JAKARTA - Cederanya Ole Romeny dalam laga Piala Presiden 2025 melawan Arema tidak hanya mengejutkan pendukung Timnas Indonesia, tapi juga memicu spekulasi seputar siapa yang akan mengisi posisinya di lini serang skuad Garuda. Nama Jens Raven pun langsung mencuat ke permukaan seiring performa impresifnya bersama tim U-23.
Romeny diketahui mengalami cedera serius setelah tekel keras dari gelandang Arema, Paulinho. Ia harus ditandu keluar lapangan, dan perkembangan terkini menyebutkan bahwa sang penyerang bakal menjalani operasi pada Kamis, 17 Juli 2025. Dengan situasi tersebut, pemain yang kini memperkuat Oxford United itu hampir pasti absen membela Timnas Indonesia dalam waktu dekat.
“Kalau September pasti enggak main,” ujar Ketua Umum PSSI Erick Thohir.
Meskipun demikian, Erick tak menutup kemungkinan kembalinya Romeny untuk laga Kualifikasi Piala Dunia 2026 putaran keempat yang akan digelar pada Oktober 2025. “Kita lihat Oktober-nya nanti,” lanjutnya.
Dengan absennya Romeny dalam waktu dekat, pertanyaan pun muncul mengenai siapa pemain yang paling pantas untuk menggantikannya di level senior. Sorotan tertuju pada Jens Raven, yang baru-baru ini tampil luar biasa di ajang ASEAN Cup U-23 2025.
Dalam laga perdana Grup A melawan Brunei Darussalam, Raven mencetak enam gol dan membawa Timnas U-23 Indonesia meraih kemenangan telak 8-0. Penampilan tersebut langsung membuatnya diperbincangkan sebagai calon kuat pengganti Romeny di tim utama.
Tak hanya publik sepak bola, banyak pengamat dan netizen mulai mendesak agar Raven segera diberikan kesempatan di Timnas senior. Apalagi saat ini, posisi striker utama sedang lowong, dan Raven menunjukkan kualitasnya secara konkret lewat catatan gol yang mengesankan.
Namun, di tengah tingginya ekspektasi terhadap Raven, Erick Thohir menegaskan bahwa keputusan soal siapa yang akan menggantikan Romeny bukanlah wewenangnya secara langsung. Ia menyatakan bahwa semua keputusan ada di tangan tim pelatih.
“Itu urusannya tim kepelatihan,” ujar Erick.
Ia juga menambahkan bahwa tim pelatih sudah lengkap dan kompeten untuk menentukan pemain terbaik yang bisa mengisi posisi yang kosong. “Sudah ada Coach Patrick (Kluivert), Coach Gerald (Vanenburg), Coach Nova (Arianto), Frank (van Kempen), dan Simon sebagai scout. Juga ada Technical Advisor dari Jordi.”
PSSI sendiri disebut terus memantau perkembangan pemain melalui talent pool yang tersedia. Tidak hanya menilai performa pemain yang bersinar di ajang tertentu, tim pelatih juga mempertimbangkan aspek kebugaran, kesiapan mental, dan bagaimana posisi masing-masing pemain bisa saling melengkapi dalam formasi yang dibangun.
Erick menegaskan kembali bahwa proses seleksi tidak bisa dilakukan secara terburu-buru. Apalagi, proses pemulihan Ole Romeny pun masih berjalan dan belum ada keputusan akhir soal berapa lama ia akan absen dari lapangan hijau.
“Nanti kita lihat saja siapa yang dipilih atau bagaimana proses recovery Ole berjalan,” kata Erick.
Munculnya nama Jens Raven di tengah absennya Romeny memang jadi angin segar bagi Timnas, terutama karena usia Raven yang masih sangat muda dan prospek jangka panjang yang dimilikinya. Namun, mempromosikan pemain ke tim utama tentu bukan sekadar melihat performa satu pertandingan, melainkan perlu kajian dan kesiapan secara menyeluruh.
Sejauh ini, publik hanya bisa menunggu keputusan dari tim pelatih. Meski Raven menunjukkan potensi besar, pertimbangan strategi dan kebutuhan tim secara keseluruhan akan menjadi faktor utama dalam proses promosi ke tim senior.
Di luar itu, situasi ini menunjukkan pentingnya kedalaman skuad dalam membangun tim nasional yang kompetitif. Cederanya satu pemain utama seperti Romeny bisa saja memengaruhi keseimbangan tim, namun juga menjadi peluang bagi pemain muda untuk unjuk gigi.
Jens Raven, dengan performa impresifnya, setidaknya sudah menunjukkan bahwa ia layak dilirik. Tinggal menunggu bagaimana keputusan akhir dari tim pelatih untuk menentukan apakah ia benar-benar akan mengenakan seragam Timnas senior dalam waktu dekat.