Hari Kesehatan Perempuan Internasional Diperingati Setiap 28 Mei: Momentum Mengadvokasi Hak Kesehatan Perempuan di Seluruh Dunia

Hari Kesehatan Perempuan Internasional Diperingati Setiap 28 Mei: Momentum Mengadvokasi Hak Kesehatan Perempuan di Seluruh Dunia
Hari Kesehatan Perempuan Internasional Diperingati Setiap 28 Mei: Momentum Mengadvokasi Hak Kesehatan Perempuan di Seluruh Dunia

JAKARTA - Setiap tanggal 28 Mei, dunia secara serentak memperingati Hari Kesehatan Perempuan Internasional. Momentum ini menjadi panggilan global untuk meningkatkan kesadaran serta advokasi atas hak-hak kesehatan perempuan, yang selama ini masih kerap terabaikan, terutama di wilayah dengan akses terbatas terhadap layanan medis yang memadai.

Hari Kesehatan Perempuan Internasional bukan sekadar perayaan, melainkan juga aksi nyata untuk mendorong perubahan sistem kesehatan agar lebih inklusif dan berkeadilan gender. Tahun ini, peringatan tersebut kembali menegaskan pentingnya perhatian global terhadap berbagai isu kesehatan perempuan yang belum terselesaikan.

Sejarah Penetapan Hari Kesehatan Perempuan Internasional

Baca Juga

Harga Terbaru HP Oppo 2025: Oppo Find N5, Reno 12 Pro 5G, A3x, dan Seri Lainnya

Menurut keterangan resmi dari Women’s Global Network for Reproductive Rights (WGNRR), awal mula peringatan ini berasal dari pertemuan anggota WGNRR di Kosta Rika pada tahun 1987. Dalam reuni tersebut, diputuskan bahwa tanggal 28 Mei akan dijadikan sebagai Hari Aksi Internasional untuk Kesehatan Perempuan.

“Sejak saat itu, tanggal 28 Mei dikenal secara luas sebagai Hari Kesehatan Perempuan Internasional, yang menjadi hari penting untuk memperjuangkan hak kesehatan reproduksi dan kesejahteraan perempuan secara menyeluruh,” ujar juru bicara WGNRR dalam akun resmi mereka.

Momentum ini kemudian mendapat pengakuan formal dari beberapa negara, termasuk Afrika Selatan yang mengukuhkan 28 Mei sebagai hari resmi peringatan sejak tahun 1999. Hal ini menandai pengakuan global terhadap pentingnya isu kesehatan perempuan yang harus menjadi perhatian pemerintah dan masyarakat.

Kesehatan Perempuan: Lebih dari Sekadar Isu Reproduksi

Seringkali kesehatan perempuan disempitkan hanya pada isu reproduksi, padahal cakupannya jauh lebih luas. Kesehatan perempuan meliputi kesejahteraan fisik, mental, dan sosial yang saling terkait secara kompleks.

Namun, di banyak negara, perempuan masih menghadapi berbagai tantangan signifikan. Data menunjukkan tingginya angka kematian ibu akibat kurangnya akses layanan kesehatan maternal yang aman. Selain itu, diskriminasi berbasis gender dalam pelayanan kesehatan membuat perempuan kesulitan mendapatkan perawatan yang layak.

“Kesehatan perempuan adalah fondasi keluarga dan masyarakat yang sehat. Oleh karena itu, perlu adanya sistem kesehatan yang responsif dan adil bagi perempuan dari berbagai latar belakang,” ungkap dr. Siti Rahmawati, seorang ahli kesehatan masyarakat yang aktif dalam advokasi kesehatan perempuan.

Isu Kesehatan Perempuan yang Masih Mengemuka

Selain tantangan medis, perempuan juga kerap menghadapi berbagai masalah sosial yang memengaruhi kesehatan mereka. Kekerasan berbasis gender, pernikahan dini, serta kurangnya edukasi kesehatan seksual dan reproduksi menjadi penghambat utama.

Menurut data WHO, sekitar 1 dari 3 perempuan di dunia pernah mengalami kekerasan fisik atau seksual, yang berdampak langsung pada kesehatan fisik dan mental mereka. Pernikahan dini juga menyebabkan risiko kesehatan yang tinggi, terutama terkait kehamilan usia muda dan komplikasi persalinan.

“Pendidikan kesehatan seksual yang memadai sangat penting untuk mencegah berbagai risiko ini. Sayangnya, di banyak daerah, materi edukasi ini masih terbatas dan tabu untuk dibicarakan,” ujar Ratna Dewi, aktivis perempuan dari sebuah lembaga non-pemerintah di Jakarta.

Peran Pemerintah dan Masyarakat Sipil dalam Memperjuangkan Kesehatan Perempuan

Hari Kesehatan Perempuan Internasional menjadi ajakan untuk seluruh pemangku kepentingan—pemerintah, organisasi masyarakat sipil, hingga individu untuk bekerja bersama dalam memperkuat sistem kesehatan yang inklusif.

Beberapa langkah penting yang perlu didorong antara lain:

Peningkatan akses dan kualitas layanan kesehatan maternal dan reproduksi,

Penguatan edukasi kesehatan seksual yang komprehensif dan ramah gender,

Perlindungan hukum terhadap perempuan dari kekerasan dan diskriminasi,

Penyediaan fasilitas kesehatan yang mudah dijangkau oleh perempuan di daerah terpencil.

“Kami berharap pemerintah semakin serius dalam menjalankan program yang berpihak pada perempuan, terutama dalam meningkatkan kualitas layanan kesehatan dan memperluas jangkauan fasilitas medis di seluruh pelosok negeri,” ujar Menteri Kesehatan RI, dalam pernyataannya menyambut Hari Kesehatan Perempuan Internasional 2025.

Kesehatan Perempuan sebagai Investasi Jangka Panjang

Kesehatan perempuan bukan hanya urusan individual, melainkan investasi strategis untuk pembangunan sosial dan ekonomi bangsa. Perempuan yang sehat akan berkontribusi optimal dalam keluarga, komunitas, dan dunia kerja.

“Memperjuangkan kesehatan perempuan sama artinya dengan membangun masa depan bangsa yang lebih kuat dan berkelanjutan. Ini adalah investasi jangka panjang yang hasilnya akan dirasakan generasi mendatang,” jelas Prof. Dr. Hadi Susanto, pakar kesehatan masyarakat dari Universitas Indonesia.

Berbagai Kegiatan Peringatan di Seluruh Dunia

Peringatan Hari Kesehatan Perempuan Internasional diadakan secara luas di berbagai negara, dengan kegiatan mulai dari seminar, workshop, kampanye edukasi, hingga aksi sosial yang menyasar kelompok rentan perempuan.

“Berbagai komunitas dan organisasi perempuan berperan aktif menggelar kegiatan edukasi dan advokasi. Ini menunjukkan bahwa kesadaran akan pentingnya kesehatan perempuan semakin meningkat di tingkat global,” kata Cindy Lauper, Koordinator Program WGNRR Asia Pasifik.

Hari Kesehatan Perempuan Internasional setiap tanggal 28 Mei adalah pengingat global untuk tidak melupakan hak-hak kesehatan perempuan, serta dorongan untuk menghapus berbagai hambatan yang selama ini menghalangi perempuan memperoleh layanan kesehatan yang layak dan adil.

Memperkuat sistem kesehatan yang inklusif dan menjamin hak perempuan akan berdampak positif tidak hanya bagi perempuan itu sendiri, tetapi juga bagi keluarga, masyarakat, dan kemajuan bangsa secara keseluruhan.

Sebagaimana disampaikan oleh dr. Siti Rahmawati, “Ketika perempuan sehat, maka keluarga dan masyarakat akan menjadi kuat. Oleh karena itu, perhatian dan dukungan kita semua sangat dibutuhkan untuk mencapai tujuan ini.”

Mazroh Atul Jannah

Mazroh Atul Jannah

Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

5 Rekomendasi Tablet Samsung Terbaik Mei 2025: Kombinasi Harga Terjangkau, Desain Menarik, dan Fitur Canggih

5 Rekomendasi Tablet Samsung Terbaik Mei 2025: Kombinasi Harga Terjangkau, Desain Menarik, dan Fitur Canggih

PIK 2 Jadi Primadona Wisata Baru di Jakarta, Ini 5 Destinasi Favorit yang Wajib Dikunjungi

PIK 2 Jadi Primadona Wisata Baru di Jakarta, Ini 5 Destinasi Favorit yang Wajib Dikunjungi

Xiaomi TV A Pro Series 2026 Resmi Meluncur di Indonesia, Ini Tips Memilih Ukuran TV Sesuai Ukuran Ruangan

Xiaomi TV A Pro Series 2026 Resmi Meluncur di Indonesia, Ini Tips Memilih Ukuran TV Sesuai Ukuran Ruangan

Mengupas Tuntas BYD Atto 4, Sedan Listrik Harga Rp400 Jutaan dengan Performa dan Fitur Premium Setara Mobil Rp1 Miliar

Mengupas Tuntas BYD Atto 4, Sedan Listrik Harga Rp400 Jutaan dengan Performa dan Fitur Premium Setara Mobil Rp1 Miliar

Samsung Galaxy S25 Edge Resmi Dibuka PreOrder: Smartphone Paling Tipis dengan Kamera 200MP dan Bonus Hingga Rp4 Juta

Samsung Galaxy S25 Edge Resmi Dibuka PreOrder: Smartphone Paling Tipis dengan Kamera 200MP dan Bonus Hingga Rp4 Juta