Strategi Penguatan Hilirisasi Sawit Bagi Pangan dan Energi Indonesia Majalah Sawit Indonesia

Strategi Penguatan Hilirisasi Sawit Bagi Pangan dan Energi Indonesia Majalah Sawit Indonesia
Strategi Penguatan Hilirisasi Sawit Bagi Pangan dan Energi Indonesia Majalah Sawit Indonesia

JAKARTA - Workshop Jurnalis Industri Hilir Sawit 2025 mengusung tema Strategi Penguatan Hilirisasi Sawit Bagi Pangan dan Energi Indonesia digelar pada Jumat dan Sabtu, 21-22 Februari 2025 di Sahira Hotel Boutiq, Bogor, Jawa Barat. Acara ini diinisiasi oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) bekerja sama dengan Majalah Sawit Indonesia. Berbagai pihak hadir untuk membahas dan memformulasikan strategi penguatan hilirisasi kelapa sawit yang berdampak langsung terhadap penguatan pangan dan energi negara.

Hilirisasi industri sawit merupakan langkah strategis guna mendongkrak perekonomian nasional. Di tengah berbagai tantangan global, Indonesia sebagai salah satu produsen sawit terbesar di dunia, dihadapkan pada kebutuhan untuk memperkuat posisi dan daya saing industri hilirnya. Direktur Bioenergi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia, Ir. Edi Wibowo, M.T, mengatakan bahwa pengembangan industri hilir sawit harus diarahkan pada inovasi dan peningkatan nilai tambah.

"Kita harus menggarap potensi bioenergi yang ada pada kelapa sawit dengan serius. Program mandatori biodiesel, termasuk B40, adalah langkah nyata menuju kemandirian energi. Ini adalah komitmen kita untuk memaksimalkan potensi lokal," ujar Ir. Edi Wibowo dalam sesi pertama workshop tersebut.

Sesi pertama workshop yang mengangkat topik Perkembangan Industri Hilir Sawit dan Update Program B40 turut menghadirkan Rapolo Hutabarat, Ketua Bidang Sustainability APROBI. Dalam paparannya, Rapolo menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan industri. "Kita perlu sinergi antara kebijakan pemerintah dan implementasi di lapangan. Pencapaian B40 akan menjadi tolok ukur keberhasilan kita dalam menjalankan transisi energi yang lebih bersih," tegasnya.

Selain itu, Fenny Sofyan, Ketua Bidang Komunikasi Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), mengungkapkan bahwa edukasi konsumen dan peningkatan kualitas produk menjadi kunci untuk memperkuat industri sawit nasional. "Kita harus mampu memberikan edukasi kepada masyarakat luas tentang manfaat dan keamanan produk sawit. Dengan demikian, stigma negatif yang kerap menyertai dapat diminimalisir," kata Fenny.

Pada sesi kedua yang bertajuk Masa Depan Produk Sawit Bernilai Tinggi Bagi Kebutuhan Pangan dan Non-Pangan, Direktur Eksekutif Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI), Sahat Sinaga, menyoroti peluang besar dari diversifikasi produk-produk hilir berbasis sawit. "Kita memiliki peluang besar untuk menghasilkan produk-produk bernilai tinggi yang tidak hanya memenuhi kebutuhan domestik tetapi juga mampu bersaing di pasar internasional," ujar Sahat.

Kontribusi sawit terhadap kebutuhan pangan mendapat perhatian dari Dr. Darmono Taniwiryono, Ketua Umum Masyarakat Agribisnis dan Agroindustri (MAKSI). Beliau menyatakan bahwa inovasi teknologi dalam pengolahan sawit bisa menjadi game-changer untuk masa depan industri ini. "Kita harus berani berinovasi dalam teknologi dan produk. Produk sawit yang memiliki nilai tambah tinggi akan membuka banyak peluang baru," jelas Dr. Darmono.

Andika Kristinawati, M.Si, CEO PT Interstisi Material Maju, menyiratkan bahwa dukungan riset dan pengembangan dalam sektor sawit dapat mempercepat penciptaan produk-produk inovatif. "Riset berkelanjutan adalah salah satu kunci untuk mendorong industri sawit menuju arah yang lebih modern dan berkelanjutan," ujar Andika.

Workshop ini berhasil menjadi forum strategis untuk membahas tantangan yang dihadapi oleh industri sawit di masa depan, khususnya dalam mengembangkan program hilirisasi yang lebih komprehensif. Diskusi yang produktif antara pemerintah, pengusaha, akademisi, dan pemangku kepentingan lainnya menghasilkan sejumlah rekomendasi penting untuk memperkuat daya saing industri sawit Indonesia di pasar global.

Dengan berkembangnya inovasi dan teknologi dalam industri sawit, Indonesia memiliki kesempatan untuk memasarkan produk sawit yang lebih bervariasi dan bernilai tambah, yang tidak hanya bertumpu pada pasar minyak nabati konvensional, tetapi juga merambah produk bioenergi, bioplastik, dan produk turunan lainnya.

Hilirisasi industri sawit yang berhasil akan menjadi salah satu pilar dalam mencapai ketahanan pangan dan kemandirian energi Indonesia. Dukungan penuh dari pemerintah, kombinasi dengan inovasi teknologi dan penguatan kolaborasi antar pemangku kepentingan, akan menjadi kunci sukses dalam perjalanan ini.

Melalui workshop ini, diharapkan bisa tercipta peta jalan yang jelas untuk mendorong hilirisasi produk sawit Indonesia yang dapat dioptimalkan baik untuk kebutuhan domestik maupun untuk meraih peluang ekspor ke pasar internasional. Dengan demikian, sawit Indonesia akan menjadi lebih unggul dan berdaya tahan di kancah pasar global, mendorong pengembangan ekonomi nasional lebih lanjut.

Aldi

Aldi

Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Harga BBM Masih Stabil hingga Akhir April 2025, Pertamina hingga Shell Belum Lakukan Penyesuaian

Harga BBM Masih Stabil hingga Akhir April 2025, Pertamina hingga Shell Belum Lakukan Penyesuaian

PLN Diusulkan Kembali Berikan Diskon Tarif Listrik untuk Masyarakat Menengah ke Bawah

PLN Diusulkan Kembali Berikan Diskon Tarif Listrik untuk Masyarakat Menengah ke Bawah

Bank Mandiri Siapkan 3.000 Rumah Murah Lelang Tahun 2025, Harga Mulai Rp 100 Jutaan: Solusi Hunian Terjangkau untuk Rakyat

Bank Mandiri Siapkan 3.000 Rumah Murah Lelang Tahun 2025, Harga Mulai Rp 100 Jutaan: Solusi Hunian Terjangkau untuk Rakyat

Indonesia dan Swiss Tingkatkan Kerja Sama Bilateral melalui Proyek PLTA untuk Mendorong Transisi Energi Berkelanjutan dan Pengurangan Emisi Karbon

Indonesia dan Swiss Tingkatkan Kerja Sama Bilateral melalui Proyek PLTA untuk Mendorong Transisi Energi Berkelanjutan dan Pengurangan Emisi Karbon

Listrik 24 Jam Kini Terang di Pulau Parit Karimun, Pemprov Kepri dan PLN Perkuat Kolaborasi Demi Pemerataan Energi

Listrik 24 Jam Kini Terang di Pulau Parit Karimun, Pemprov Kepri dan PLN Perkuat Kolaborasi Demi Pemerataan Energi