Energi Panas Bumi Jadi Fokus Percepatan BUMN

Energi Panas Bumi Jadi Fokus Percepatan BUMN
Energi Panas Bumi Jadi Fokus Percepatan BUMN

JAKARTA - Indonesia menegaskan komitmennya terhadap pengembangan energi bersih melalui proyek-proyek strategis di sektor panas bumi. Baru-baru ini, serangkaian kesepakatan penting ditandatangani untuk memperkuat kapasitas energi panas bumi nasional. Langkah ini dilakukan sebagai bagian dari transisi energi dan upaya mendukung target Net Zero Emission 2060 serta Enhanced National Determined Contribution (ENDC) 2030.

Penandatanganan Head of Agreement (HoA) menjadi titik awal pengembangan proyek panas bumi dengan total kapasitas indikatif 530 MW. Kerjasama ini melibatkan PLN Indonesia Power (PLN IP) dan PT Geo Dipa Energi (PGE), yang sepakat menjajaki pengembangan berbagai Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) di Indonesia. Proyek-proyek tersebut meliputi status Brownfield, Yellowfield, dan Greenfield, sehingga mencakup tahap pengembangan yang berbeda-beda.

Direktur Utama PLN IP,  menegaskan posisi perusahaan sebagai penggerak utama dalam transformasi energi bersih. Menurutnya, pengembangan panas bumi merupakan solusi jangka panjang untuk menyediakan energi andal sekaligus berkelanjutan.

Baca Juga

Harga BBM di Indonesia Turun Lagi, Berlaku Mulai 19 Agustus 2025

“Kami percaya bahwa pengembangan panas bumi bukan hanya solusi jangka panjang untuk penyediaan energi yang andal dan berkelanjutan, tetapi juga wujud nyata kontribusi BUMN dalam mendukung agenda pembangunan rendah karbon. Melalui konsorsium ini, kami memastikan proses pengadaan dan pembangunan dilakukan secara efisien, transparan, dan berorientasi pada hasil,” ujar Bernadus.

Sebagai tindak lanjut dari HoA, PLN IP dan PGE membentuk konsorsium untuk menggarap dua proyek utama. Proyek pertama adalah PLTP Ulubelu Binary Unit dengan kapasitas 30 MW yang berlokasi di Provinsi Lampung, sementara proyek kedua adalah PLTP Lahendong Binary Unit 15 MW di Sulawesi Utara. Kedua proyek ini saat ini sedang dalam proses pengadaan Independent Power Producer (IPP) di PT PLN (Persero) dan akan membentuk Joint Venture Company (JVC) setelah menerima Surat Penunjukan resmi dari PLN.

Kedua pembangkit listrik ini bukan sekadar proyek energi, tetapi juga bagian dari rencana pengadaan tenaga listrik oleh PLN untuk wilayah Sumatera dan Sulawesi. Sinergi ini menunjukkan komitmen BUMN dalam mendorong pengembangan energi baru terbarukan (EBT) dan memperkuat bauran energi nasional.

Pemerintah Indonesia menempatkan energi panas bumi sebagai salah satu pilar utama transisi energi karena potensinya yang besar dan keberlanjutan jangka panjang. Dengan kapasitas yang mencapai ratusan MW, proyek-proyek panas bumi dapat mendukung ketahanan energi nasional sekaligus menurunkan emisi karbon.

Selain itu, pembentukan konsorsium dan kolaborasi lintas BUMN diharapkan meningkatkan efisiensi dalam proses pengadaan dan pembangunan. Strategi ini juga memastikan proyek dijalankan dengan standar transparansi tinggi serta hasil yang optimal, sehingga investasi di sektor energi bersih dapat memberikan dampak positif bagi ekonomi nasional.

Proyek-proyek ini juga sejalan dengan visi jangka panjang Indonesia untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan meningkatkan proporsi energi baru terbarukan dalam bauran energi nasional. Sinergi BUMN menjadi kunci agar target-target ambisius tersebut bisa tercapai, sekaligus menjadi contoh bagi sektor swasta untuk ikut serta dalam pengembangan energi berkelanjutan.

Selain kapasitas terpasang yang signifikan, proyek panas bumi ini memberikan manfaat sosial-ekonomi bagi masyarakat sekitar. Dengan beroperasinya PLTP Ulubelu dan Lahendong Binary Unit, diharapkan tercipta lapangan kerja baru dan peningkatan ekonomi lokal melalui rantai pasok proyek. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah dalam pembangunan daerah melalui pemanfaatan sumber daya energi terbarukan.

Ke depan, PLN IP dan PGE berkomitmen untuk terus mengeksplorasi peluang pengembangan panas bumi di wilayah lain. Langkah ini sekaligus memperkuat posisi Indonesia sebagai negara dengan potensi energi panas bumi yang besar di tingkat global. Dengan dukungan teknologi, regulasi yang mendukung, serta kolaborasi strategis, target Net Zero Emission 2060 menjadi lebih realistis dicapai.

Selain aspek teknis dan bisnis, proyek ini juga mencerminkan peran BUMN dalam mendorong inovasi di sektor energi. Transformasi menuju energi bersih bukan hanya soal pemanfaatan sumber daya, tetapi juga peningkatan kapasitas teknologi dan pengembangan SDM. Konsorsium ini diharapkan menjadi contoh keberhasilan kolaborasi lintas BUMN dalam mempercepat transisi energi nasional.

Secara keseluruhan, langkah strategis ini menegaskan bahwa pengembangan energi panas bumi di Indonesia bukan sekadar rencana, tetapi sedang bergerak nyata melalui implementasi proyek-proyek strategis. Dengan kapasitas awal 530 MW dan potensi ekspansi lebih lanjut, proyek ini menjadi tonggak penting dalam perjalanan Indonesia menuju energi bersih dan berkelanjutan.

Mazroh Atul Jannah

Mazroh Atul Jannah

Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Pemadaman Listrik Selasa 19 Agustus 2025: Wonosari, Sedayu, Wates

Pemadaman Listrik Selasa 19 Agustus 2025: Wonosari, Sedayu, Wates

Harga Batu Bara Menguat Tipis, Setelah Turun Dua Hari Berturut turut

Harga Batu Bara Menguat Tipis, Setelah Turun Dua Hari Berturut turut

Kendaraan Listrik Wuling Air EV Jadi Sorotan di GIIAS 2025

Kendaraan Listrik Wuling Air EV Jadi Sorotan di GIIAS 2025

Harga Minyak Naik, Pasar Tunggu Pertemuan Trump Zelenskiy

Harga Minyak Naik, Pasar Tunggu Pertemuan Trump Zelenskiy

PLN Indonesia Power Kawal Dua Pembangkit Listrik di Papua

PLN Indonesia Power Kawal Dua Pembangkit Listrik di Papua