Trump Desak Dunia Telan Obat Pahit, Pasar Keuangan Global Terjun Bebas: FTSE Sentuh Level Terendah Setahun, Crypto Ikut Runtuh

Selasa, 08 April 2025 | 09:13:15 WIB

JAKARTA - Gejolak hebat mengguncang pasar keuangan global setelah langkah mengejutkan mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang mendorong kenaikan tarif impor barang ke Amerika Serikat. Kebijakan kontroversial ini memicu kekacauan di berbagai bursa saham dunia, termasuk FTSE 100 Inggris yang anjlok ke level terendah dalam setahun pada hari ini, sementara mata uang kripto dan harga minyak pun ikut terperosok.

Pasar London mengalami tekanan berat, dengan indeks FTSE 100 sempat jatuh lebih dari 6 persen di tengah kekhawatiran mendalam tentang dampak kebijakan proteksionis Trump terhadap perdagangan global. Kejatuhan ini terjadi hanya beberapa hari setelah indeks mengalami hari terburuknya sejak puncak pandemi COVID-19.

Di Eropa, situasinya bahkan lebih parah. Indeks DAX di Jerman merosot tajam hingga 10 persen, sementara indeks Pan-Eropa Stoxx 600 juga ikut tergelincir 5,8 persen. Para analis menyebutkan, gelombang penurunan ini mencerminkan kepanikan pasar yang merespons ketegangan geopolitik dan kebijakan ekonomi yang dinilai serampangan.

"Situasinya bisa memburuk lebih jauh," tegas Kanselir Jerman Friedrich Merz dalam pernyataannya, memperingatkan bahwa krisis ini belum mencapai titik nadir.

Saham-Saham Besar Terpukul Hebat

Sejumlah perusahaan besar dengan eksposur tinggi ke pasar Amerika Serikat menjadi korban utama dalam guncangan ini. Raksasa industri seperti produsen pesawat Plane dan perusahaan teknik Rolls-Royce mengalami tekanan jual signifikan. Sektor perbankan dan perusahaan minyak global pun tak luput dari tekanan, menambah panjang daftar kerugian yang menyelimuti pasar.

Tidak hanya saham, harga minyak mentah dunia juga ikut melorot seiring meningkatnya kekhawatiran akan melambatnya pertumbuhan ekonomi global akibat perang dagang yang kian memanas. Situasi ini diperburuk oleh keterpurukan pasar cryptocurrency, yang menyusul tren penurunan tajam di pasar saham dan komoditas.

Bitcoin, sebagai mata uang kripto utama, jatuh bebas bersama dengan Ethereum dan altcoin lainnya, menciptakan tekanan tambahan bagi investor yang sebelumnya berharap kripto bisa menjadi lindung nilai dalam ketidakpastian ekonomi.

Trump Bertahan: "Kadang-Kadang Anda Harus Minum Obat"

Di tengah kekacauan pasar global, Donald Trump tampak bergeming. Dalam keterangannya kepada wartawan di dalam Air Force One, ia menegaskan bahwa langkah keras ini diperlukan untuk memperbaiki fundamental ekonomi AS.

“Kadang-kadang Anda harus minum obat untuk memperbaiki sesuatu,” ujar Trump, merespons pertanyaan wartawan terkait dampak kebijakan tarif impor yang memukul pasar global.

Pernyataan Trump ini memicu beragam reaksi dari kalangan pelaku pasar dan pengamat ekonomi. Beberapa analis menilai Trump bersikukuh pada strategi "America First"-nya meski risiko yang ditimbulkan semakin besar bagi stabilitas ekonomi global.

Di sisi lain, investor kawakan sekaligus pendiri Pershing Square Capital Management, Bill Ackman, secara terbuka mendesak Trump untuk mempertimbangkan jeda dalam kebijakan tarifnya guna meredam kekacauan pasar.

"Pemodal besar seperti Bill Ackman bahkan memohon presiden untuk melakukan jeda," tulis laporan tersebut, menggambarkan betapa kritisnya situasi yang sedang berlangsung.

Dampak Global yang Meluas

Tidak hanya Eropa dan Amerika Serikat, dampak kebijakan Trump juga menjalar ke pasar Asia. Bursa-bursa utama di kawasan seperti Nikkei Jepang dan Hang Seng Hong Kong mengalami penurunan signifikan, menandai kepanikan global yang meluas akibat ketidakpastian arah kebijakan perdagangan AS.

Pengamat ekonomi dari lembaga riset internasional menyebut, jika situasi ini terus berlanjut tanpa adanya langkah korektif, dunia bisa saja menuju resesi global yang lebih dalam. Tekanan terhadap sektor ekspor negara-negara berkembang pun diperkirakan akan meningkat, seiring terhambatnya arus perdagangan barang akibat tingginya hambatan tarif.

Seorang analis senior di London mengatakan, "Ketergantungan global pada pasar AS membuat keputusan ini seperti melemparkan bom ke dalam ekosistem perdagangan dunia."

Ancaman "Musim Dingin Nuklir Finansial"

Sebagian kalangan bahkan menyebut bahwa kebijakan yang diambil Trump ini berpotensi menyeret dunia ke dalam apa yang mereka istilahkan sebagai "musim dingin nuklir finansial". Istilah ini menggambarkan skenario terburuk di mana pasar keuangan global membeku akibat kekacauan masif, penurunan permintaan global, dan gangguan besar pada rantai pasokan.

Dengan investor besar menjual aset-aset berisiko, dan pasar obligasi mengalami volatilitas ekstrem, kekhawatiran akan terjadinya krisis keuangan global yang sistemik semakin membesar.

"Ini bukan sekadar penurunan pasar biasa. Ini adalah badai sempurna yang mengancam semua aspek perekonomian global," ungkap seorang pakar ekonomi Eropa.

Ketika mata dunia tertuju pada gejolak pasar yang belum mereda, semua pihak kini menanti langkah lanjutan yang akan diambil oleh pemerintah Amerika Serikat dan negara-negara mitra dagangnya. Akankah Trump bersedia mendengar seruan untuk melakukan jeda dalam kebijakan tarifnya? Ataukah dunia harus bersiap menghadapi "obat pahit" yang dia tawarkan?

Satu hal yang pasti, krisis ini menjadi peringatan keras tentang betapa rentannya sistem keuangan global terhadap keputusan-keputusan sepihak yang diambil oleh negara adidaya. Ke depan, dunia harus bersiap menghadapi dinamika baru yang penuh tantangan di tengah bayang-bayang musim dingin nuklir finansial.

Terkini