Upaya Inovatif USU dan JAKABA dalam Menanggulangi Salinitas Lahan Pertanian di Percut Sei Tuan
- Senin, 24 Februari 2025

JAKARTA - Desa Percut, yang terletak di Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deliserdang, menghadapi permasalahan yang cukup pelik dalam sektor pertanian akibat ketidaksuburan tanah mereka. Hal ini terutama disebabkan oleh tingginya kadar salinitas pada lahan sawah yang mengakibatkan pertumbuhan tanaman padi kurang optimal. Bersama dengan tantangan lingkungan ini, para petani juga harus berhadapan dengan serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) seperti wereng dan penggerek batang, yang semakin menambah derita mereka dengan hasil panen yang tidak maksimal.
Melihat kondisi ini, sebuah inisiatif berbasis penelitian dan pengembangan teknologi pertanian berkelanjutan dirintis oleh tim pengabdian dari Universitas Sumatera Utara (USU) dengan dukungan dari UKM Himadita Nursery. Inisiatif ini memperkenalkan penggunaan Pupuk Organik Cair (POC) JAKABA, yang dikembangkan melalui teknologi pengolahan jamur, dan menanam tanaman refugia sebagai solusi untuk mengatasi permasalahan salinitas tanah yang mempengaruhi produktivitas pertanian di daerah tersebut.
Pendekatan Berbasis Inovasi Pertanian
Program tersebut dipimpin oleh Nur Ulina Warnisyah Sebayang, M.Agr, yang bertindak sebagai ketua tim, bersama dengan Julieta Christy, M.Agr, Reisy Tane, M.Kep, dan Rouzatul Nafisah, M.Si. Tim ini berusaha memperkenalkan sistem pertanian berkelanjutan yang tidak hanya meningkatkan kualitas tanah tetapi juga meningkatkan produktivitas tanaman padi.
POC JAKABA, pupuk organik cair yang mereka perkenalkan, memiliki peran utama dalam mengurangi keasaman tanah, memperbaiki struktur tanah, dan menambahkan unsur hara yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman padi. “Kami ingin membantu petani agar bisa mengelola lahan mereka dengan metode yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan. Dengan cara ini, hasil panen lebih baik tanpa merusak ekosistem,” ujar Nur Ulina Warnisyah Sebayang, M.Agr, ketika ditemui setelah pelaksanaan program pelatihan, Senin (24/2).
Manfaat Tanaman Refugia
Selain memperkenalkan POC JAKABA, tim pengabdian ini juga mendorong penanaman tanaman refugia seperti bunga kenikir dan bunga matahari di sekitar area sawah. Tanaman refugia ini berfungsi sebagai habitat bagi serangga predator alami, yang pada gilirannya membantu dalam mengendalikan populasi hama secara alami tanpa perlu ketergantungan tinggi pada pestisida kimia. Ini tidak hanya menurunkan biaya input pertanian tetapi juga membantu menjaga keseimbangan ekosistem pertanian setempat.
Partisipasi Aktif Para Petani
Program pengabdian ini tidak hanya berfungsi sebagai solusi teknis tetapi juga melibatkan partisipasi aktif dari para petani. Para anggota Kelompok Tani Sumber Rejeki di Desa Percut telah mengikuti serangkaian kegiatan mulai dari penyuluhan mengenai pentingnya penerapan metode pertanian organik dan berkelanjutan, pelatihan pembuatan POC JAKABA, hingga praktik langsung dalam menanam tanaman refugia di lahan mereka sendiri.
Pelatihan tersebut memberikan wawasan baru bagi para petani, seperti yang dikatakan salah satu peserta pelatihan, “Kita jadi lebih paham bagaimana caranya mengelola lahan yang tidak subur dan mengatasi hama secara alami,” ujar seorang petani yang mengikuti program tersebut.
Dampak dan Harapan Ke Depan
Keberhasilan program ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan produktivitas pertanian pada lahan dengan salinitas tinggi, tetapi juga untuk mendorong adopsi praktik pertanian yang lebih berkelanjutan di tingkat komunitas. Dengan metode yang lebih alami dan berkelanjutan, diharapkan ketergantungan petani pada bahan kimia dapat berkurang, yang secara langsung akan berdampak pada biaya produksi dan kualitas hasil pertanian yang lebih sehat.
Implementasi program berbasis inovasi pertanian ini menandai langkah maju bagi petani di Desa Percut dan bahkan di kawasan sekitarnya. Ini memberikan contoh nyata bahwa dengan pengetahuan yang tepat dan teknologi yang inovatif, tantangan lingkungan dalam pertanian dapat diatasi dengan cara yang membangkitkan semangat keberlanjutan.
Dengan upaya berkelanjutan dan kolaborasi antara universitas, kelompok tani, dan masyarakat, diharapkan bahwa Desa Percut dapat menjadi model bagi desa lain dalam mengatasi permasalahan salinitas dan peningkatan produktivitas pertanian secara berkelanjutan.
Program inovatif ini merupakan bukti dari pentingnya kolaborasi antara institusi pendidikan, bisnis lokal, dan masyarakat dalam mengembangkan solusi yang efektif untuk permasalahan yang dihadapai oleh para petani di berbagai daerah. Ke depannya, diharapkan inisiatif serupa dapat diterapkan di daerah lain yang menghadapi tantangan serupa, sekaligus mendorong pertanian berkelanjutan di seluruh Indonesia.

Aldi
Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.