PT KAI Commuter Umumkan Rencana Penutupan Stasiun Karet: Sistem Transportasi Jakarta Menuju Integrasi Lebih Baik

Jumat, 03 Januari 2025 | 14:57:04 WIB
PT KAI Commuter Umumkan Rencana Penutupan Stasiun Karet: Sistem Transportasi Jakarta Menuju Integrasi Lebih Baik

PT KAI Commuter secara resmi mengumumkan rencana penutupan Stasiun Karet, Tanah Abang, Jakarta Pusat, seiring dengan upaya peningkatan layanan dan integrasi sistem transportasi di ibu kota. Keputusan ini diambil setelah evaluasi menyeluruh yang menilai bahwa Stasiun Karet sudah tidak memenuhi standar kelayakan untuk melayani penumpang Kereta Rel Listrik (KRL) Commuter Line yang terus meningkat.

VP Corporate Secretary PT KAI Commuter, Joni Martinus, menjelaskan bahwa salah satu solusi yang diusulkan adalah integrasi Stasiun Karet dengan Stasiun BNI City. Langkah ini diharapkan dapat mengurangi waktu perjalanan dan meningkatkan efisiensi operasional KRL. "Integrasi dapat menyingkat waktu perjalanan kereta dan keberadaan Stasiun Karet dinilai sudah tidak layak," ujar Joni Martinus dalam keterangan resminya, Jumat (3/1/2025).

Menurut data dari Kereta Commuter Indonesia (KCI), jumlah penumpang yang menggunakan Stasiun Karet dalam satu jam hampir mencapai 2.000 orang, dengan waktu tunggu pemberangkatan sekitar 10 menit. Agar dapat menampung seluruh penumpang tersebut, kapasitas ruang tunggu idealnya harus mencapai 330 orang. Namun, saat ini hall Stasiun Karet hanya mampu menampung sekitar 150 orang, sehingga tidak hanya menyebabkan ketidaknyamanan, tetapi juga berpotensi membahayakan keselamatan penumpang. "Saat ini hall Stasiun Karet hanya dapat menampung sekitar 150 orang, yang membuatnya lebih berisiko terhadap keselamatan pengguna," tambah Joni.

Selain itu, akses keluar masuk Stasiun Karet yang berdekatan dengan perlintasan sebidang juga menjadi salah satu penyebab kemacetan di kawasan tersebut. Kondisi ini dinilai tidak ideal dalam mendukung mobilitas tinggi di pusat ekonomi Jakarta. Sebagai perbandingan, Stasiun BNI City saat ini melayani rata-rata 2.408 penumpang per hari atau sekitar 100 penumpang per jam, meskipun kapasitas maksimal yang dimilikinya mampu mencapai 2.000 penumpang setiap jam. Joni menegaskan, "Jika digabung ke Stasiun BNI City, penumpang dapat menikmati fasilitas dan layanan yang optimal, dan tentunya lebih aman."

Penutupan stasiun ini juga telah mendapatkan perhatian dari Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir. Ia menyampaikan bahwa restrukturisasi infrastruktur perkeretaapian penting untuk mengoptimalkan layanan transportasi di Jakarta. "Penutupan stasiun tersebut diharapkan dapat memperbaiki ekosistem perkeretapian agar lebih optimal," ujar Erick Thohir sebelumnya.

Direktur Pengembangan Usaha dan Kelembagaan PT KAI, Rudi As Aturridha, turut membenarkan rencana ini, mengingat jarak antara Stasiun Karet dan Stasiun BNI City yang hanya 350 meter. Menurutnya, untuk penumpang yang ingin menuju Stasiun Karet, jarak tersebut dapat ditempuh dengan berjalan kaki, terutama dengan adanya fasilitas selasar yang telah dibangun menuju Stasiun BNI City. "Kalau orang yang mau ke Karet, tinggal jalan saja, sudah buat selasarnya sampai ke BNI City," jelas Rudi.

Rencana penutupan Stasiun Karet ini diharapkan dapat diimplementasikan pada tahun 2025, seiring dengan peningkatan jaringan transportasi yang lebih baik dan terintegrasi di Jakarta. Langkah ini juga sejalan dengan upaya pemerintah untuk mengoptimalkan pemanfaatan stasiun kereta api dan mengurangi beban pada stasiun-stasiun yang sudah tidak layak.

Dalam konteks integrasi dan peningkatan layanan transportasi umum, penutupan Stasiun Karet menjadi bagian dari strategi jangka panjang PT KAI dan pemerintah untuk menciptakan sistem transportasi yang lebih efisien dan aman bagi masyarakat Jakarta. Penumpang diharapkan dapat menikmati peningkatan layanan dan aksesibilitas yang lebih baik setelah berjalannya integrasi ini.

Dengan perubahan ini, PT KAI Commuter mengajak masyarakat dan pengguna KRL untuk bersiap menghadapi perubahan pelayanan dan penyesuaian yang akan dihadirkan. Langkah ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi mobilitas masyarakat dan mengurangi kemacetan di Jakarta. Segala upaya ini tentunya akan didukung dengan sosialisasi dan informasi yang akan terus dipublikasikan kepada masyarakat luas.

Terkini