi saham dan kondisi keuangan perusahaan secara umum, khususnya dalam menyusun perencanaan anggaran ke depan.
- Mendorong pelaku usaha untuk lebih memperhatikan perkembangan bisnisnya serta melakukan inovasi agar usaha tersebut terus mengalami pertumbuhan.
Faktor Peningkat BEP Perusahaan
Perusahaan perlu melakukan perhitungan Break Even Point (BEP) untuk mengetahui batas minimal yang harus dicapai agar biaya produksi dapat tertutupi.
Nilai dari BEP ini bisa berubah—baik naik maupun turun—tergantung pada sejumlah kondisi tertentu. Berikut adalah beberapa faktor yang memengaruhi fluktuasi nilai BEP:
Peningkatan Volume Penjualan
Ketika penjualan mengalami kenaikan, permintaan pasar terhadap produk juga ikut bertambah. Untuk memenuhi kebutuhan konsumen tersebut, perusahaan perlu meningkatkan jumlah produksi.
Kenaikan produksi ini pada akhirnya membuat nilai BEP ikut bertambah karena adanya tambahan biaya yang harus dikeluarkan.
Kenaikan Biaya Produksi
Jika biaya produksi naik, maka secara otomatis nilai BEP pun akan meningkat. Ini menjadi tantangan serius, terutama jika lonjakan terjadi pada biaya variabel namun permintaan pasar tidak ikut berubah.
Biaya variabel yang dimaksud bisa meliputi naiknya harga bahan baku, peningkatan gaji pekerja, serta beban operasional lain seperti sewa tempat dan tagihan listrik atau air.
Perbaikan atau Gangguan pada Mesin Produksi
Kerusakan pada mesin produksi bisa menyebabkan proses produksi terganggu atau bahkan berhenti. Upaya untuk memperbaiki atau merawat mesin-mesin tersebut bisa memicu lonjakan nilai BEP, apalagi jika produksi tidak berjalan sesuai jadwal.
Selain itu, jika peralatan produksi menghasilkan banyak produk cacat atau mengalami gangguan operasional, maka pengeluaran meningkat dan titik impas pun ikut terdorong naik karena efisiensi menurun.
Cara untuk Menurunkan BEP
Supaya perusahaan tetap mampu meraih keuntungan yang besar, maka nilai Break Even Point (BEP) perlu ditekan serendah mungkin. Terdapat dua strategi utama yang dapat diterapkan untuk menurunkan nilai BEP tersebut.
Meningkatkan harga jual produk bisa menjadi salah satu opsi untuk menurunkan BEP.
Walaupun strategi ini jarang dipilih oleh banyak perusahaan karena berisiko menyebabkan berkurangnya jumlah konsumen, namun tetap bisa dipertimbangkan sebagai alternatif untuk menekan nilai BEP.
Langkah berikutnya adalah dengan melakukan outsourcing, yaitu memindahkan sebagian aktivitas operasional atau pekerjaan ke pihak ketiga.
Profitabilitas sendiri mengacu pada sejauh mana perusahaan dapat memperoleh keuntungan dalam periode tertentu berdasarkan volume penjualan, jumlah aset, dan modal yang dimiliki.
Strategi outsourcing dapat meningkatkan profitabilitas karena mampu menurunkan biaya produksi, khususnya ketika perusahaan perlu meningkatkan kapasitas produksinya.
Cara Menghitung BEP
Break Even Point atau titik impas digunakan untuk mengetahui kapan biaya produksi yang dikeluarkan sama dengan pendapatan yang diperoleh dari penjualan selama periode tertentu.
Dalam penerapannya, terdapat beberapa metode yang dapat digunakan untuk menghitung nilai BEP.
Break Even Point = Biaya Tetap : (Harga Jual – Biaya Variabel)
Dalam rumus ini, harga jual dan biaya variabel yang dimasukkan adalah per unit produk. Selisih dari harga jual dikurangi biaya variabel disebut sebagai margin kontribusi.
Perhitungan ini digunakan untuk mengevaluasi apakah jumlah total beban sebanding dengan pengeluaran dan kuantitas unit yang diproduksi dan dijual.
Break Even Point = Biaya Tetap : Margin Kontribusi per Unit
Metode ini tidak selalu menghitung secara total, melainkan bisa berdasarkan per unit produk. Jika jumlah unit minimum yang harus dijual untuk menutup biaya produksi sudah diketahui, maka perhitungan BEP bisa dilakukan dengan cara ini.
Margin kontribusi sendiri diperoleh dari pengurangan harga jual dengan biaya variabel. Untuk mengetahui nilai BEP dalam satuan Rupiah, maka jumlah unit BEP dikalikan dengan harga jual per unit, sehingga diperoleh rumus:
BEP dalam Rupiah = Harga Jual per Unit × BEP per Unit
Margin kontribusi dihitung dari: Total Penjualan – Total Biaya Variabel.
Perhitungan ini penting untuk mengetahui seberapa besar keuntungan dari produk yang telah dijual dengan cara melihat pengaruh penjualan terhadap profit.
Faktor utama yang perlu diperhatikan dalam proses ini adalah besarnya biaya variabel, karena berkaitan langsung dengan total biaya dan total pendapatan perusahaan.
Dengan menghitung margin kontribusi, perusahaan dapat memisahkan biaya tetap produksi dari laba yang diharapkan. Ini memungkinkan perusahaan untuk menentukan rentang harga per unit produk yang akan ditawarkan ke pasar secara lebih akurat.
Sebagai penutup, pengertian BEP penting dipahami agar perusahaan dapat menentukan titik impas dan menyusun strategi penjualan yang lebih efektif untuk mencapai keuntungan.

Mazroh Atul Jannah
Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Blue Bird Perkuat Transportasi dengan Transformasi Digital di Era Disrupsi
- Jumat, 27 Juni 2025
Berita Lainnya
Blue Bird Perkuat Transportasi dengan Transformasi Digital di Era Disrupsi
- Jumat, 27 Juni 2025