
JAKARTA - Upaya pemerintah Indonesia untuk mewujudkan hilirisasi tambang dan mendongkrak industri kendaraan listrik semakin konkret dengan terobosan holding BUMN tambang, MIND ID. Melalui anak usahanya, MIND ID menyiapkan pembangunan enam proyek strategis bernilai total US$5,9 miliar atau setara lebih dari Rp95 triliun (kurs Rp16.000) di dua lokasi utama: Halmahera Timur, Maluku Utara, dan Karawang, Jawa Barat.
Enam proyek tersebut akan membentuk rantai ekosistem kendaraan listrik (electric vehicle/EV) terintegrasi, mulai dari pengolahan nikel sebagai bahan baku baterai hingga produksi battery pack untuk EV. Proyek ini diharapkan mendukung target pemerintah menjadikan Indonesia sebagai pemain kunci industri kendaraan listrik global.
Direktur Utama MIND ID, Hendi Prio Santoso, menegaskan proyek-proyek ini bukan hanya untuk memperkuat hilirisasi tambang, tetapi juga untuk meningkatkan nilai tambah nikel nasional. "Enam proyek ekosistem baterai EV ini dibangun untuk menciptakan rantai pasok terintegrasi dari hulu hingga hilir yang akan mendukung transisi energi dan mendongkrak daya saing industri nasional," ujar Hendi.
Baca Juga
Lokasi Strategis, Perkuat Rantai Pasok
Dijelaskan Hendi, dari total enam proyek, empat proyek akan dibangun di kawasan Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP), Halmahera Timur, Maluku Utara. Sementara dua proyek lain berlokasi di kawasan industri Karawang, Jawa Barat.
Empat proyek di IWIP Halmahera Timur mencakup pembangunan pabrik pengolahan nikel (High Pressure Acid Leaching/HPAL) dan fasilitas produksi precursor katoda untuk bahan baku baterai. Sementara di Karawang, dua proyek yang akan digarap meliputi pabrik battery cell dan pabrik battery pack. Produksi battery pack ini akan langsung menyasar kebutuhan kendaraan listrik dalam negeri dan pasar ekspor.
"Proyek di IWIP akan memproses bahan tambang menjadi intermediate product, sedangkan proyek di Karawang akan memproduksi battery cell dan battery pack sehingga hilirisasi nikel kita benar-benar sampai pada produk akhir," papar Hendi.
Jadi Motor Hilirisasi Nikel Nasional
Menurut data MIND ID, nilai investasi enam proyek ini mencapai US$5,9 miliar. Investasi tersebut menjadi yang terbesar yang pernah dilakukan MIND ID dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik. Proyek ini juga akan membuka ribuan lapangan kerja baru dan memberikan dampak ekonomi signifikan bagi daerah sekitar, terutama di Halmahera Timur.
Hendi menambahkan, proyek-proyek ini juga menjadi bagian dari upaya mendukung kebijakan pemerintah yang menetapkan target produksi kendaraan listrik sebesar 600 ribu unit roda empat dan 2,45 juta unit roda dua pada 2030.
"Proyek ini tidak hanya memperkuat hilirisasi, tetapi juga menjawab tantangan transisi energi yang kini menjadi fokus global. Dengan begitu, Indonesia dapat memanfaatkan potensi besar nikel yang kita miliki sebagai tulang punggung baterai kendaraan listrik," imbuhnya.
Kolaborasi dengan Mitra Global
Hendi mengungkapkan bahwa pengembangan enam proyek tersebut juga melibatkan kerja sama strategis dengan sejumlah perusahaan terkemuka dari dalam dan luar negeri. Hal ini diyakini akan mempercepat transfer teknologi dan mendukung implementasi standar internasional dalam pembangunan ekosistem EV nasional.
Salah satu mitra strategis MIND ID adalah perusahaan asal China yang memiliki teknologi pengolahan nikel berstandar global. Selain itu, perusahaan teknologi dari Korea Selatan juga turut berperan dalam pembangunan pabrik battery cell dan battery pack di Karawang.
"Kolaborasi dengan mitra global akan memperkuat posisi Indonesia di rantai pasok baterai kendaraan listrik dunia. Ini bukti keseriusan kita dalam mendorong industri hijau sekaligus memperkuat kemandirian nasional," tutur Hendi.
Dorong Peningkatan Pendapatan Negara
Proyek ini tidak hanya ditargetkan mendukung industri kendaraan listrik domestik, tetapi juga mendongkrak pendapatan negara melalui ekspor produk bernilai tambah tinggi. Sebab, sebagian besar output dari proyek HPAL di IWIP dan pabrik battery cell di Karawang akan diekspor ke berbagai negara yang memiliki permintaan tinggi terhadap baterai EV.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia yang turut mendukung proyek ini menilai, hilirisasi nikel akan membawa keuntungan besar bagi Indonesia karena negara tidak hanya mengekspor bahan mentah, tetapi juga produk setengah jadi hingga produk akhir yang nilai jualnya berkali lipat lebih tinggi.
"Ini langkah konkret yang sangat kita butuhkan. Dengan hilirisasi, kita akan dapatkan multiplier effect, mulai dari penyerapan tenaga kerja, peningkatan penerimaan negara, hingga mendukung posisi Indonesia sebagai pemain utama industri kendaraan listrik," ujar Bahlil dalam pernyataannya.
Dampak Sosial dan Lingkungan Jadi Perhatian
MIND ID menegaskan seluruh proyek akan dibangun dengan memperhatikan aspek keberlanjutan lingkungan. Proses produksi akan mengadopsi teknologi ramah lingkungan serta mengikuti kaidah Environmental, Social, and Governance (ESG) yang telah ditetapkan pemerintah.
"Kami memastikan proyek ini tidak hanya bermanfaat secara ekonomi, tetapi juga bertanggung jawab secara sosial dan lingkungan. Kami akan bekerja sama dengan masyarakat setempat untuk menjaga kelestarian lingkungan sekitar area operasional," pungkas Hendi.
Enam proyek ini diperkirakan mulai beroperasi secara bertahap mulai 2027 mendatang. Pemerintah berharap kehadiran proyek ini akan mempercepat Indonesia menuju kemandirian ekosistem kendaraan listrik nasional.

Mazroh Atul Jannah
Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
2.
3.
OPPO A5x: Baterai Jumbo, Desain Tangguh
- 04 Juli 2025
4.
Xiaomi Luncurkan Redmi Pad 2 untuk Edukasi
- 04 Juli 2025
5.
BMKG Peringatkan Aceh Soal Potensi Hujan Lebat
- 04 Juli 2025