Harga Minyak Mentah Naik 0,2 Persen Didukung Penurunan Stok AS

Harga Minyak Mentah Naik 0,2 Persen Didukung Penurunan Stok AS
Harga Minyak Mentah Naik 0,2 Persen Didukung Penurunan Stok AS

JAKARTA - Harga minyak mentah dunia mengalami kenaikan tipis pada perdagangan siang ini, Kamis (26/6/2025), setelah data terbaru menunjukkan penurunan stok minyak mentah Amerika Serikat (AS) yang lebih besar dari perkiraan analis. Kenaikan ini melanjutkan tren positif harga minyak yang mulai bangkit dari tekanan awal pekan ini, berkat optimisme pasar terhadap permintaan energi yang tetap kuat.

Minyak mentah Brent, patokan global, naik sebesar 15 sen atau 0,2 persen menjadi US$ 67,83 per barel pada sesi siang hari. Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) yang menjadi acuan harga minyak AS, juga mengalami kenaikan sebesar 20 sen atau 0,3 persen menjadi US$ 65,12 per barel.

Pulih dari Tekanan Awal Minggu
Kedua jenis minyak patokan ini sebelumnya sempat mengalami tekanan harga di awal pekan, yang sebagian dipicu oleh kekhawatiran terhadap ketidakpastian geopolitik dan potensi pelemahan permintaan global. Namun, data terbaru dari Badan Informasi Energi (EIA) AS memberikan sinyal positif, yaitu penurunan stok minyak mentah yang signifikan.

Baca Juga

Suzuki Fronx Compact SUV Tampil Irit dengan Mesin Hybrid dan Bensin

Badan Informasi Energi mencatat stok minyak mentah di AS turun hingga 5,8 juta barel dalam satu pekan terakhir. Penurunan ini jauh melebihi ekspektasi analis yang memperkirakan hanya sekitar 797 ribu barel. Selain itu, stok bensin juga mengalami penurunan tak terduga sebesar 2,1 juta barel, yang menjadi indikator meningkatnya aktivitas konsumsi bahan bakar di pasar domestik AS.

Permintaan AS Masih Tangguh
Menurut Yuki Takashima, ekonom dari Nomura Securities yang dikutip Reuters, penurunan persediaan minyak yang signifikan ini mengindikasikan permintaan bahan bakar yang cukup solid di AS. "Beberapa pembeli menyukai permintaan yang solid yang ditunjukkan oleh penurunan persediaan dalam statistik mingguan AS," ujar Takashima.

Permintaan yang kuat ini membantu mengangkat harga minyak dan membalikkan tren pelemahan yang sempat terjadi akibat ketidakpastian geopolitik dan kekhawatiran perlambatan ekonomi global.

Ketidakpastian Geopolitik dan Investor Masih Waspada
Meski harga minyak merangkak naik, pasar energi global masih dibayangi oleh ketidakpastian akibat konflik di Timur Tengah, terutama antara Iran dan Israel. Ketegangan ini berpotensi menimbulkan gangguan pasokan minyak dari kawasan yang kaya sumber daya tersebut.

Takashima mengingatkan bahwa para investor masih gelisah dan mencari kejelasan mengenai kemungkinan gencatan senjata antara kedua negara tersebut. “Investor tetap gelisah, mencari kejelasan tentang status gencatan senjata Iran-Israel,” jelasnya.

Situasi geopolitik ini menjadi salah satu faktor penting yang akan menentukan arah pergerakan harga minyak ke depan. Jika ketegangan berlanjut, harga minyak berpotensi naik lebih lanjut, namun jika ada tanda-tanda mereda, pasar bisa kembali mengalami koreksi.

Proyeksi Harga Minyak WTI
Melihat perkembangan pasar saat ini, Yuki Takashima memperkirakan harga minyak WTI akan bergerak dalam kisaran US$ 60 hingga US$ 65 per barel dalam waktu dekat. “Harga WTI kemungkinan akan kembali ke kisaran US$ 60 sampai US$ 65 per barel,” ujarnya.

Kisaran harga ini mencerminkan ekspektasi pasar yang masih cukup hati-hati mengingat volatilitas harga minyak yang rentan terhadap perubahan geopolitik dan dinamika permintaan global.

Data EIA dan Implikasinya bagi Pasar Minyak
Data terbaru dari EIA memberikan gambaran kuat tentang keseimbangan pasar minyak global. Penurunan stok minyak mentah dan bahan bakar di AS menunjukkan bahwa permintaan domestik tetap kuat di tengah ketidakpastian ekonomi global.

Aktivitas penyulingan minyak yang meningkat juga berkontribusi pada penurunan persediaan tersebut. Kenaikan aktivitas ini mencerminkan upaya memenuhi permintaan pasar domestik, sekaligus menandakan bahwa perekonomian AS tetap bergerak dinamis.

Dampak Kenaikan Harga Minyak bagi Ekonomi Global
Kenaikan harga minyak, walaupun tipis, tetap menjadi perhatian utama bagi pelaku industri dan pemerintah di berbagai negara. Harga minyak yang lebih tinggi dapat meningkatkan biaya produksi dan transportasi, yang berdampak pada inflasi dan daya beli masyarakat.

Namun, harga minyak yang stabil atau naik sedikit juga dibutuhkan oleh negara-negara produsen minyak agar dapat mendukung investasi dan keberlanjutan produksi energi mereka.

Pasar Minyak Menguat Didukung Penurunan Stok AS
Harga minyak dunia pada Kamis siang ini menunjukkan penguatan tipis yang didorong oleh data penurunan stok minyak mentah dan bahan bakar AS yang lebih besar dari perkiraan. Permintaan yang solid dan aktivitas penyulingan yang meningkat menjadi faktor utama penguatan ini.

Meski begitu, ketidakpastian geopolitik di kawasan Timur Tengah membuat para investor masih waspada dan memantau perkembangan situasi dengan ketat. Proyeksi harga minyak WTI berada dalam kisaran US$ 60-US$ 65 per barel, mencerminkan kehati-hatian pasar terhadap dinamika permintaan dan pasokan global.

Dengan demikian, pergerakan harga minyak tetap perlu dipantau secara cermat, mengingat banyak faktor eksternal yang bisa mengubah arah pasar dalam waktu singkat.

Nathasya Zallianty

Nathasya Zallianty

Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

5 Rumah Murah Rp 200 Jutaan di Manokwari Selatan, Papua Barat

5 Rumah Murah Rp 200 Jutaan di Manokwari Selatan, Papua Barat

PLN Berhasil Bangun Ketahanan Energi Nasional dengan Layanan Listrik Andalan

PLN Berhasil Bangun Ketahanan Energi Nasional dengan Layanan Listrik Andalan

PGN Perkuat Keberlanjutan Pemanfaatan Gas Bumi untuk Industri Nasional

PGN Perkuat Keberlanjutan Pemanfaatan Gas Bumi untuk Industri Nasional

Astra Percepat Transformasi Energi Terbarukan di Semua Operasional

Astra Percepat Transformasi Energi Terbarukan di Semua Operasional

Bahlil Tegaskan Pertambangan Jadi Kunci Pembangunan dan Kedaulatan

Bahlil Tegaskan Pertambangan Jadi Kunci Pembangunan dan Kedaulatan