BMKG Peringatkan Cuaca Ekstrem di Riau

BMKG Peringatkan Cuaca Ekstrem di Riau
BMKG Peringatkan Cuaca Ekstrem di Riau

JAKARTA - Di tengah meningkatnya jumlah titik panas di wilayah Riau yang mencapai angka mencemaskan, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Pekanbaru mengeluarkan peringatan terkait potensi hujan dan kondisi cuaca yang bisa berubah drastis pada Rabu, 23 Juli 2025. Cuaca yang semula tampak cerah di beberapa wilayah, diperkirakan akan berubah dengan turunnya hujan ringan hingga sedang disertai kemungkinan petir dan angin kencang di sejumlah daerah.

Indikasi perubahan cuaca di Riau ini datang bersamaan dengan munculnya 135 titik panas yang tersebar di berbagai kabupaten dan kota di provinsi tersebut. Sebuah indikator yang mengkhawatirkan di tengah musim kering yang masih berlangsung, terutama karena sebagian besar wilayah terdampak merupakan daerah rawan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Forecaster On Duty BMKG Pekanbaru, Indah DN, menjelaskan bahwa pada pagi hari, kondisi cuaca di sebagian besar wilayah Riau diprakirakan cerah berawan. Namun demikian, hujan dengan intensitas ringan hingga sedang berpotensi turun di wilayah Kuantan Singingi, Indragiri Hulu, Indragiri Hilir, Bengkalis, dan Kota Dumai.

Baca Juga

Lelang Properti di Magetan, Cek Syaratnya

“Waspada hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang diprakirakan terjadi di sebagian wilayah Kuantan Singingi, Indragiri Hulu, dan Indragiri Hilir pada pagi, malam, atau dini hari," ujar Indah DN dalam keterangan resminya.

Memasuki siang hingga sore hari, cuaca di hampir seluruh wilayah Riau diperkirakan cerah berawan dan tidak ada potensi hujan yang signifikan di waktu tersebut. Namun, masyarakat diimbau tetap waspada karena kondisi cuaca berpotensi berubah cepat terutama menjelang malam.

Pada malam hingga dini hari, potensi hujan kembali meningkat. Indah DN menyebut bahwa hujan ringan hingga sedang masih bisa mengguyur sebagian wilayah Kuantan Singingi, Indragiri Hulu, dan Indragiri Hilir.

Sementara itu, suhu udara di wilayah Riau diprediksi berada dalam rentang 23,0 hingga 35,0 derajat Celsius, dengan kelembapan udara antara 45 hingga 97 persen. Angin bertiup dari arah barat hingga barat laut dengan kecepatan 10 hingga 30 km/jam, memberikan kelembaban yang cukup tinggi, namun belum cukup signifikan untuk menurunkan suhu secara drastis.

Untuk kondisi laut, BMKG mencatat bahwa tinggi gelombang di perairan Provinsi Riau termasuk dalam kategori rendah, yaitu sekitar 0,5 hingga 1,25 meter. Kendati demikian, aktivitas pelayaran tetap disarankan untuk memperhatikan perkembangan cuaca dari waktu ke waktu, terutama di malam hari.

Yang paling mencolok dari laporan cuaca hari ini adalah pantauan titik panas (hotspot) yang menunjukkan angka signifikan. Sebanyak 135 titik panas terdeteksi di Provinsi Riau, yang mengindikasikan potensi terjadinya karhutla bila tidak segera diantisipasi. Berdasarkan data BMKG, distribusi titik panas terbanyak terpantau di Rokan Hilir dengan 91 titik, disusul Pelalawan sebanyak 22 titik, Rokan Hulu 17 titik, Kota Dumai 4 titik, dan Kampar 1 titik.

Secara keseluruhan, jumlah titik panas di Pulau Sumatera mencapai 520 titik, menjadikan Riau sebagai salah satu provinsi penyumbang hotspot terbanyak. Kondisi ini menuntut perhatian serius dari pihak berwenang, mengingat kombinasi antara cuaca panas, angin kencang, dan kelembaban rendah dapat mempercepat penyebaran api bila terjadi kebakaran.

BMKG mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas pembakaran lahan, baik untuk pertanian maupun kegiatan lainnya, yang bisa memperburuk kondisi dan memperbesar risiko bencana asap. Apalagi, daerah-daerah seperti Rokan Hilir, Pelalawan, dan Rokan Hulu yang kini menunjukkan angka hotspot tinggi, memiliki riwayat kebakaran lahan cukup luas dalam beberapa tahun terakhir.

Kondisi cuaca yang berubah-ubah disertai hujan sesekali justru bisa menjadi jebakan, karena tidak sepenuhnya mampu memadamkan api, namun cukup untuk membuat permukaan tanah lembab dan menimbulkan kesan aman. Padahal, bara api bisa tetap bertahan di bawah permukaan dan menyala kembali saat cuaca kembali kering.

Indah DN menekankan bahwa pihaknya akan terus memantau dinamika cuaca dan titik panas di Riau secara berkala. “Kami mengajak seluruh masyarakat dan pemerintah daerah untuk terus meningkatkan kewaspadaan dan bekerjasama dalam pencegahan karhutla serta mitigasi bencana hidrometeorologi lainnya,” ujarnya.

Dengan meningkatnya jumlah hotspot dan potensi hujan yang tidak merata, Riau kembali berada dalam kondisi siaga terhadap potensi bencana yang bersifat ganda: kekeringan dan banjir lokal. Oleh karena itu, koordinasi antarinstansi, mulai dari pemadam kebakaran, BPBD, hingga TNI dan Polri, sangat diperlukan untuk menjaga stabilitas lingkungan dan kesehatan masyarakat.

Masyarakat juga diimbau untuk mengikuti informasi cuaca resmi dari BMKG dan tidak mudah terpengaruh oleh isu atau informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Mengingat dinamika atmosfer saat ini bergerak cepat, hanya informasi dari lembaga resmi yang dapat memberikan data akurat dan tepat waktu.

Mazroh Atul Jannah

Mazroh Atul Jannah

Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Transportasi Ramah Anak, MRT Jakarta Jadi Contoh

Transportasi Ramah Anak, MRT Jakarta Jadi Contoh

Toyota Kenalkan Mobil Listrik Baru di GIIAS 2025

Toyota Kenalkan Mobil Listrik Baru di GIIAS 2025

BMKG Ingatkan Risiko Gelombang Tinggi hingga 4 Meter

BMKG Ingatkan Risiko Gelombang Tinggi hingga 4 Meter

Wisata Hits Cianjur untuk Liburan Singkat

Wisata Hits Cianjur untuk Liburan Singkat

Kementerian ESDM Buka Peluang Kopdes Kelola Tambang

Kementerian ESDM Buka Peluang Kopdes Kelola Tambang