Eks Pramugari Garuda Mengadu ke DPR: Janji Manis yang Tak Kunjung Terwujud

Eks Pramugari Garuda Mengadu ke DPR: Janji Manis yang Tak Kunjung Terwujud
Eks Pramugari Garuda Mengadu ke DPR: Janji Manis yang Tak Kunjung Terwujud

JAKARTA - Sejumlah mantan pramugari dan pramugara Garuda Indonesia yang diberhentikan saat pandemi Covid-19 mengadukan nasib mereka ke Komisi VI DPR RI. Dalam rapat dengar pendapat umum (RDPU) yang digelar pada Selasa, 18 Februari 2024, terungkap bahwa sekitar 700 eks kru kabin Garuda Indonesia merasa terabaikan setelah dihadapkan dengan janji manis yang hingga kini tak kunjung direalisasikan.

Pandemi Covid-19 memang memberikan pukulan telak bagi industri penerbangan dunia, termasuk Garuda Indonesia. Untuk bertahan, maskapai nasional ini terpaksa melakukan pemberhentian besar-besaran terhadap karyawan, termasuk kru kabin. Namun, dalam proses tersebut, mereka dijanjikan oleh maskapai akan diundang kembali jika situasi sudah membaik.

Akan tetapi, janji tersebut berubah menjadi kekecewaan mendalam ketika hingga kini belum ada kepastian terkait pemanggilan kembali para pramugari dan pramugara yang baru saja kehilangan pekerjaan tersebut. Keadaan semakin memburuk ketika Garuda Indonesia membuka rekruitmen baru untuk fresh graduate. Hal ini menimbulkan pertanyaan besar bagi para eks karyawan.

Agestia, perwakilan dari eks kru kabin Garuda Indonesia, bersama rekan-rekannya menyuarakan kegundahan hati mereka di hadapan Komisi VI DPR RI, "Kami sangat ingin kembali ke perusahaan kami (dulu), walaupun kami sangat tahu diri bahwa itu hak perusahaan untuk merekrut orang baru atau meng-hire kami lagi. Cuma kami ingin menanyakan, kenapa dari pihak Garuda Indonesia malah memilih orang yang tidak berpengalaman, daripada memanggil kami?" ujarnya di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (21/2/2025).

Dari pihak Garuda Indonesia sendiri belum memberikan tanggapan resmi terkait keluhan ini. Namun, situasi ini menambah sorotan publik terhadap langkah korporasi yang notabene milik negara tersebut. Persoalan ini juga menimbulkan pertanyaan lebih dalam mengenai kebijakan perusahaan yang berhubungan dengan kesejahteraan dan keberlanjutan pekerjaan para mantan karyawannya.

Dalam RDPU tersebut, Komisi VI menanggapi serius aduan para mantan kru kabin Garuda. Mereka berharap bisa menjadi jembatan komunikasi antara mantan pekerja dengan manajemen Garuda Indonesia. "Kami di sini hadir untuk mendengarkan dan berusaha mencari solusi atas permasalahan yang dialami. Apa yang terjadi di sini adalah potret dari dampak pandemi yang belum sepenuhnya teratasi dan memerlukan penyikapan bijaksana dari semua pihak," ujar salah satu anggota Komisi VI.

Sementara itu, bagi Agestia dan rekan-rekannya, kesempatan untuk kembali bekerja di Garuda Indonesia berarti mengembalikan stabilitas hidup yang selama ini terganggu. Mereka merasa memiliki pengalaman dan keterampilan yang sangat dibutuhkan maskapai, terutama dalam menghadapi situasi darurat. Kondisi ini membuat mereka sangat berharap agar bisa kembali mengenakan seragam kebanggaan dan melayani penumpang di atas udara.

Perlu dicatat, industri penerbangan adalah salah satu sektor yang paling terpukul oleh pandemi. Namun, seiring dengan pemulihan ekonomi global, permintaan perjalanan udara mulai meningkat. Ini seharusnya membuka peluang bagi maskapai untuk memanggil kembali karyawan yang sempat diberhentikan.

DPR mendesak manajemen Garuda Indonesia untuk segera memberikan kejelasan dan merespons keluhan ini dengan hati-hati. Selain itu, penting bagi perusahaan untuk memastikan bahwa kebijakan ketenagakerjaan tetap adil dan tidak merugikan para pekerja yang telah berperan dalam memajukan perusahaan sebelum pandemi.

Menjadi pramugari atau pramugara bukan sekadar pekerjaan bagi Agestia dan kawan-kawan. Ini adalah profesi yang mereka jalani dengan dedikasi tinggi dan kebanggaan. Mereka berharap agar Garuda Indonesia, sebagai maskapai kebanggaan tanah air, dapat menorehkan cerita positif dengan memanggil kembali kru berpengalaman yang mereka miliki.

Di tengah situasi ini, Komisi VI berjanji akan terus memantau perkembangan dan memastikan bahwa aspirasi para eks kru kabin ini mendapatkan perhatian yang layak. Sampai berita ini diturunkan, ekspektasi mantan kru kabin ini tetap tinggi agar ada langkah nyata dari Garuda Indonesia. Harapan terakhir mereka adalah mampu kembali melambangkan pelayanan penerbangan terbaik di negeri ini, dan itu hanya bisa dibuktikan dengan tindakan nyata dari pihak terkait.

Adapun, dari sisi Garuda Indonesia, diharapkan kebijakan perekrutan yang transparan dan adil serta pengelolaan SDM yang berkelanjutan dapat membantu menyelesaikan isu ini, sehingga tidak hanya menjadi pelajaran bagi maskapai tetapi juga bagi industri penerbangan tanah air.

Zahra

Zahra

Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Lewat Kolaborasi Inklusif, PLN Pacu Inovasi Hidrogen untuk Lautan Bebas Emisi

Lewat Kolaborasi Inklusif, PLN Pacu Inovasi Hidrogen untuk Lautan Bebas Emisi

Lewat Kolaborasi Inklusif, PLN Pacu Inovasi Hidrogen untuk Lautan Bebas Emisi

Lewat Kolaborasi Inklusif, PLN Pacu Inovasi Hidrogen untuk Lautan Bebas Emisi

Pemerintah Putuskan Tarif Listrik TW II Tidak Naik, PLN Siap Beri Pelayanan Optimal Seluruh Pelanggan

Pemerintah Putuskan Tarif Listrik TW II Tidak Naik, PLN Siap Beri Pelayanan Optimal Seluruh Pelanggan

KAI Sumut Layani 33.069 Penumpang Selama Long Weekend Paskah 2025, Naik 93 Persen

KAI Sumut Layani 33.069 Penumpang Selama Long Weekend Paskah 2025, Naik 93 Persen

KM Lawit Berangkat dari Surabaya ke Kumai Sore Ini, Berikut Jadwal Lengkap April 2025

KM Lawit Berangkat dari Surabaya ke Kumai Sore Ini, Berikut Jadwal Lengkap April 2025