Antisipasi Longsor di Kawasan Malibo Anai, Transportasi Massal Didorong untuk Mengurangi Risiko

Antisipasi Longsor di Kawasan Malibo Anai, Transportasi Massal Didorong untuk Mengurangi Risiko
Antisipasi Longsor di Kawasan Malibo Anai, Transportasi Massal Didorong untuk Mengurangi Risiko

JAKARTA - Dalam beberapa pekan terakhir, kawasan ruas jalan Padang-Bukittinggi, khususnya di sekitar Lembah Anai dan Malibou Anai, Kecamatan 2×11 Kayutanam, Kabupaten Padang Pariaman, mengalami peningkatan kerawanan tanah longsor. Situasi ini mendorong berbagai pihak untuk mencari solusi guna mengurangi dampak bencana alam yang kerap menimbulkan kerugian material dan non-material.

Ardinal, Camat 2 X 11 Enam Lingkung, mengambil langkah proaktif dengan mengusulkan pengaktifan kembali model transportasi massal, yaitu angkutan kereta api, yang menurutnya bisa menjadi solusi efektif dalam mengatasi masalah kerawanan longsor di daerah tersebut. "Dengan adanya kereta api, kita bisa mengurangi beban kendaraan di jalan utama yang rawan longsor. Ini juga pernah dilakukan di masa lalu," jelas Ardinal dalam pernyataannya, Senin (Date).

Sejarah Kereta Api dan Peluang Pengembalian Operasional

Pada masa lalu, jalur kereta api antara Padang dan Bukittinggi pernah menjadi salah satu moda transportasi utama sebelum dihentikan operasionalnya. Kini, di tengah ancaman bencana alam yang semakin meningkat, gagasan untuk mengaktifkan kembali jalur kereta api mulai disorot sebagai upaya preventif yang dapat mengurangi beban lalu lintas dan risiko tanah longsor.

Pengaktifan kembali jalur kereta api tidak hanya menawarkan solusi dalam konteks keselamatan, tetapi juga dapat meningkatkan efisiensi transportasi di daerah tersebut. Dengan jalur kereta api yang aktif, diharapkan jumlah kendaraan yang melewati lajurnya kawasan Lembah Anai dapat berkurang secara signifikan, yang pada akhirnya dapat mengurangi tekanan pada infrastruktur jalan dan menurunkan risiko tanah longsor.

Tanggapan Positif dan Dukungan dari Berbagai Pihak

Usulan ini mendapat dukungan luas dari berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah dan masyarakat setempat yang merasakan langsung dampak dari peristiwa tanah longsor. Dukungan lainnya datang dari pengamat transportasi yang menilai bahwa revitalisasi jalur kereta api merupakan langkah strategis dalam meningkatkan mobilitas masyarakat tanpa menambah ancaman terhadap lingkungan.

"Pemerintah harus melihat ini sebagai investasi jangka panjang. Tidak hanya menjawab permasalahan longsor saat ini, tetapi juga berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan," ujar salah satu pengamat transportasi yang enggan disebutkan namanya.

Pemerintah Daerah Bersiap Mengambil Langkah Nyata

Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman sendiri sudah mulai melakukan kajian tentang kemungkinan dan biaya yang dibutuhkan untuk mengaktifkan kembali jalur kereta api tersebut. Dalam hal ini, dukungan dari pemerintah pusat dan badan terkait sangat diperlukan untuk mewujudkan realisasi proyek ini.

"Langkah awal yang harus kita lakukan adalah mengadakan studi kelayakan untuk menentukan sejauh mana jalur kereta api ini dapat dihidupkan kembali, termasuk biaya dan manajemen risikonya," ungkap Ardinal lebih lanjut.

Teknologi Mitigasi Longsor dan Dampaknya

Selain itu, Ardinal juga menekankan pentingnya penggunaan teknologi canggih dalam mitigasi bencana tanah longsor di kawasan tersebut. Penerapan teknologi pengawasan tanah longsor dan sistem peringatan dini, menurutnya, akan sangat membantu dalam meminimalisir dampak jika sewaktu-waktu longsor terjadi.

"Kita tidak hanya bicara soal memindahkan jalur lalu lintas ke rel, tetapi juga harus memperhitungkan langkah-langkah yang komprehensif dalam mitigasi bencana secara keseluruhan," tambah Ardinal.

Tantangan dan Harapan untuk Masa Depan

Meskipun usulan ini mendapat sambutan positif, tantangan tetap ada dalam perencanaan dan implementasi. Persoalan klasik seperti pendanaan, keberlanjutan proyek, serta pembebasan lahan menjadi tantangan yang harus diatasi dengan efektif. Namun, optimisme tetap menguat karena tujuan utamanya adalah keselamatan masyarakat dan kelestarian lingkungan.

Dengan pengaktifan kembali jalur kereta api sebagai opsi transportasi massal, diharapkan dapat tercipta sistem transportasi yang lebih aman, efisien, dan berkelanjutan. Bencana alam seperti tanah longsor memang tidak sepenuhnya dapat dihindari, tetapi upaya mitigasi yang tepat dan bijaksana dapat meminimalisir dampak buruknya.

"Dengan kolaborasi semua pihak, saya yakin kita bisa mewujudkan ini. Demi keselamatan dan keberlangsungan hidup kita semua di wilayah Padang Pariaman," tutup Ardinal dengan penuh harap.

Melihat urgensi situasi dan antusiasme semua pemangku kepentingan, besar harapan bahwa model transportasi massal di kawasan rawan bencana ini dapat segera terwujud dan berfungsi secara optimal, membawa perubahan positif bagi masyarakat dan lingkungan sekitar.

Aldi

Aldi

Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Reaktivasi Jalur Kereta Banjar–Pangandaran Dinilai Paling Siap, Pemprov Jabar Siapkan Skema Anggaran Bertahap

Reaktivasi Jalur Kereta Banjar–Pangandaran Dinilai Paling Siap, Pemprov Jabar Siapkan Skema Anggaran Bertahap

Rusia Rencanakan Penerbangan Langsung ke Indonesia, Pemerintah Indonesia Respons Positif

Rusia Rencanakan Penerbangan Langsung ke Indonesia, Pemerintah Indonesia Respons Positif

Mazda Siapkan Peluncuran Mobil Listrik EZ-60, Crossover Listrik Pertama dengan Platform Modular EPA1

Mazda Siapkan Peluncuran Mobil Listrik EZ-60, Crossover Listrik Pertama dengan Platform Modular EPA1

BMKG Mengeluarkan Peringatan Waspada Hujan dan Gelombang Laut di Maluku Utara

BMKG Mengeluarkan Peringatan Waspada Hujan dan Gelombang Laut di Maluku Utara

Harga Komoditas Sembako Cenderung Stabil dan Beberapa Mengalami Penurunan Pasca Lebaran di Kabupaten Temanggung

Harga Komoditas Sembako Cenderung Stabil dan Beberapa Mengalami Penurunan Pasca Lebaran di Kabupaten Temanggung