BMKG Peringatkan Potensi Gelombang Tinggi di Selat Bali dan Selat Lombok, Waspadai Dampaknya pada Pelayaran
- Jumat, 09 Mei 2025

JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini terkait potensi gelombang tinggi yang dapat membahayakan keselamatan pelayaran dan aktivitas bahari di sejumlah wilayah perairan Indonesia. Fenomena ini diperkirakan akan memengaruhi perairan sekitar Bali dan Nusa Tenggara Timur (NTT) pada periode 6 hingga 9 Mei 2025. Gelombang tinggi ini dapat mengganggu aktivitas nelayan, wisata bahari, hingga pelayaran antar pulau yang melintasi Selat Bali dan Selat Lombok.
Potensi Gelombang Tinggi di Selat Bali dan Selat Lombok
Kepala Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar, Cahyo Nugroho, menjelaskan bahwa tinggi gelombang di Selat Bali dan Selat Lombok diperkirakan mencapai 3,5 meter selama periode 6 hingga 8 Mei 2025. Sementara itu, perairan selatan Bali berpotensi mengalami gelombang setinggi 4 meter, sedangkan di perairan utara Bali diperkirakan gelombang bisa mencapai dua meter.
Baca JugaBMKG Keluarkan Peringatan Dini Banjir Rob di Kalimantan Utara: Masyarakat Diminta Waspada
“Kami mengimbau masyarakat, nelayan, dan pelaku wisata bahari untuk selalu waspada terhadap tinggi gelombang laut yang bisa berbahaya untuk keselamatan,” ujar Cahyo Nugroho.
Menurutnya, gelombang tinggi ini tidak hanya dapat mengganggu aktivitas pelayaran, tetapi juga dapat menimbulkan dampak serius pada aktivitas kelautan, terutama di wilayah yang rentan terhadap cuaca ekstrem seperti perairan Bali.
Massa Udara Basah Meningkatkan Potensi Hujan
BMKG juga mencatat adanya perubahan kondisi atmosfer yang berpotensi memperburuk cuaca di wilayah Bali dan Nusa Tenggara Timur. Suhu muka laut di perairan Bali diperkirakan berada pada kisaran 28 hingga 30 derajat Celcius, sementara massa udara basah terkonsentrasi mulai dari lapisan permukaan hingga ketinggian 5.500 meter. Kondisi ini dipengaruhi oleh adanya gelombang Rossby yang dapat memicu pertumbuhan awan hujan yang intens.
Gelombang Rossby, yang merupakan fenomena atmosfer, diketahui dapat menyebabkan peningkatan curah hujan, yang dapat semakin memperburuk kondisi cuaca di wilayah tersebut. Oleh karena itu, masyarakat diharapkan tetap memperhatikan informasi cuaca dari BMKG untuk mengantisipasi dampak yang lebih luas.
Potensi Gelombang Tinggi di Nusa Tenggara Timur
Di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT), BMKG juga memperingatkan potensi gelombang tinggi yang diperkirakan terjadi pada 6 hingga 9 Mei 2025. Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Tenau, Kupang, Yandri Anderudson Tungga, mengungkapkan bahwa gelombang tinggi tersebut akan terjadi di sejumlah perairan, termasuk perairan selatan Sumba, Selat Sumba bagian barat, perairan selatan Sabu-Raijua, serta perairan utara Sabu-Raijua. Ketinggian gelombang yang diperkirakan dapat mencapai antara 2,5 hingga 4 meter.
“Kami mengimbau kepada masyarakat dan pengguna jasa pelayaran di wilayah laut NTT agar lebih berhati-hati dan meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi gelombang tinggi pada 6 hingga 9 Mei 2025,” ungkap Yandri.
Seiring dengan potensi gelombang tinggi, BMKG juga mencatat bahwa pola angin di wilayah tersebut bergerak dari timur laut ke tenggara dengan kecepatan antara 4 hingga 25 knot. Kecepatan angin tertinggi terpantau di Selat Sape bagian selatan, perairan selatan Flores, Laut Sawu, serta perairan sekitar Kupang, Rote, dan Timor.
Panduan Kewaspadaan untuk Pengguna Pelayaran
BMKG memberikan panduan kewaspadaan yang lebih rinci bagi pengguna jasa pelayaran. Bagi perahu nelayan, mereka diimbau untuk lebih waspada jika kecepatan angin melebihi 15 knot (27 km/jam) dan tinggi gelombang di atas 1,25 meter. Operator kapal tongkang juga perlu meningkatkan kewaspadaan jika menghadapi angin lebih dari 16 knot dan gelombang yang lebih tinggi dari 1,5 meter. Sementara itu, pengguna kapal feri diminta untuk siaga terhadap angin lebih dari 21 knot dan gelombang yang dapat mencapai lebih dari 2,5 meter.
“Kewaspadaan terhadap kondisi gelombang laut sangat penting. Terutama bagi nelayan yang beraktivitas di laut serta operator kapal yang melayani penyeberangan antar pulau. Memperhatikan informasi dari BMKG dan tetap memantau kondisi cuaca akan sangat membantu dalam mencegah terjadinya kecelakaan laut,” ujar Cahyo Nugroho, menambahkan.
Selat Bali dan Selat Lombok, Jalur Utama Pelayaran
Selat Bali dan Selat Lombok merupakan jalur penyeberangan utama yang menghubungkan Pulau Bali dengan Pulau Jawa dan Lombok. Mengingat peran strategisnya, BMKG menekankan pentingnya pemantauan informasi cuaca secara berkala, serta kesiapsiagaan terhadap potensi gangguan keselamatan pelayaran dan aktivitas kelautan lainnya. Waspada terhadap gelombang tinggi yang dapat mengganggu keselamatan kapal dan penumpang adalah langkah awal untuk menjaga keamanan di jalur pelayaran ini.
Peringatan BMKG ini juga memberikan sinyal penting kepada para pelaku industri pariwisata bahari, termasuk operator wisata yang mengandalkan perahu dan kapal untuk transportasi wisatawan. Aktivitas wisata seperti penyelaman, wisata pantai, dan perjalanan laut berisiko jika gelombang tinggi terjadi secara mendadak, sehingga penting bagi operator untuk memantau kondisi cuaca secara aktif.
BMKG mengimbau kepada seluruh pihak yang beraktivitas di perairan Bali, Nusa Tenggara Timur, dan sekitarnya untuk selalu memperhatikan perkembangan cuaca terbaru. Selain itu, masyarakat diminta untuk tetap mematuhi pedoman keselamatan yang telah disarankan oleh BMKG untuk mengurangi risiko terhadap keselamatan diri dan kapal.
Kesimpulan dan Tindakan yang Dapat Dilakukan
Menghadapi potensi gelombang tinggi yang dapat terjadi hingga 9 Mei 2025, BMKG menekankan pentingnya kewaspadaan dari seluruh pengguna laut, baik nelayan, pelaku wisata, maupun operator kapal. Gelombang tinggi di Selat Bali dan Selat Lombok serta perairan Nusa Tenggara Timur berpotensi membawa risiko tinggi bagi keselamatan pelayaran. Oleh karena itu, penting untuk mengikuti peringatan dini yang dikeluarkan BMKG, serta memastikan kesiapsiagaan menghadapi cuaca ekstrem yang dapat memengaruhi berbagai aktivitas bahari.
“Kami harap masyarakat dan pelaku pelayaran tetap memantau informasi cuaca dari BMKG untuk keselamatan bersama,” tutup Cahyo Nugroho.

Mazroh Atul Jannah
Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.