Indeks Saham BUMN Menguat Jelang Peluncuran BPI Danantara pada 24 Februari 2025
- Jumat, 14 Februari 2025

JAKARTA - Indeks saham Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengalami lonjakan signifikan menjelang peluncuran Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara, yang telah diumumkan oleh Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto. Pada hari Jumat, data dari Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan bahwa indeks IDX BUMN 20 meningkat sebesar 1,42% ke level 338,29, sebuah indikasi positif di tengah kondisi pasar yang dinamis.
Dengan 12 saham BUMN yang menunjukkan penguatan, sementara 5 lainnya mengalami penurunan dan 3 saham tetap stagnan, kenaikan ini mengurangi penurunan IDX BUMN 20 sepanjang tahun berjalan (year to date/YtD) menjadi 4,27%, dibandingkan koreksi sebelumnya yang mencapai 5,61% YtD. Indeks ini mencerminkan aktivitas saham dari perusahaan-perusahaan BUMN terkemuka di Indonesia.
Selain itu, IDX-MES BUMN 17, yang terdiri dari 17 perusahaan negara dengan kapitalisasi pasar besar dan efek syariah yang tinggi, juga mengalami kenaikan sebesar 1,94% ke level 70,77. Pergerakan positif ini sejalan dengan penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang ditutup naik 0,38% ke level 6.638,46.
Penguatan saham-saham BUMN ini bertepatan dengan pengumuman penting dari Presiden Prabowo mengenai peluncuran BPI Danantara yang dijadwalkan pada 24 Februari 2025. Dalam World Government Summit 2025 yang digelar pada Kamis, 13 Februari 2025, Prabowo menegaskan peran strategis yang akan dimiliki oleh Danantara.
"Danantara, yang akan diluncurkan pada 24 Februari ini, akan menginvestasikan sumber daya alam dan aset negara kami ke dalam proyek yang berkelanjutan," ujar Prabowo saat memberikan pidato di acara tersebut. Dia juga menekankan bahwa Danantara memiliki dana kelolaan yang sangat besar, mencapai US$900 miliar atau sekitar Rp14.715 triliun, berdasarkan kurs Rp16.350. Pendanaan awal Danantara diproyeksikan mencapai US$20 miliar.
Prabowo menyampaikan bahwa Danantara akan memulai antara 15 hingga 20 proyek bernilai miliaran dolar, yang bertujuan untuk memberikan nilai tambah signifikan bagi negara. "Saya sangat yakin, saya sangat optimistis. Indonesia akan maju dengan kecepatan penuh," lanjut Prabowo, menunjukkan komitmen pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi yang pesat dan berkelanjutan.
Harapan besar juga disampaikan oleh Didik J. Rachbini, Pendiri Institute for Development of Economics and Finance, yang berharap Danantara dapat memainkan peran strategis sebagai penggerak utama investasi dan ekspansi ekonomi Indonesia di panggung internasional. "Danantara tidak boleh diposisikan hanya sebagai entitas BUMN yang terpisah dari ekosistem ekonomi nasional. Untuk itu, diperlukan kejelasan strategi dan kebijakan supaya Danantara dapat bersaing secara global," ujarnya.
Dengan pembentukan badan baru ini, DPR RI telah menetapkan Rancangan Undang-Undang BUMN menjadi Undang-Undang (UU) pada 4 Februari 2025. Undang-undang baru ini berfungsi sebagai payung hukum dalam pembentukan Danantara, yang diharapkan dapat memperkuat posisi ekonomi dan investasi nasional.
Menteri BUMN, Erick Thohir, juga mengungkapkan bahwa RUU BUMN mencakup empat pokok materi penting, salah satunya adalah pendirian BPI Danantara. Erick menegaskan pentingnya kepemimpinan ekonomi untuk memastikan bahwa BPI Danantara dapat menjadi sumber peningkatan investasi baru, yang berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 8%.
Peluncuran BPI Danantara diharapkan dapat memberikan dorongan signifikan bagi sektor investasi di Indonesia, terutama dengan rencana investasi pada proyek-proyek berkelanjutan dan bernilai ekonomis tinggi. Dengan segala persiapan dan dukungan yang ada, langkah ini diharapkan dapat mendorong Indonesia menuju masa depan yang lebih cerah dan berdaya saing global.

David
Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Lewat Kolaborasi Inklusif, PLN Pacu Inovasi Hidrogen untuk Lautan Bebas Emisi
- Minggu, 20 April 2025
Lewat Kolaborasi Inklusif, PLN Pacu Inovasi Hidrogen untuk Lautan Bebas Emisi
- Minggu, 20 April 2025