Perbankan Sumut Stabil, Kredit Produktif Naik

Perbankan Sumut Stabil, Kredit Produktif Naik
Perbankan Sumut Stabil, Kredit Produktif Naik

JAKARTA - Performa sektor perbankan di Sumatera Utara terus menunjukkan tren positif meskipun dinamika perekonomian global dan domestik menghadirkan sejumlah tantangan. Berdasarkan laporan terbaru Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Sumatera Utara, stabilitas keuangan di wilayah ini tetap terjaga dengan baik, terutama berkat penguatan permodalan dan likuiditas lembaga perbankan.

Dalam keterangan resminya, Rabu, 16 Juli 2025, Kepala Kantor OJK Provinsi Sumatera Utara, Khoirul Muttaqien menyampaikan, perbankan di Sumut berhasil mencatat sejumlah indikator keuangan yang tetap solid. Ini tercermin dari beberapa rasio kunci yang menunjukkan penguatan sejak awal tahun.

Salah satu indikator utama yaitu Rasio Alat Likuid terhadap Dana Non-Core Deposit (AL/NCD) yang berhasil tumbuh signifikan dari 91,88 persen pada Januari 2025 menjadi 116,55 persen per Mei 2025. Tidak hanya itu, Rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) juga mengalami kenaikan dari 19,39 persen menjadi 23,37 persen pada periode yang sama.

Baca Juga

Bisnis Rumahan Untung Besar, Modal Minim

“Dua rasio penting ini tidak hanya menunjukkan ketahanan likuiditas perbankan di Sumatera Utara, tetapi juga menggambarkan pengelolaan dana yang sehat karena keduanya jauh melampaui batas minimum yang ditetapkan, masing-masing 50 persen untuk AL/NCD dan 10 persen untuk AL/DPK,” jelas Khoirul.

Kinerja positif ini turut tercermin dari pertumbuhan kredit yang terus meningkat. Hingga 31 Mei 2025, pertumbuhan kredit di Sumatera Utara tercatat 14,34 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan kredit nasional yang hanya mencapai 8,43 persen yoy.

Secara keseluruhan, nilai kredit produktif di Sumut mencapai Rp214,52 triliun, atau 70,34 persen dari total portofolio kredit. Peningkatan kredit produktif juga didukung oleh laju pertumbuhan yang cukup tinggi, yakni 15,3 persen yoy.

“Peningkatan kredit produktif ini memperlihatkan optimisme perbankan terhadap sektor-sektor penggerak ekonomi utama,” ujar Khoirul. Ia menambahkan bahwa kredit modal kerja memberikan kontribusi terbesar dengan porsi 44,05 persen dan pertumbuhan sebesar 13,22 persen yoy.

Sementara kredit investasi juga tak kalah impresif, menyumbang 26,29 persen dari total kredit dan berhasil tumbuh 18,96 persen secara tahunan.

Jika ditelusuri lebih jauh, sektor industri pengolahan mencatatkan kontribusi terbesar terhadap pertumbuhan kredit produktif, mencapai 24,39 persen dengan laju pertumbuhan 21,45 persen yoy. Di sisi lain, sektor pertanian dan perkebunan juga menunjukkan geliat positif dengan pangsa 17,81 persen dan pertumbuhan tinggi sebesar 23,37 persen yoy.

Khoirul turut menyebut program Skema Pengembangan Komoditas Sawit Rakyat (SERAYA) yang digagas OJK Sumut menjadi salah satu pendorong utama peningkatan kredit di sektor pertanian dan perkebunan.

Tak hanya sektor produktif, OJK Sumut juga mencatat keberlanjutan pertumbuhan penyaluran kredit ke Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Per Mei 2025, total kredit UMKM tercatat mencapai Rp81,15 triliun atau tumbuh 1,79 persen yoy. Penyaluran kredit paling dominan dialirkan ke segmen Usaha Mikro dan Kecil (UMK), dengan porsi 81,47 persen dan pertumbuhan 5,74 persen yoy. Adapun segmen Usaha Menengah menyumbang 18,53 persen dari total kredit UMKM.

“Dukungan terhadap UMKM tetap menjadi fokus prioritas perbankan, terutama dalam mendongkrak ekonomi kerakyatan,” ungkap Khoirul.

Perbankan Sumatera Utara juga mengamankan pertumbuhan positif dari segmen kredit konsumtif yang per Mei 2025 mencapai Rp90,45 triliun atau meningkat 12,14 persen yoy.

Sementara dari sisi risiko kredit, kualitas kredit perbankan tetap terkendali meskipun terjadi sedikit fluktuasi. Rasio Non-Performing Loan (NPL) net per Mei 2025 tercatat 0,87 persen, naik tipis dari posisi Desember 2024 yang sebesar 0,73 persen. Namun, NPL gross justru mengalami perbaikan menjadi 1,91 persen dari sebelumnya 2,05 persen.

Lebih menggembirakan lagi, indikator Loan at Risk (LaR) menunjukkan penurunan dari 7,39 persen di Mei 2024 menjadi 6,25 persen pada Mei 2025, yang menandakan penurunan potensi kredit bermasalah di masa depan.

Dari sisi penghimpunan dana masyarakat, tren pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) masih terjaga dengan total DPK mencapai Rp325,59 triliun atau tumbuh 2,59 persen yoy per Mei 2025. Peningkatan DPK didorong oleh kenaikan tabungan sebesar 2,11 persen dan deposito yang meningkat 3,46 persen yoy.

Struktur DPK di Sumatera Utara masih didominasi oleh tabungan yang mencapai 43,51 persen dari total DPK, diikuti deposito 39,6 persen, dan giro 16,9 persen.

Melihat tren positif ini, OJK Sumatera Utara menyatakan komitmennya untuk terus mendorong pertumbuhan sektor perbankan yang sehat, khususnya pada sektor produktif dan UMKM agar dapat mengakselerasi pemulihan ekonomi di daerah.

Mazroh Atul Jannah

Mazroh Atul Jannah

Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Tips Lolos KUR BNI 2025 Hingga Rp100 Juta

Tips Lolos KUR BNI 2025 Hingga Rp100 Juta

Harga Emas Perhiasan 16 Juli 2025: Cek Rinciannya

Harga Emas Perhiasan 16 Juli 2025: Cek Rinciannya

Strategi Baru Pajak: Data dan Medsos

Strategi Baru Pajak: Data dan Medsos

Ini yang Dicari Saat Belanja Online, Bukan Cuma Harga

Ini yang Dicari Saat Belanja Online, Bukan Cuma Harga

Bank Digital Bebas Biaya Bulanan, Solusi Praktis Atur Keuangan Harian

Bank Digital Bebas Biaya Bulanan, Solusi Praktis Atur Keuangan Harian