
JAKARTA - Upaya meningkatkan kualitas kesehatan ibu dan anak tak hanya terbatas pada pemenuhan gizi atau imunisasi. Puskesmas Depok II menyoroti satu aspek penting yang sering kali terabaikan: kesehatan gigi dan mulut. Melalui pertemuan penyegaran bagi para kader Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut (UKGM), lembaga layanan kesehatan ini menegaskan kembali bahwa perawatan gigi sejak dini adalah langkah fundamental dalam mencegah risiko jangka panjang.
Kegiatan penyegaran ini diikuti oleh 40 kader dari berbagai Posyandu yang tersebar di wilayah Depok II. Pertemuan tersebut dirancang sebagai media pembekalan informasi bagi para kader agar mampu menyampaikan edukasi secara efektif kepada masyarakat, khususnya kelompok rentan seperti ibu hamil dan anak-anak.
Krismiyanto, salah satu perwakilan dari Puskesmas Depok II yang menjadi narasumber utama dalam acara tersebut, menegaskan bahwa gangguan kesehatan gigi yang dialami ibu hamil bisa berdampak besar terhadap proses kehamilan dan perkembangan anak.
Baca Juga
“Masalah seperti gingivitis dan periodontitis bukan hal sepele. Ini bisa meningkatkan risiko bayi lahir prematur atau dengan berat badan rendah. Bahkan karies pada ibu bisa menular ke anak melalui kontak langsung,” ungkap Krismiyanto saat memberikan pemaparan kepada para kader.
Ia menjelaskan bahwa anak yang mengalami karies sejak usia dini biasanya mengalami gangguan nafsu makan, sehingga berpotensi pada pertumbuhan yang tidak optimal, bahkan stunting. Menurutnya, menjaga kesehatan gigi ibu dan anak bukan hanya soal estetika, tetapi menyangkut kualitas hidup dan masa depan anak-anak Indonesia.
Beberapa poin penting menjadi sorotan dalam penyuluhan ini. Di antaranya, pentingnya pemenuhan nutrisi yang mendukung kekuatan gigi selama kehamilan, seperti kalsium, vitamin D, dan fluoride. Selain itu, Krismiyanto juga mengingatkan pentingnya kebiasaan menyikat gigi dua kali sehari sejak dini dengan pasta gigi berfluoride.
“Kita juga harus mulai membatasi asupan gula pada anak-anak. Gula adalah faktor utama penyebab karies. Dan yang tidak kalah penting, kontrol rutin ke dokter gigi harus menjadi kebiasaan, bukan sesuatu yang ditunda,” tambahnya.
Dalam konteks yang lebih luas, upaya menjaga kesehatan gigi dan mulut tak bisa dilakukan sendirian oleh tenaga medis. Peran kader kesehatan, tokoh masyarakat, bahkan lintas sektor seperti pendidikan dan sosial sangat dibutuhkan dalam membangun kesadaran kolektif.
“Pencegahan karies bukan hanya tentang kesehatan gigi semata, tapi juga menyangkut masa depan generasi kita,” tegas Krismiyanto, menggarisbawahi urgensi kerja sama lintas sektor untuk menjadikan edukasi gigi dan mulut sebagai bagian dari gaya hidup sehat masyarakat.
Kegiatan penyegaran kader UKGM ini merupakan bagian dari strategi promotif dan preventif yang telah lama dijalankan Puskesmas Depok II. Fokus utamanya adalah meningkatkan pengetahuan kader agar dapat menjadi agen perubahan di masyarakat, khususnya dalam hal edukasi kesehatan ibu dan anak.
Para kader yang hadir juga dilibatkan dalam diskusi interaktif mengenai tantangan di lapangan. Banyak dari mereka menyampaikan bahwa edukasi tentang kesehatan gigi dan mulut belum menjadi prioritas dalam layanan Posyandu. Padahal, menurut mereka, banyak anak-anak yang sudah menunjukkan tanda-tanda kerusakan gigi di usia dini.
Dengan adanya pelatihan semacam ini, Puskesmas berharap para kader lebih percaya diri menyampaikan informasi dan mampu memberikan solusi yang tepat sesuai dengan kondisi di lapangan. Salah satu kader dari Posyandu RW 04 mengaku, ia sering menghadapi orang tua yang enggan membawa anaknya ke dokter gigi karena takut biaya atau karena belum menganggapnya penting.
“Setelah ikut penyegaran ini, saya jadi lebih paham bagaimana menjelaskan pentingnya perawatan gigi sejak dini. Apalagi kalau sudah tahu risikonya bisa sampai memengaruhi tumbuh kembang anak,” ujarnya.
Dalam jangka panjang, Puskesmas Depok II menargetkan edukasi gigi dan mulut ini bisa menjadi program rutin di Posyandu. Selain pemberian makanan tambahan dan imunisasi, pengecekan gigi anak diharapkan bisa menjadi salah satu layanan dasar di setiap kegiatan Posyandu ke depan.
Langkah-langkah seperti ini mencerminkan pendekatan holistik dalam menjaga kesehatan ibu dan anak. Tidak cukup hanya berfokus pada aspek gizi atau lingkungan, namun seluruh faktor pendukung kesehatan, termasuk gigi dan mulut, juga perlu mendapatkan perhatian yang sama.
Dengan semakin banyaknya kader yang teredukasi, Puskesmas Depok II berharap masyarakat Depok secara luas akan semakin peduli dan aktif menjaga kesehatan gigi dan mulut, khususnya pada masa-masa krusial seperti kehamilan dan usia balita.
Edukasi yang terus menerus, kemitraan lintas sektor, serta dukungan dari fasilitas kesehatan akan menjadi kunci dalam membangun generasi yang sehat secara menyeluruh.

Mazroh Atul Jannah
Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
2.
Konferensi Energi IndoEBTKE 2025 Dukung Visi 2045
- 29 Juli 2025
3.
Minyak Menguat Usai Kesepakatan Dagang
- 29 Juli 2025
4.
Cek Harga Terbaru BBM Pertamina 29 Juli 2025
- 29 Juli 2025
5.
Deretan Rumah Murah di Gorontalo, Mulai Rp156 Juta
- 29 Juli 2025