Harga Batu Bara Terguncang: Stok Melonjak di India, Pasar Bergejolak

Harga Batu Bara Terguncang: Stok Melonjak di India, Pasar Bergejolak
Harga Batu Bara Terguncang: Stok Melonjak di India, Pasar Bergejolak

JAKARTA - Harga batu bara kembali terguncang di pasar internasional pada Kamis, 20 Februari 2025. Tren ini terjadi seiring dengan meningkatnya stok batu bara di India, yang secara masif mempengaruhi harga komoditas ini di berbagai belahan dunia. Stok yang membengkak menimbulkan kekhawatiran dan memicu fluktuasi harga yang signifikan.

Harga Batu Bara Turun Drastis

Pada penutupan perdagangan hari Kamis, harga batu bara Newcastle untuk pengiriman Februari 2025 mengalami stagnasi di US$ 103,5 per ton. Namun, harga untuk bulan Maret dan April menunjukkan tren penurunan yang lebih tajam. Maret 2025 mengalami penurunan sebesar US$ 1,2 menjadi US$ 106,2 per ton, sedangkan April 2025 terpangkas US$ 1,05 menjadi US$ 109,25 per ton.

Tidak hanya di Newcastle, harga batu bara di Rotterdam juga tidak luput dari penurunan serupa. Untuk Februari 2025, harganya turun US$ 0,35 menjadi US$ 100,4 per ton, sementara Maret 2025 anjlok US$ 1,3 menjadi US$ 98,05 per ton. Pada bulan April, harga terkoreksi US$ 1,15 menjadi US$ 97,85 per ton.

Lonjakan Stok Batu Bara di India: Pangkal Sebab dari Penurunan Harga

Menurut sumber informasi dari India, permintaan yang melemah sejalan dengan meningkatnya stok batu bara di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) nasional. Pada 19 Februari, stok ini meningkat menjadi 74% dari level normal, naik dari 62% pada periode yang sama tahun sebelumnya menurut data Central Electricity Authority (CEA). Stok tersebut mencapai 53,09 juta ton, dibandingkan dengan kebutuhan normatif sebesar 71,26 juta ton.

Pemerintah India telah mengambil langkah tegas untuk mengoptimalkan logistik dan memastikan pasokan yang cukup, mengantisipasi lonjakan permintaan listrik di masa yang akan datang. Dari langkah ini, PLTU berbasis batu bara di India dengan kapasitas total 195 gigawatt (GW) kini memiliki stok 76% dari level normatif.

Kondisi Pasokan dan Permintaan Listrik: Mengapa Ini Penting?

Kompleksitas situasi didorong oleh kebutuhan energi yang terus meningkat sementara ketersediaan stok yang berlebih. Pada tahun 2024, permintaan puncak listrik mencapai 250 GW pada bulan Mei, lebih rendah dari perkiraan pemerintah sebesar 260 GW. Central Electricity Authority memperkirakan permintaan puncak akan mencapai 270 GW pada tahun fiskal 2026 dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) diperkirakan mencapai 7% selama lima tahun ke depan.

Tanggapan Industri dan Langkah di Masa Depan

Coal India, perusahaan tambang milik negara terbesar, merespons situasi ini dengan menetapkan target produksi ambisius sebesar 915 juta ton pada tahun fiskal 2026. Ini merupakan respon strategis untuk memenuhi permintaan yang diperkirakan akan terus meningkat.

Menurut sebuah laporan oleh Crisil, permintaan listrik nasional meningkat sekitar 4,2% secara tahunan sepanjang April 2024 hingga Januari 2025. "Secara keseluruhan, suhu di berbagai wilayah cenderung lebih hangat, namun pertumbuhan permintaan listrik tidak merata," Crisil melaporkan.

Fluktuasi harga batu bara yang dipengaruhi oleh kebijakan stok di India menunjukkan hubungan erat antara faktor domestik dan dinamika pasar internasional. Dengan situasi saat ini, ada beberapa kebijakan yang dapat dipertimbangkan oleh negara produsen dan importir batu bara. Langkah-langkah optimalisasi logistik dan manajemen stok menjadi kunci penting untuk menjaga stabilitas pasar.

India tampaknya berada di jalan yang tepat dalam memastikan keamanan energi melalui stok yang lebih baik, sementara produsen global seperti Coal India akan terus mencari cara untuk menyesuaikan volume produksi agar selaras dengan permintaan global yang dinamis. Keberlanjutan di sektor energi, terutama dalam hal penyediaan batu bara, merupakan tantangan yang terus berkembang dan memerlukan perhatian mendalam dari berbagai pemangku kepentingan.

Dengan situasi ini, para pelaku industri dan analis pasar akan memperhatikan setiap kebijakan baru dan fluktuasi permintaan yang dapat memengaruhi harga dan pasar secara keseluruhan. Tetap waspada terhadap perubahan ini menjadi kunci keberhasilan bagi para investor dan produsen di industri batu bara dan energi.

Mazroh Atul Jannah

Mazroh Atul Jannah

Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Harga BBM Masih Stabil hingga Akhir April 2025, Pertamina hingga Shell Belum Lakukan Penyesuaian

Harga BBM Masih Stabil hingga Akhir April 2025, Pertamina hingga Shell Belum Lakukan Penyesuaian

PLN Diusulkan Kembali Berikan Diskon Tarif Listrik untuk Masyarakat Menengah ke Bawah

PLN Diusulkan Kembali Berikan Diskon Tarif Listrik untuk Masyarakat Menengah ke Bawah

Bank Mandiri Siapkan 3.000 Rumah Murah Lelang Tahun 2025, Harga Mulai Rp 100 Jutaan: Solusi Hunian Terjangkau untuk Rakyat

Bank Mandiri Siapkan 3.000 Rumah Murah Lelang Tahun 2025, Harga Mulai Rp 100 Jutaan: Solusi Hunian Terjangkau untuk Rakyat

Indonesia dan Swiss Tingkatkan Kerja Sama Bilateral melalui Proyek PLTA untuk Mendorong Transisi Energi Berkelanjutan dan Pengurangan Emisi Karbon

Indonesia dan Swiss Tingkatkan Kerja Sama Bilateral melalui Proyek PLTA untuk Mendorong Transisi Energi Berkelanjutan dan Pengurangan Emisi Karbon

Listrik 24 Jam Kini Terang di Pulau Parit Karimun, Pemprov Kepri dan PLN Perkuat Kolaborasi Demi Pemerataan Energi

Listrik 24 Jam Kini Terang di Pulau Parit Karimun, Pemprov Kepri dan PLN Perkuat Kolaborasi Demi Pemerataan Energi