JAKARTA – Dalam upaya mendukung program swasembada pangan yang dicanangkan oleh Presiden RI Prabowo Subianto, BULOG Semarang resmi memulai penyerapan hasil panen padi perdana berupa Gabah Kering Panen (GKP) di Kecamatan Mijen, Kota Semarang. Hingga saat ini, total penyerapan beras di wilayah kerja BULOG Semarang sudah mencapai 4.740 ton, suatu pencapaian signifikan meski Kota Semarang bukanlah daerah surplus penghasil padi.
Langkah Konkret BULOG Semarang dalam Mengamankan Stok Pangan
Pimpinan Cabang BULOG Semarang, Rendy Ardiansyah, dengan optimis memaparkan bahwa meskipun Kota Semarang tidak termasuk daerah penghasil padi utama, komitmen untuk mencapai target swasembada pangan tetap tinggi. Ini terbukti dari upaya penyerapan gabah yang dilakukan BULOG Semarang di berbagai wilayah, baik yang merupakan sentra maupun non-sentra produksi.
"Bulog Semarang berupaya menyerap hasil panen baik di daerah sentra produksi maupun nonsentra produksi. Kecamatan lain di Kota Semarang seperti Mangkang Kulon, Ngaliyan, Tugu maupun kecamatan lainnya akan dijadwalkan juga," ujar Rendy.
Harga Pembelian Menguntungkan Petani
Salah satu faktor yang mendukung keberhasilan penyerapan GKP kali ini adalah penetapan harga pembelian yang menguntungkan bagi petani. Dengan harga Rp 6.500 per kilogram, BULOG Semarang memberikan insentif penting bagi petani dibandingkan harga pasar yang berkisar antara Rp 5.000 hingga Rp 5.500 per kilogram. Harga ini ditetapkan sesuai dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yang telah ditentukan.
Nur Hasyim, salah satu petani dari Kecamatan Mijen, mengungkapkan rasa senangnya atas langkah BULOG ini. "Saya sangat senang dengan upaya BULOG Semarang menyerap gabah petani dengan harga yang kompetitif. Harga di luar hanya Rp 5.000-Rp 5.500, ini jelas membantu kami," ucap Nur dengan antusias.
Sinergi dan Edukasi: Kunci Sukses Penyerapan Panen
Rendy menekankan pentingnya sinergi antara BULOG dan petani serta edukasi yang berkelanjutan dalam proses penyerapan panen ini. Ditekankan bahwa potensi wilayah panen harus terus diinformasikan sejak awal, sehingga BULOG dapat menyusun rencana penyerapan yang efektif dan efisien tanpa ada keterlibatan perantara yang dapat merugikan petani.
"Harapan kami adalah adanya sinergitas informasi potensi wilayah panen serta sosialisasi dan edukasi yang intens kepada para petani. Penyerapan hasil panen langsung tanpa perantara akan memberi keuntungan maksimal kepada petani," tambah Rendy.
Masif di Daerah Sentra Produksi
Selain di Kota Semarang, BULOG Semarang juga tengah gencar melakukan penyerapan gabah dan beras di daerah sentra produsen lainnya, termasuk Kabupaten Demak, Grobogan, Kendal, Kabupaten Semarang, dan Kota Salatiga. Langkah ini tidak hanya bertujuan untuk mengamankan stok beras di wilayah, tetapi juga untuk menjaga stabilitas harga di tingkat petani dan konsumen.
Jadwal Panen Raya
Periode panen di wilayah Semarang diperkirakan berlangsung mulai akhir Februari hingga mencapai puncaknya pada bulan Maret, dan diperkirakan akan berakhir pada April 2025. Dengan jadwal ini, BULOG memastikan telah mempersiapkan infrastruktur dan armada yang memadai untuk menyerap sebanyak mungkin hasil panen sesuai dengan target yang ditetapkan.
Langkah ini adalah bagian dari upaya BULOG untuk mendukung ketahanan pangan nasional dan meningkatkan kesejahteraan petani lokal melalui penyerapan hasil panen dengan harga yang kompetitif. Kerjasama antara BULOG, pemerintah lokal, dan petani menjadi kunci keberhasilan dalam mencapai tujuan ini. Dengan strategi penyerapan yang baik dan dukungan penuh dari seluruh pihak terkait, BULOG Semarang optimis dapat berkontribusi nyata dalam pencapaian swasembada pangan nasional sambil meningkatkan kesejahteraan petani secara berkelanjutan.