Harga Minyak Goreng Kemasan Meroket, Warga Lebak Beralih ke Minyak Curah
- Minggu, 23 Februari 2025

JAKARTA - Harga minyak goreng kemasan yang semakin melambung tinggi memaksa warga Kabupaten Lebak, Banten, untuk mencari alternatif yang lebih ekonomis. Banyak warga kini beralih menggunakan minyak goreng curah karena dinilai lebih terjangkau. Kondisi ini terlihat jelas di Pasar Sampay, Kecamatan Warunggunung, di mana banyak penduduk setempat mendatangi pedagang minyak curah demi memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka.
Langkah Pemerintah di Tengah Krisis Minyak Goreng
Peningkatan harga minyak goreng kemasan seperti Minyakita, yang saat ini sulit untuk ditemukan di pasaran, memicu keresahan di kalangan masyarakat. Menyikapi hal ini, berbagai pihak mendesak pemerintah untuk segera bertindak. "Minyakita juga harganya sekarang mahal, sementara saya pilih beli minyak curah saja. Karena minyak curah harganya lebih terjangkau," ujar Sumarnah, seorang warga Warunggunung yang ditemui di Pasar Sampay, Minggu, 23 Februari 2025.
Menurut Sumarnah, opsi menggunakan minyak goreng merek lain yang masih tersedia di pasaran atau bahkan beralih ke minyak kelapa menjadi kemungkinan sementara. "Saya berharap kelangkaan Minyakita ini dapat segera teratasi, agar kebutuhan minyak goreng bagi masyarakat Kabupaten Lebak dapat tercukupi,” harapnya lagi.
Kisaran Harga Minyak Goreng di Pasaran
Harga minyak goreng curah saat ini berada di kisaran Rp 17 ribu per liter, sementara harga minyak goreng kemasan bermerek bisa mencapai Rp 19 ribu hingga Rp 30 ribu per liter. Harga yang cukup tinggi ini semakin membebani masyarakat menjelang bulan Ramadan, di mana kebutuhan pokok lainnya juga mengalami kenaikan harga.
Dina, salah satu pedagang lainnya, mengungkapkan kegundahannya menjelang bulan suci tersebut. ”Harganya mahal, kami masyarakat kecil sangat terbatas untuk mendapatkannya. Semoga pemerintah segera memberikan solusi, agar masyarakat tidak terus-menerus menderita seperti ini,” tegas Dina.
Kekhawatiran ini diutarakan tidak hanya oleh warga dan pedagang di pasar tradisional, tetapi juga meluas ke ruang publik lebih luas. Diskusi seputar harga minyak goreng yang tinggi ini telah menjadi isu hangat di kalangan pemerhati ekonomi dan sosial.
Melihat Solusi Potensial
Pemerintah pusat dan daerah diharapkan segera melakukan koordinasi untuk memastikan distribusi minyak goreng yang lebih merata. Optimalisasi produksi dan distribusi menjadi langkah yang dinanti-nantikan oleh masyarakat. Salah satu inisiatif yang bisa ditempuh adalah dengan meningkatkan pasokan minyak goreng kemasan melalui kerja sama dengan produsen besar, sekaligus memperluas aksesibilitas minyak curah agar tetap memenuhi standar kesehatan dan kebersihan yang tinggi.
Selain itu, program edukasi kepada masyarakat mengenai penggunaan minyak kelapa sebagai alternatif nabati yang sehat juga dapat dijadikan pilihan selama periode krisis ini berlangsung. Dengan penyesuaian konsumsi dan diversifikasi pasokan minyak goreng, diharapkan keseimbangan baru dalam harga dan ketersediaan dapat dicapai.
Dukungan dan Harapan dari Masyarakat
Fahrudin, seorang pengamat ekonomi lokal, menyatakan pentingnya tindakan proaktif dan responsif dari pihak terkait. "Kondisi seperti ini memerlukan intervensi yang tidak hanya cepat, tetapi juga tepat sasaran. Memastikan bahwa ada cadangan pangan yang cukup, termasuk minyak goreng, terutama menjelang hari besar keagamaan adalah esensi dari tugas negara," katanya.
Sebagai langkah awal, distribusi minyak goreng curah dengan harga terjangkau harus mendapatkan perhatian khusus, sembari tetap memonitor kualitas produk tersebut di pasaran.
Akhirnya, harapan terbesar dari masyarakat Kabupaten Lebak khususnya dan Indonesia pada umumnya adalah situasi ini cepat membaik. Dengan adanya perhatian penuh dari pemerintah serta kolaborasi dari semua pihak terkait, permasalahan harga dan distribusi minyak goreng ini diharapkan dapat segera teratasi.

Aldi
Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.