Bank Sumut Pastikan Siap Lunasi Obligasi Rp444 Miliar Jatuh Tempo Juli 2025, Gunakan Dana Internal Senilai Rp5,9 Triliun

Selasa, 08 April 2025 | 09:25:04 WIB

JAKARTA - PT Bank Sumut memastikan kesiapan penuh dalam memenuhi kewajiban finansialnya terkait pelunasan obligasi subordinasi yang akan jatuh tempo pada pertengahan tahun ini. Berdasarkan laporan terbaru dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo), surat utang yang diterbitkan Bank Sumut, yakni Obligasi Subordinasi Berkelanjutan I Tahap I Tahun 2018 senilai Rp444 miliar, akan jatuh tempo pada 5 Juli 2025.

Pefindo dalam keterangannya yang dikutip Selasa, 8 April 2025, mengungkapkan bahwa Bank Sumut telah merencanakan strategi pelunasan menggunakan dana internal yang bersumber dari kas dan setara kas perusahaan. Hingga akhir Desember 2024, tercatat Bank Sumut memiliki kas dan setara kas sebesar Rp5,9 triliun.

“Bank berencana melunasi surat utang yang akan jatuh tempo tersebut menggunakan dana internal yang berasal dari kas dan setara kas yang dimiliki sebesar Rp5,9 triliun per akhir Desember 2024,” tulis Pefindo dalam pernyataan resminya.

Komitmen Jaga Kepercayaan Investor dan Stabilitas Keuangan

Langkah Bank Sumut ini mencerminkan komitmen kuat perusahaan dalam menjaga kredibilitas dan kepercayaan investor. Sebagai lembaga keuangan daerah yang terus berkembang, Bank Sumut memprioritaskan manajemen risiko yang prudent guna memastikan seluruh kewajiban keuangan dapat diselesaikan tepat waktu tanpa harus bergantung pada pendanaan eksternal.

Dengan kesiapan dana internal yang lebih dari cukup untuk menutupi kewajiban jatuh tempo, Bank Sumut menunjukkan ketahanan finansialnya di tengah tantangan perekonomian global yang masih penuh ketidakpastian.

Obligasi Subordinasi Berkelanjutan I Tahap I Tahun 2018 sendiri sebelumnya telah mendapatkan peringkat idA- dari Pefindo. Peringkat ini mencerminkan kapasitas kuat Bank Sumut dalam memenuhi kewajiban keuangan jangka menengah hingga panjang. Meski begitu, sebagai subordinasi, obligasi ini memiliki risiko yang lebih tinggi dibandingkan obligasi senior, sebab dalam hal likuidasi, klaim pembayaran obligasi subordinasi berada setelah klaim dari kreditur lain yang lebih senior.

Strategi Pembayaran Obligasi yang Matang

Penggunaan dana internal untuk pelunasan obligasi menjadi langkah strategis yang dipilih manajemen Bank Sumut. Dengan saldo kas dan setara kas yang mencapai Rp5,9 triliun per akhir 2024, perusahaan memiliki ruang likuiditas yang sangat memadai untuk memenuhi kewajiban jatuh tempo tanpa mengganggu operasional maupun ekspansi bisnis yang tengah dijalankan.

Selain itu, pelunasan ini juga dinilai sebagai langkah penting dalam menjaga profil risiko keuangan Bank Sumut agar tetap sehat dan berkelanjutan. Melunasi obligasi dari dana internal memberikan sinyal positif bagi pasar, khususnya para pemegang obligasi dan calon investor, bahwa perusahaan memiliki fundamental yang kuat.

Sebagai catatan, dana kas dan setara kas Bank Sumut tersebut tidak hanya digunakan untuk pembayaran obligasi, tetapi juga menopang berbagai kebutuhan likuiditas lainnya, seperti penyaluran kredit, pengembangan layanan digital, serta peningkatan layanan nasabah di seluruh cabang.

Upaya Perkuat Posisi Bank Daerah

Bank Sumut, yang merupakan bank pembangunan daerah (BPD) milik Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dan kabupaten/kota se-Sumatera Utara, terus memperkuat perannya dalam mendukung pembangunan daerah. Dengan basis permodalan yang solid, Bank Sumut aktif menyalurkan kredit ke sektor-sektor produktif seperti usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), infrastruktur daerah, serta pembiayaan proyek strategis lainnya.

Pelunasan obligasi ini juga diharapkan dapat meningkatkan kapasitas pembiayaan Bank Sumut ke depan, seiring dengan upaya perseroan dalam menggenjot pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan. Dengan profil keuangan yang sehat, Bank Sumut semakin percaya diri menghadapi tantangan industri perbankan di era digitalisasi yang kian cepat.

“Kesiapan pelunasan ini menjadi bukti nyata bahwa Bank Sumut berada dalam posisi yang kuat secara finansial. Kami optimistis langkah ini akan memberikan dampak positif terhadap persepsi pasar dan memperkuat kepercayaan para pemangku kepentingan,” ungkap sumber internal Bank Sumut yang enggan disebutkan namanya.

Pandangan Positif dari Pefindo

Pefindo juga menilai, kesiapan Bank Sumut dalam melunasi obligasi ini menjadi faktor positif bagi profil kredit perusahaan. Dengan menjaga likuiditas dan kemampuan pembayaran utang yang baik, Bank Sumut menunjukkan komitmen untuk mempertahankan kinerja keuangan yang stabil, meski di tengah dinamika perekonomian domestik dan global.

Selain itu, langkah Bank Sumut juga sejalan dengan arahan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang terus mendorong perbankan nasional, termasuk BPD, untuk memperkuat ketahanan likuiditas dan menjaga kehati-hatian dalam pengelolaan risiko keuangan.

Bagi investor, kabar ini tentunya menjadi sinyal positif. Pelunasan obligasi secara penuh tanpa perlu mencari sumber dana eksternal mengurangi risiko kredit dan menciptakan sentimen positif bagi prospek jangka panjang Bank Sumut.

Optimisme Bank Sumut Menatap Masa Depan

Ke depan, Bank Sumut berkomitmen untuk terus memperkuat permodalan dan meningkatkan efisiensi operasional guna mendukung pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan. Perseroan juga akan fokus pada pengembangan layanan digital, memperluas jangkauan nasabah, serta meningkatkan kualitas layanan untuk menghadapi persaingan industri perbankan yang semakin ketat.

Dengan pelunasan obligasi ini, Bank Sumut membuka lembaran baru untuk memaksimalkan ekspansi bisnis yang lebih agresif, sekaligus mempertegas peran strategisnya sebagai motor penggerak pembangunan ekonomi daerah di Sumatera Utara dan sekitarnya.

Terkini