PT Freeport Indonesia Mendukung Pelestarian Ekosistem Pesisir dengan Menanam 50 Ribu Mangrove di Gresik

Jumat, 28 Februari 2025 | 19:38:08 WIB
PT Freeport Indonesia Mendukung Pelestarian Ekosistem Pesisir dengan Menanam 50 Ribu Mangrove di Gresik

JAKARTA - PT Freeport Indonesia (PTFI) telah mengambil langkah signifikan dalam mendukung pelestarian ekosistem pesisir Indonesia dengan menanam 50 ribu bibit mangrove di sekitar area operasi Smelter PTFI di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Gresik, Jawa Timur. Program ini tidak hanya bagian dari upaya pelestarian lingkungan, tetapi juga mendukung Program Nasional Percepatan Rehabilitasi Mangrove yang dicanangkan pemerintah.

Kegiatan penanaman ini dimulai pada bulan September 2024 dan dijadwalkan selesai pada Februari 2025. Aripin Buman, Vice President Business Process Smelting & Refining Smelter PTFI, mengungkapkan bahwa penanaman mangrove adalah bagian dari komitmen perusahaan dalam mendukung rehabilitasi dan restorasi ekosistem mangrove di Indonesia. "Total sebanyak 50 ribu bibit mangrove kita tanam mulai September 2024 hingga Februari 2025. Kegiatan ini merupakan upaya kami dalam mendukung rehabilitasi dan restorasi ekosistem mangrove di Indonesia," ungkap Aripin dalam rilisnya pada 28 Februari 2025.

Pelaksanaan proyek ini melibatkan kerjasama dengan berbagai pihak, termasuk Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Gresik dan organisasi non-profit Wahana Edukasi Harapan Alam Semesta (Wehasta). Program kerjasama konservasi ini dimulai pada bulan September 2024 di Desa Tajungwidoro dengan penanaman 15.000 bibit. Selanjutnya, penanaman dilakukan di Desa Banyuwangi dengan 10.000 bibit, di Desa Bedanten sebanyak 10.000 bibit, dan di Desa Manyar Sidomukti sebanyak 3.000 bibit. Penanaman terakhir dilakukan di Desa Karangrejo dengan total 12.000 bibit.

Sebagai acara penutup dari program ini, sebanyak 2.000 bibit mangrove ditanam di Desa Karangrejo, Manyar, Gresik pada Sabtu, 22 Februari, bertepatan dengan peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2025. Kegiatan ini juga diramaikan dengan berbagai acara, seperti Plogging Fun—sebuah aktivitas berjalan sehat sambil memungut sampah—dan sosialisasi tentang pentingnya pengelolaan sampah, yang melibatkan 122 siswa-siswi sekolah dasar di Desa Karangrejo serta 100 karyawan Smelter PTFI melalui program Employee Volunteer Program.

Menurut Aripin Buman, mangrove memiliki peranan penting sebagai garis pertahanan pertama ekosistem pesisir dan sungai. "Mangrove melindungi daratan dari abrasi dan gelombang laut, menjadi habitat penting bagi kehidupan flora dan fauna, serta sumber perbaikan kualitas udara dan sumber pendapatan masyarakat," jelasnya.

Pertumbuhan dan pelestarian mangrove di Gresik diyakini akan memberikan berbagai manfaat bagi lingkungan dan komunitas sekitar. "Program penanaman mangrove ini bertujuan untuk memitigasi dampak perubahan iklim, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan menciptakan ekosistem yang lebih berkelanjutan," tambah Aripin mengenai tujuan jangka panjang dari proyek ini.

Warga setempat sangat menyambut baik inisiatif ini, salah satunya Zaini, warga Desa Tajungwidoro, yang merasa terdampak positif dari program PTFI. "Selama ini program dari PTFI untuk penanaman sangat menguntungkan bagi warga kami. Salah satu yang diuntungkan adalah bisa mencegah abrasi yang lebih panjang. Yang kedua, bisa mempekerjakan mereka yang belum bekerja, sehingga ada penambahan income yang masuk," ujarnya memaparkan dampak ekonomi dari penanaman mangrove tersebut.

Dengan keberhasilan program penanaman 50 ribu mangrove ini, PTFI berhasil menunjukkan komitmennya dalam pelestarian lingkungan yang berkelanjutan. Program ini tidak hanya berdampak positif bagi lingkungan pesisir, tetapi juga memberikan nilai tambah bagi kesejahteraan masyarakat sekitar, serta mendukung tujuan nasional dalam mengatasi perubahan iklim dan meningkatkan kualitas ekosistem pantai Indonesia.

Keberpihakan PTFI terhadap pelestarian ekosistem mangrove adalah langkah konkret dalam membangun sinergi antara industri dan lingkungan. Upaya rehabilitasi yang menyeluruh ini mengedepankan pendekatan berkelanjutan yang sejalan dengan kebutuhan ekosistem dan masyarakat lokal. Dengan demikian, mangrove bukan sekadar tanaman penting, tetapi menjadi simbol nyata dari kolaborasi antara pelaku industri dan warga dalam menjaga warisan alam untuk generasi mendatang.

Melalui program ini, PTFI tidak hanya memberikan kontribusi penting dalam pelestarian alam, tetapi juga membuka peluang lebih banyak bagi masyarakat setempat untuk terlibat dalam upaya rehabilitasi lingkungan. Semua pihak yang terlibat berharap bahwa inisiatif seperti ini dapat terus berlanjut dan menginspirasi lebih banyak perusahaan lain untuk turut serta dalam menjaga kelestarian ekosistem pesisir dan lingkungan hidup yang lebih baik.

Dengan berakhirnya penanaman mangrove di Gresik, diharapkan menjadi batu loncatan untuk gerakan pelestarian lingkungan yang lebih luas di seluruh Indonesia. PTFI berharap bahwa dengan langkah kecil ini, seluruh masyarakat Indonesia dapat lebih sadar akan pentingnya menjaga dan melindungi ekosistem, yang pada akhirnya akan mengarah pada kesejahteraan bersama dan keberlanjutan lingkungan bagi generasi yang akan datang.

Terkini