
JAKARTA - Tren minuman kopi terus berkembang, dan inovasi terbaru yang kini mencuri perhatian adalah coconut milk coffee—kopi yang disajikan dengan campuran santan. Sejumlah kedai kopi mulai mengusung varian ini, memadukan rasa pahit khas kopi dengan gurihnya santan. Namun, muncul pertanyaan penting di kalangan konsumen: apakah aman mencampur kopi dengan santan?
Menanggapi tren ini, Vieta Annisa Nurhidayati, SGz, MSc, dosen Program Studi Manajemen Industri Jasa Makanan dan Gizi di Sekolah Vokasi IPB University, memberikan pandangan ilmiah. Ia menegaskan bahwa penggunaan santan dalam kopi tidak bermasalah selama dikonsumsi secara wajar.
“Santan bisa digunakan sebagai krimer, terutama untuk konsumen yang memiliki lactose intolerance maupun yang ingin menghindari produk hewani. Rasanya gurih dan bahkan bisa lebih creamy dibandingkan krimer biasa,” jelas Vieta.
Baca JugaEdukasi Kesehatan Gigi Jadi Program Utama Puskesmas Depok II
Dalam konteks gaya hidup modern yang semakin memperhatikan bahan makanan berbasis nabati, santan dinilai sebagai substitusi yang menarik. Selain memberikan rasa unik, santan juga memiliki kandungan nutrisi yang tidak bisa diabaikan.
Menurut Vieta, santan mengandung asam laurat, sejenis asam lemak yang bersifat antimikroba. Asam laurat juga diyakini berperan dalam meningkatkan sistem imun tubuh. Lebih lanjut, jenis lemak dalam santan didominasi oleh Medium-Chain Triglycerides (MCT), yang lebih mudah dicerna dan diserap tubuh dibandingkan lemak rantai panjang.
Namun, di balik manfaat tersebut, Vieta tetap mengingatkan adanya sisi yang perlu diwaspadai, terutama terkait kandungan lemak jenuh dalam santan. Jika dikonsumsi secara berlebihan, santan dapat meningkatkan risiko gangguan kesehatan tertentu.
“Meskipun secara umum aman, santan sebaiknya dikonsumsi dalam jumlah sedang untuk menjaga kesehatan,” ujarnya.
Kehadiran coconut milk coffee di pasaran juga menciptakan peluang bagi kelompok konsumen dengan kebutuhan khusus. Salah satunya adalah mereka yang tidak dapat mengonsumsi susu atau produk turunannya. Santan, dalam hal ini, menjadi alternatif yang tidak menimbulkan iritasi pencernaan.
Namun, bagi individu yang memiliki kondisi medis tertentu seperti dislipidemia (gangguan metabolisme lemak), penyakit jantung, atau masalah empedu, Vieta menyarankan untuk lebih berhati-hati. Kandungan lemak dalam santan dapat memperberat kerja organ-organ yang terkait dengan metabolisme lemak.
“Untuk penderita dislipidemia, gangguan jantung, atau empedu, sebaiknya konsultasi terlebih dahulu sebelum mengonsumsi minuman seperti ini secara rutin,” paparnya.
Meski demikian, santan tetap menjadi pilihan yang layak dipertimbangkan. Inovasi dalam dunia kopi yang memanfaatkan bahan lokal seperti santan mencerminkan upaya diversifikasi minuman berbasis kopi yang tidak hanya menarik secara rasa, tetapi juga menawarkan kelebihan fungsional.
Coconut milk coffee tidak hanya hadir sebagai tren sesaat. Minuman ini merepresentasikan pergeseran preferensi konsumen yang semakin sadar akan pilihan sehat dan berkelanjutan. Tren plant-based atau nabati yang makin digandrungi turut mendukung munculnya varian seperti ini di berbagai tempat.
Kafe-kafe di kota besar bahkan mulai menawarkan coconut milk coffee dalam berbagai racikan, dari yang berbasis espresso hingga cold brew, sebagai respons atas permintaan konsumen yang menginginkan sesuatu yang berbeda dari kopi tradisional dengan susu sapi atau krimer.
Melihat tren tersebut, Vieta menilai pentingnya edukasi bagi masyarakat agar tidak hanya tergiur dengan rasa dan tampilan menarik, tetapi juga memahami kandungan dan dampaknya bagi tubuh.
“Tren seperti ini bagus, tapi konsumen harus tetap bijak. Santan memang bisa jadi alternatif sehat, tapi perlu dikontrol porsinya agar manfaatnya maksimal dan tidak menimbulkan masalah baru,” imbuhnya.
Sebagai dosen dan peneliti di bidang gizi, Vieta berharap masyarakat makin sadar terhadap pentingnya informasi gizi dalam setiap makanan dan minuman yang dikonsumsi. Ia juga mengajak para pelaku usaha makanan dan minuman untuk terus berinovasi dengan tetap memperhatikan aspek kesehatan konsumen.
Dengan begitu, coconut milk coffee bisa menjadi salah satu pilihan minuman yang tidak hanya enak, tetapi juga memberi nilai tambah dari sisi gizi—selama dikonsumsi dalam batas yang aman.
Sebagai penutup, Vieta menggarisbawahi bahwa tidak ada makanan atau minuman yang sepenuhnya buruk jika dikonsumsi dalam jumlah yang sesuai. “Kuncinya ada di moderasi,” tandasnya.

Mazroh Atul Jannah
Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
2.
Konferensi Energi IndoEBTKE 2025 Dukung Visi 2045
- 29 Juli 2025
3.
Minyak Menguat Usai Kesepakatan Dagang
- 29 Juli 2025
4.
Cek Harga Terbaru BBM Pertamina 29 Juli 2025
- 29 Juli 2025
5.
Deretan Rumah Murah di Gorontalo, Mulai Rp156 Juta
- 29 Juli 2025