Indonesia Menuju Swasembada: Mengendalikan Pangan dan Energi untuk Masa Depan Tanpa Impor

Indonesia Menuju Swasembada: Mengendalikan Pangan dan Energi untuk Masa Depan Tanpa Impor
Indonesia Menuju Swasembada: Mengendalikan Pangan dan Energi untuk Masa Depan Tanpa Impor

JAKARTA - Indonesia terus berupaya untuk memperkuat ketahanan nasional di bidang pangan dan energi. Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menyatakan keyakinannya bahwa jika kedua sektor ini dapat sepenuhnya dikuasai, Indonesia akan berkembang menjadi salah satu negara besar di dunia. Hal ini disampaikannya saat menghadiri acara Simposium Nasional Unhas (SUMU) ke III yang digelar di Four Points Hotel by Sheraton pada Jumat 21 FEBRUARI 2025.

Menteri Andi Amran menegaskan pentingnya kemandirian di sektor pangan dan energi. "Pangan kita kendalikan, energi kita kendalikan, inilah yang akan menjadikan Indonesia lumbung pangan dunia. Jika ini tercapai, Indonesia 50 tahun ke depan kita tanpa impor," ujarnya dengan optimisme.

Indonesia Sebagai Lumbung Pangan Dunia

Ketua Umum IKA Unhas ini menyoroti potensi besar Indonesia untuk menjadi lumbung pangan dunia. Menurutnya, setelah Indonesia menghentikan impor dari Januari hingga Februari, harga beras dunia mengalami penurunan signifikan akibat pengaruh dari kebijakan tersebut. "Setelah Indonesia tidak impor dari Januari sampai Februari, harga beras dunia turun dari 640 menjadi 400. Ini menunjukkan pengaruh kita karena Indonesia merupakan konsumen sekaligus produsen beras terbesar dunia," jelas Andi Amran.

Sebagai salah satu konsumen dan produsen terbesar beras, yaitu 58 hingga 60 persen pangsa pasar dunia, Indonesia memegang peran penting dalam stabilitas pasar beras global. "Negara lain tergantung pada Indonesia," tambahnya, menekankan posisi penting Indonesia dalam kancah perdagangan beras internasional.

Transformasi Pertanian Menuju Modernisasi

Selaras dengan cita-cita menjadi negara superpower, Andi Amran mengungkapkan perlunya transformasi di bidang pertanian dari metode tradisional ke modern. "Ketika pertanian kita berubah dari tradisional menjadi modern, terdapat peningkatan drastis. Angkanya naik 52 persen, dan ini adalah lompatan tertinggi dalam sejarah republik ini," ungkapnya.

Dia menjelaskan bahwa peningkatan ini dicapai melalui berbagai strategi seperti refocusing anggaran serta penerapan prinsip efisiensi dan efektivitas. "Kita melakukan refocusing anggaran, efisiensi, efektif, produktif dan itu mutlak," kata Andi Amran, menekankan tindakan-tindakan krusial yang telah diambil.

Ketahanan Pangan, Pilar Kesejahteraan Bangsa

Lebih jauh, Andi Amran menjelaskan bahwa ketahanan pangan merupakan elemen vital bagi kesejahteraan bangsa. Pengalaman di masa krisis ekonomi dan pandemi Covid-19 menunjukkan bahwa Indonesia mampu bertahan. Namun, ancaman krisis pangan dianggap lebih besar dan berpotensi mengguncang kestabilan nasional. "Pangan sangat strategis untuk Indonesia. Kalau krisis ekonomi, kita bisa bertahan, begitu pula krisis Covid-19. Tapi jika kita mengalami krisis pangan, itu menjadi masalah besar," tegasnya.

Sejalan dengan itu, Menteri Amran menyoroti ancaman perubahan iklim terhadap pertanian dan keamanan pangan. "Kita harus memperhatikan dampak perubahan iklim yang terjadi secara global dan mendadak," tutup Andi Amran, mengingatkan pentingnya kesiapsiagaan dalam menghadapi tantangan tersebut.

Langkah Strategis untuk Masa Depan

Untuk mencapai swasembada pangan dan energi, beberapa langkah strategis perlu diambil. Indonesia harus memperkuat teknologi pertanian, meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya, dan memperluas investasi di sektor energi terbarukan. Selain itu, mempererat kerjasama dengan negara lain dan organisasi internasional juga menjadi bagian penting dalam strategi ini.

Pengembangan infrastruktur seperti irigasi, jaringan transportasi, dan fasilitas penyimpanan juga penting untuk memastikan distribusi pangan berjalan lancar. Di sisi lain, mengedukasi petani mengenai praktik pertanian berkelanjutan dan penggunaan teknologi modern dapat membantu meningkatkan produktivitas.

Dalam jangka panjang, Indonesia berpotensi menjadi pemain utama di pasar global dengan mengandalkan kekayaan alam dan sumber daya manusia yang melimpah. Jika visi ini terwujud, Indonesia tidak hanya akan mencapai kemandirian pangan dan energi tetapi juga memperkuat posisinya sebagai pemimpin dalam perdagangan internasional.

Dengan semua persiapan dan strategi yang tepat, Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi negara mandiri tanpa perlu bergantung pada impor, memastikan kesejahteraan bagi seluruh rakyatnya. Visi ini, apabila direalisasikan dengan baik, akan menjadikan Indonesia sebagai kekuatan global yang disegani dunia.

Aldi

Aldi

Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Harga BBM Masih Stabil hingga Akhir April 2025, Pertamina hingga Shell Belum Lakukan Penyesuaian

Harga BBM Masih Stabil hingga Akhir April 2025, Pertamina hingga Shell Belum Lakukan Penyesuaian

PLN Diusulkan Kembali Berikan Diskon Tarif Listrik untuk Masyarakat Menengah ke Bawah

PLN Diusulkan Kembali Berikan Diskon Tarif Listrik untuk Masyarakat Menengah ke Bawah

Bank Mandiri Siapkan 3.000 Rumah Murah Lelang Tahun 2025, Harga Mulai Rp 100 Jutaan: Solusi Hunian Terjangkau untuk Rakyat

Bank Mandiri Siapkan 3.000 Rumah Murah Lelang Tahun 2025, Harga Mulai Rp 100 Jutaan: Solusi Hunian Terjangkau untuk Rakyat

Indonesia dan Swiss Tingkatkan Kerja Sama Bilateral melalui Proyek PLTA untuk Mendorong Transisi Energi Berkelanjutan dan Pengurangan Emisi Karbon

Indonesia dan Swiss Tingkatkan Kerja Sama Bilateral melalui Proyek PLTA untuk Mendorong Transisi Energi Berkelanjutan dan Pengurangan Emisi Karbon

Listrik 24 Jam Kini Terang di Pulau Parit Karimun, Pemprov Kepri dan PLN Perkuat Kolaborasi Demi Pemerataan Energi

Listrik 24 Jam Kini Terang di Pulau Parit Karimun, Pemprov Kepri dan PLN Perkuat Kolaborasi Demi Pemerataan Energi