Perusahaan Tambang PT Mitrabara Adiperdana Tbk Perluas Bisnis Energi Terbarukan dan Agro Strategis
- Rabu, 28 Mei 2025

JAKARTA - PT Mitrabara Adiperdana Tbk (MBAP) semakin memperkuat ekspansinya di sektor energi baru terbarukan, industri agro, infrastruktur, serta jasa pertambangan. Langkah strategis ini menjadi bagian dari transformasi bisnis perusahaan yang dikenal sebagai pemain utama di sektor pertambangan batu bara, menuju diversifikasi usaha yang berorientasi pada keberlanjutan dan inovasi.
Khoirudin, CEO PT Mitrabara Adiperdana, menjelaskan bahwa salah satu fokus utama perusahaan saat ini adalah pengembangan energi biomassa melalui pembangunan pabrik wood pellet. Pabrik ini dibangun oleh entitas anak perusahaan, PT Malinau Hijau Lestari (MHL), yang berlokasi di Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara.
"Pembangunan fasilitas pabrik wood pellet oleh PT Malinau Hijau Lestari di Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara, sedang berjalan dan direncanakan rampung pada akhir 2025. Pabrik ini dirancang dengan kapasitas produksi sebesar 150.000 ton per tahun untuk memenuhi kebutuhan bahan baku utama produksi energi biomassa," ungkap Khoirudin.
Baca Juga
Energi Terbarukan: Fokus pada Biomassa dan Tenaga Surya
Selain energi biomassa, MBAP juga mengembangkan portofolio bisnisnya di sektor energi tenaga surya. Melalui anak perusahaannya, Solar Radiance, Mitrabara telah berhasil memasang kapasitas pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) sebesar 12,8 MWp pada tahun 2024.
"Solar Radiance telah berhasil mengakuisisi pelanggan-pelanggan baru dari sektor komersial dan industri, dengan total kapasitas instalasi mencapai 12,8 MWp dalam waktu kurang dari dua tahun," kata Khoirudin. Ia menambahkan bahwa pengadaan dan pemasangan solar panel ini merupakan langkah penting untuk mendukung target energi bersih perusahaan sekaligus memperkuat portofolio bisnis di bidang energi terbarukan.
Pengembangan Akuakultur: Panen Udang dan Ekspansi Tambak
Tidak hanya di sektor energi, Mitrabara juga merambah ke industri agro, khususnya akuakultur. Perusahaan berhasil mencatatkan panen udang vannamei tahap pertama pada tahun 2024 melalui pengoperasian 20 tambak udang di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat.
“Pada tahap pertama, kami menargetkan produksi sebesar 168 ton per tahun. Pembangunan 100 kolam tambak saat ini berjalan sesuai rencana dan diharapkan dapat beroperasi penuh pada 2025 dengan kapasitas produksi mencapai 1.800 ton per tahun,” jelas Khoirudin.
Inisiatif di sektor akuakultur ini merupakan bagian dari strategi Mitrabara untuk mengembangkan usaha berbasis sumber daya alam yang ramah lingkungan dan berkelanjutan, sekaligus mendukung ketahanan pangan nasional.
Infrastruktur dan Jasa Pertambangan: Realisasi dan Kontrak Baru
Di bidang infrastruktur dan jasa pertambangan, anak perusahaan PT Mitra Muda Makmur (MMM) mencatatkan pencapaian signifikan pada akhir 2024. Realisasi jasa pertambangan berhasil mencapai volume 4,3 juta Bank Cubic Meter (BCM), menunjukkan performa operasional yang solid dan peningkatan kapasitas layanan perusahaan.
Selain itu, Mitra Muda Makmur juga berhasil mengamankan kontrak jasa pertambangan senilai total US$53,55 juta yang berlaku hingga tahun 2027. Kontrak ini diyakini akan menjadi salah satu pendorong utama pertumbuhan pendapatan dan profitabilitas perusahaan di segmen jasa pertambangan.
Khoirudin menegaskan, “Kontrak jangka menengah ini menunjukkan kepercayaan pasar terhadap kemampuan operasional dan kualitas layanan PT Mitra Muda Makmur sebagai penyedia jasa pertambangan yang handal.”
Strategi Diversifikasi dan Keberlanjutan Bisnis
Ekspansi MBAP di berbagai sektor usaha tersebut merupakan bagian dari upaya strategis untuk memperkuat daya saing perusahaan di tengah tantangan industri pertambangan dan energi global yang semakin dinamis. Dengan menambah lini bisnis energi terbarukan, agro, dan jasa pertambangan, Mitrabara menyiapkan fondasi yang kuat untuk menghadapi perubahan tren pasar dan regulasi lingkungan yang ketat.
Khoirudin menyampaikan, “Transformasi bisnis kami didasarkan pada prinsip keberlanjutan dan inovasi. Kami yakin bahwa diversifikasi usaha ini akan meningkatkan nilai perusahaan dan memberikan kontribusi positif bagi lingkungan dan masyarakat.”
Perkembangan bisnis energi terbarukan di Indonesia mendapat perhatian besar pemerintah dan pelaku industri, mengingat target nasional untuk mencapai bauran energi terbarukan yang lebih tinggi. Mitrabara memposisikan diri sebagai pemain yang siap menyokong transisi energi nasional melalui pengembangan kapasitas produksi biomassa dan tenaga surya.
Sementara itu, ekspansi di sektor akuakultur juga menghadirkan peluang signifikan, mengingat potensi besar pasar nasional dan internasional untuk produk udang. Keberhasilan pengoperasian tambak-tambak baru di Nusa Tenggara Barat diharapkan mampu mendorong peningkatan produksi dan pendapatan perusahaan.
Namun, di balik peluang tersebut, perusahaan menghadapi tantangan berupa pengelolaan lingkungan, perubahan iklim, serta fluktuasi harga komoditas yang harus dikelola dengan baik untuk menjaga keberlanjutan usaha.
Outlook dan Rencana Kedepan
MBAP menargetkan penyelesaian pembangunan pabrik wood pellet pada akhir 2025, yang akan menjadi salah satu fasilitas produksi biomassa terbesar di Indonesia. Di sisi lain, perusahaan berkomitmen untuk terus menambah kapasitas tenaga surya dan memperluas pasar pelanggan energi bersih.
Sedangkan untuk usaha akuakultur, perusahaan optimis dapat mengoperasikan penuh 100 kolam tambak pada 2025 dengan target produksi 1.800 ton per tahun. Realisasi kontrak jasa pertambangan yang sudah diperoleh juga diharapkan meningkatkan pendapatan perusahaan secara signifikan dalam tiga tahun ke depan.
Khoirudin menyimpulkan, “Kami optimis bahwa kombinasi dari berbagai lini bisnis ini akan memperkuat posisi Mitrabara sebagai perusahaan yang adaptif dan berorientasi masa depan, serta mampu memberikan nilai tambah yang berkelanjutan bagi pemangku kepentingan.”

Mazroh Atul Jannah
Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.