Kelangkaan Gas Elpiji Tiga Kilogram Melanda Sleman Menjelang Bulan Puasa

Jumat, 28 Februari 2025 | 12:58:09 WIB
Kelangkaan Gas Elpiji Tiga Kilogram Melanda Sleman Menjelang Bulan Puasa

JAKARTA - Menjelang datangnya bulan suci Ramadan, Kabupaten Sleman di Yogyakarta kembali dihadapkan dengan masalah klasik yang kerap mewarnai periode ini setiap tahunnya: kelangkaan gas elpiji bersubsidi ukur tiga kilogram. Persoalan ini bukan hanya menjadi perhatian masyarakat luas yang mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti memasak, tetapi juga menjadi tantangan serius bagi pemerintah daerah dan Pertamina.

Di sejumlah warung yang biasa menjadi lokasi pengecer gas elpiji bersubsidi, belasan tabung gas kosong terlihat menumpuk di sudut ruangan. Ramlan, salah seorang pengecer di Kalurahan Banyurejo, Tempel, Sleman, mengeluhkan kondisi ini. “Sudah satu minggu terakhir saya tidak mendapat pasokan gas elpiji bersubsidi dari agen. Sungguh memprihatinkan kondisinya,” ungkap Ramlan.

Faktor Cuaca dan Distribusi yang Terganggu

Kelangkaan gas elpiji bersubsidi ini tidak lepas dari faktor cuaca buruk yang melanda. Pengangkutan gas elpiji yang menggunakan kapal tanker milik Pertamina terganggu akibat kapal-kapal tersebut tidak bisa merapat ke dermaga di Jawa Tengah untuk mendistribusikan elpiji. Situasi ini menyebabkan rantai pasokan terputus dan berdampak langsung pada ketersediaan elpiji di Sleman dan sekitarnya.

“Cuaca buruk yang terjadi belakangan ini sangat menghambat distribusi. Kapal-kapal yang membawa gas tidak bisa bersandar dengan aman sehingga suplai ke berbagai daerah, termasuk Sleman, terganggu,” kata seorang pejabat Pertamina yang menginginkan namanya tidak disebutkan.

Upaya Pemerintah Daerah Mengatasi Kelangkaan

Menanggapi situasi yang kian pelik ini, Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa melakukan koordinasi intensif dengan pihak Pertamina. Pemerintah daerah bekerja keras untuk mencari solusi guna mengatasi kelangkaan ini, khususnya saat kebutuhan gas elpiji meningkat drastis selama Ramadan dan menjelang Lebaran.

“Kami sudah berkoordinasi dengan Pertamina, dan meminta agar ada tambahan kuota gas elpiji. Kami berharap bisa mencukupi kebutuhan masyarakat selama bulan puasa hingga Lebaran agar tidak ada yang kesulitan untuk melakukan aktivitas sehari-hari,” ujar Danang.

Sebagai langkah konkret, pemerintah daerah mengusulkan penambahan kuota gas elpiji bersubsidi hingga 14 persen dari kebutuhan normal yang mencapai sekitar 47 ribu tabung per bulan. Dengan melihat tren peningkatan kebutuhan saat Ramadan tahun lalu, di mana tambahan kuota mencapai 13 ribu tabung, tahun ini pemerintah mengusulkan tambahan hingga 15 ribu tabung. “Kami berharap tambahan kuota ini bisa segera terealisasi sebelum bulan puasa dimulai,” tambah Danang.

Dampak Berat Bagi Masyarakat

Masyarakat di Sleman sangat merasakan dampak dari kelangkaan gas elpiji ini. Salah satu ibu rumah tangga, Siti (37), yang berdomisili di kawasan Godean, mengaku harus berkeliling dari satu pengecer ke pengecer lainnya demi mendapatkan satu tabung elpiji untuk memasak. “Sangat menyulitkan. Saya harus mencari di beberapa tempat dan sering kali tetap pulang dengan tangan kosong,” keluh Siti.

Kelangkaan ini, selain mempengaruhi rumah tangga, juga berdampak pada pelaku usaha kecil yang bergantung pada penggunaan gas elpiji untuk menjalankan usaha mereka, seperti pedagang makanan kaki lima dan pemilik warung makan. Dampak ini berpotensi menghambat pertumbuhan ekonomi kecil yang justru sangat dibutuhkan selama periode Ramadan ini.

Harapan dan Tindakan Selanjutnya

Kondisi ini tidak hanya menimbulkan keresahan, tetapi juga mendorong berbagai pihak untuk mencari solusi terbaik. Pertamina diharapkan dapat mengambil langkah-langkah strategis untuk mempercepat proses distribusi dan memastikan faktor cuaca tidak lagi menjadi penghambat utama. Selain itu, pemerintah daerah dan para pemangku kepentingan wajib melakukan pengawasan ketat atas distribusi agar tidak terjadi penimbunan yang dapat memperparah kelangkaan.

Masyarakat pun diimbau untuk tidak panik dan melakukan pembelian secara bijak sehingga kebutuhan dapat merata. “Saya berharap kepada seluruh masyarakat Sleman untuk tidak panik membeli. Kita harus bijak dalam pembelian agar semua dapat merasakan ketersediaan gas elpiji,” tutup Danang.

Sambil menunggu realisasi tambahan kuota dan perbaikan distribusi, semoga kelangkaan gas elpiji di Sleman bisa segera diatasi. Harapan besar tergantung pada koordinasi yang baik antara pemerintah daerah, Pertamina, dan masyarakat. Diharapkan Ramadan tahun ini dapat dijalani dengan lebih tenang tanpa harus dibayangi permasalahan kelangkaan elpiji.

Terkini