PLN EPI Wujudkan Transisi Energi Bersih di Papua Utara
- Minggu, 08 Desember 2024

Jakarta – PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) bersama Papua Bersama Konsorsium telah menandatangani Joint Development Agreement (JDA) untuk proyek gasifikasi Papua Utara pada Senin (2/12/2024).
Penandatanganan ini menjadi langkah lanjutan untuk memperkuat pasokan gas melalui pembangunan infrastruktur midstream LNG yang mendukung pembangkit listrik di Papua Utara, sekaligus berkontribusi pada ketahanan energi nasional.
Direktur Utama PLN EPI Iwan Agung Firstantara menyatakan bahwa kerja sama strategis ini merupakan langkah penting untuk memastikan pasokan energi yang lebih bersih, berkelanjutan, dan berfokus pada kebutuhan dalam negeri di Papua Utara.
Baca JugaJadwal Kapal Pelni KM Dobonsolo Tanggal 7 Sampai 19 Juli 2025
“Proyek ini bukan hanya soal pembangunan infrastruktur gas, tetapi juga membangun sinergi antara berbagai pihak guna memastikan pasokan energi yang aman di Indonesia Timur. Dengan penandatanganan JDA hari ini, kami yakin langkah selanjutnya seperti desain, pendanaan, dan konstruksi dapat dilaksanakan dengan lebih cepat,” ungkap Iwan.
Sebagai penyedia utama energi primer untuk pembangkit listrik PLN, PLN EPI berkomitmen menjaga pasokan energi yang handal dan efisien sambil mendukung transisi energi nasional. Dengan memprioritaskan gas sebagai sumber energi yang lebih bersih menggantikan BBM, PLN EPI memperkuat perannya sebagai katalisator dalam upaya mencapai Net Zero Emissions pada 2060.
“Kami yakin gas memiliki peran besar sebagai energi transisi yang dapat mengurangi emisi karbon. Lewat proyek ini, PLN EPI tidak hanya memperkuat ketahanan energi di Papua Utara, tetapi juga mendukung Indonesia untuk mencapai target transisi energi berkelanjutan,” tambah Iwan.
Proyek gasifikasi Papua Utara akan mendukung tujuh pembangkit listrik utama dengan kapasitas total 168 MW. Proyek ini memerlukan pasokan gas rata-rata sebesar 20,83 BBTUD selama 20 tahun.
Infrastruktur utama yang dibangun melalui kerjasama ini meliputi dua Floating Storage Regasification Unit (FSRU) di Jayapura dan Biak serta dua Onshore Storage Facility di Manokwari dan Nabire untuk memastikan pasokan gas yang lebih stabil dan efisien.
Tujuh pembangkit yang akan menerima pasokan gas meliputi PLTMG Manokwari 2 (20 MW), MPP Nabire (23 MW), PLTMG Nabire 2 (10 MW), MPP Jayapura (50 MW), PLTMG Jayapura Peaker (40 MW), PLTMG Biak (15 MW), dan PLTMG Biak 2 (10 MW). PLN EPI bersama Papua Bersama Konsorsium, yang terdiri dari PT Pertamina Internasional Shipping, PT PGN LNG Indonesia, PT Enviromate Technology International, dan PT APCA Tirta Engineering, akan bekerja sama dalam validasi teknis, desain rekayasa, perizinan, pemodelan keuangan, serta manajemen proyek secara keseluruhan.
Eka Suhendra, Direktur Perencanaan Bisnis PT Pertamina Internasional Shipping, menegaskan bahwa proyek ini merupakan wujud nyata dari sinergi antar BUMN.
“Proyek ini adalah peluang besar untuk memperkuat ketahanan energi nasional. Dengan pengalaman dan kemampuan teknis konsorsium, kami optimis proyek ini akan memberikan manfaat signifikan, tidak hanya untuk sektor energi tetapi juga bagi masyarakat Papua,” ungkap Eka.

Redaksi
Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Konsolidasi Asuransi BUMN Dinilai Tidak Mengancam Persaingan dengan Swasta
- Jumat, 27 Juni 2025
KAI Siap Aktifkan Jalur Kereta ke Pelabuhan Probolinggo Perkuat Logistik
- Jumat, 27 Juni 2025