Pasar Modal Indonesia Berkembang Pesat Sepanjang 2024 Meski Dihantui Tantangan Global
- Jumat, 03 Januari 2025

Jakarta - Pasar modal Indonesia terus menunjukkan ketangguhannya sepanjang tahun 2024 meskipun dihantui tantangan global, seperti perlambatan ekonomi dunia dan ketidakpastian geopolitik.
Dinamika politik domestik turut mewarnai kondisi ekonomi tanah air, namun pasar modal berhasil mempertahankan momentum positif dengan berbagai capaian signifikan, Jumat, 3 Januari, 2025.
Resiliensi Di Tengah Tantangan Global
Sepanjang tahun 2024, ekonomi global diguncang oleh ketidakpastian geopolitik dan perlambatan di beberapa negara penting. Namun, pasar modal Indonesia berhasil mengatasi tantangan ini dengan mencatatkan pertumbuhan di berbagai sektor.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, Inarno Djajadi, menyatakan, "Sinergi seluruh pemangku kepentingan sangat penting untuk menjaga keberlanjutan pasar modal kita." Pernyataan ini menggambarkan pentingnya kerjasama berbagai pihak untuk mendorong stabilitas dan keberlanjutan pasar modal di tengah situasi global yang tak menentu.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menunjukkan dinamika signifikan dengan beberapa kali mencapai all-time high sebelum ditutup di angka 7.036,57, meskipun mengalami pelemahan 3,25% secara year-to-date (ytd). Sementara itu, kapitalisasi pasar meningkat 5,05% ytd, mencapai Rp12,2 ribu triliun.
Di segmen pasar surat utang, Indeks ICBI mengalami kenaikan 4,74% ytd, menandakan pertumbuhan positif yang turut menopang stabilitas pasar modal secara keseluruhan.
Rekor Aktivitas Penghimpunan Dana dan Performa Reksa Dana
Aktivitas penghimpunan dana di pasar modal mencapai rekor tertinggi. Hingga 27 Desember 2024, total nilai penghimpunan dana tercatat sebesar Rp251,04 triliun dari 187 penawaran umum, termasuk 35 emiten baru. Angka ini melampaui target awal yang ditetapkan sebesar Rp200 triliun.
Tren positif juga tercermin pada kinerja reksa dana. Asset Under Management (AUM) reksa dana mencapai Rp840,07 triliun, meningkat 1,37% dibandingkan tahun sebelumnya. Kinerja pasar modal syariah juga tidak kalah mengesankan, dengan Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) tumbuh 0,57% ytd ke level 213,86. Nilai kapitalisasi pasar syariah mencapai Rp6.759,54 triliun, meningkat 9,98% ytd.
Pasar karbon, yang diluncurkan pada 26 September 2023, mencatat volume transaksi akumulasi mencapai 908 ribu ton CO2 ekuivalen dengan nilai transaksi sebesar Rp50,64 miliar. Inisiatif ini merupakan langkah penting dalam mendukung transisi menuju ekonomi rendah karbon yang lebih berkelanjutan.
Evolusi Jumlah Investor dan Proyeksi Menuju 2025
Salah satu keberhasilan besar di pasar modal Indonesia pada tahun 2024 adalah peningkatan jumlah investor individu, mencapai 14,81 juta Single Investor Identification (SID). Sebagian besar investor (79%) berasal dari generasi muda di bawah usia 40 tahun. Kecenderungan ini menunjukkan bahwa generasi muda semakin menyadari pentingnya investasi dan siap menjadi pilar pasar modal di masa depan.
Memasuki tahun 2025, pasar modal Indonesia diperkirakan akan menghadapi tantangan dan dinamika yang lebih kompleks. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah menyiapkan strategi untuk memperkuat ekosistem pasar modal, di antaranya dengan pendalaman pasar, pengembangan produk baru, dan peningkatan infrastruktur.
Komitmen ini diharapkan dapat menciptakan pasar modal yang lebih inklusif, transparan, dan berkelanjutan, sejalan dengan upaya mendukung pembangunan ekonomi nasional menuju target Indonesia Emas 2045.
Dengan optimisme dan sinergi yang kuat di antara semua pihak terkait, pasar modal Indonesia memiliki potensi besar untuk terus berkembang dan berkontribusi lebih signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional di tahun-tahun mendatang.
Baca JugaBMKG Keluarkan Peringatan Dini Banjir Rob di Kalimantan Utara: Masyarakat Diminta Waspada

Tri Kismayanti
Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.