Lonjakan Harga Minyak Goreng di Cirebon: Pedagang dan Masyarakat Dalam Tekanan
- Selasa, 18 Februari 2025

JAKARTA - Lonjakan harga minyak goreng di Kabupaten Cirebon kian meresahkan. Dalam beberapa pekan terakhir, baik minyak goreng curah maupun kemasan mengalami kenaikan yang signifikan. Fenomena ini tak hanya membebani pedagang kecil tetapi juga memukul daya beli masyarakat.
Menurut pantauan Bisnis.com, di sejumlah pasar tradisional di Cirebon, harga minyak goreng curah yang sebelumnya ada di kisaran Rp18.000 per liter, kini naik menjadi Rp20.000 per kilogram. Sementara itu, minyak goreng kemasan yang sebelumnya dijual seharga Rp19.500 per liter kini melonjak menjadi Rp21.000. Kenaikan ini tentu berdampak langsung pada aktivitas ekonomi sehari-hari, terutama bagi para pedagang kecil yang mengandalkan minyak goreng untuk menjalankan usahanya.
Dampak Langsung Terhadap Pedagang
Salah seorang pedagang di Pasar Pasalaran Kabupaten Cirebon, Abdul (42), mengungkapkan bahwa kenaikan harga minyak goreng membuat dagangannya sepi pembeli. Ia menyatakan bahwa pelanggannya kini lebih berhati-hati dalam membeli minyak goreng dan bahkan mengurangi jumlah pembelian mereka. "Biasanya pelanggan saya beli minyak goreng curah 5 liter untuk kebutuhan seminggu, sekarang mereka hanya beli 2 atau 3 liter saja. Bahkan ada yang memilih alternatif lain seperti minyak jelantah atau minyak goreng kelapa," kata Abdul pada Senin 17 Maret 2025
Pendapat serupa diutarakan oleh Arif, pedagang lainnya, yang juga mengeluhkan stok minyak goreng yang makin sulit didapatkan dari distributor. Menurutnya, beberapa distributor mulai membatasi pengiriman akibat harga yang terus berfluktuasi. "Kalau stok berkurang, kami sebagai pedagang kecil semakin sulit menjual dengan harga yang wajar. Mau menaikkan harga terlalu tinggi, takut pelanggan kabur. Mau jual murah, malah rugi sendiri," tambahnya.
Pedagang Gorengan Paling Terdampak
Kelompok yang paling merasakan dampak kenaikan harga minyak goreng adalah pedagang gorengan. Seperti yang dialami oleh Junaedi (47), pedagang pisang goreng di kawasan Plered, Cirebon. Ia merasakan bahwa keuntungan yang didapat semakin menipis seiring dengan kenaikan harga. "Saya pakai minyak goreng cukup banyak setiap hari. Dulu beli minyak curah Rp18.000 per liter masih untung, sekarang Rp20.000 per kilogram. Saya harus cari cara supaya tetap bisa jualan tanpa menaikkan harga terlalu tinggi," ungkapnya.
Penyebab Kenaikan Harga
Kenaikan harga minyak goreng ini diduga disebabkan oleh berbagai faktor. Salah satunya adalah naiknya harga bahan baku minyak sawit mentah (CPO) di pasar global. Selain itu, gangguan distribusi serta meningkatnya permintaan juga menjadi penyebab lonjakan harga. Pemerintah telah mengeluarkan berbagai kebijakan, seperti subsidi dan pengawasan distribusi, untuk mengendalikan harga. Namun, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa harga minyak goreng tetap sulit dikendalikan.
Langkah Pemerintah dan Harapan Masyarakat
Pemerintah diharapkan segera mengambil tindakan konkret untuk menstabilkan harga minyak goreng agar tidak semakin membebani masyarakat. Pengamat ekonomi menyarankan agar ada transparansi dalam rantai distribusi dan pengawasan ketat terhadap praktik-praktik yang tidak sehat di pasar.
Masyarakat berharap pemerintah segera mengambil langkah konkret untuk menstabilkan harga. Jika harga terus naik tanpa pengendalian, dikhawatirkan daya beli masyarakat akan semakin menurun, terutama yang berdampak pada kelompok ekonomi menengah ke bawah.
Sebagai langkah cepat, pemerintah lokal dan pusat dapat memperkuat sistem pengawasan distribusi dan memastikan adanya pasokan yang mencukupi di pasar. "Langkah nyata dari pemerintah sangat dinantikan oleh pedagang dan masyarakat pada umumnya untuk mengatasi permasalahan ini," ujar seorang pengamat ekonomi lokal.
Dengan adanya kenaikan harga minyak goreng yang tidak terkendali ini, semua pihak diharapkan dapat saling bekerja sama dalam mencari solusi terbaik. Ketergantungan masyarakat pada komoditas ini sangat tinggi, sehingga kestabilan harga sangat diperlukan agar aktivitas ekonomi dapat berjalan dengan baik.
Pengendalian harga minyak goreng ini bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah pusat, tetapi juga harus mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk distributornya. Penanggulangan yang tepat sasaran diyakini dapat membantu meredakan keresahan para pedagang dan masyarakat yang terdampak.

Mazroh Atul Jannah
Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.