Obligasi Rp1,28 Triliun Milik Adhi Karya (ADHI) Siap Jatuh Tempo: Rencana Pelunasan dan Tantangan ke Depan

Obligasi Rp1,28 Triliun Milik Adhi Karya (ADHI) Siap Jatuh Tempo: Rencana Pelunasan dan Tantangan ke Depan
Obligasi Rp1,28 Triliun Milik Adhi Karya (ADHI) Siap Jatuh Tempo: Rencana Pelunasan dan Tantangan ke Depan

JAKARTA - PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI), salah satu perusahaan BUMN terkemuka di Indonesia, sedang mempersiapkan pelunasan obligasi seri III Tahun 2022 Seri A senilai Rp1,28 triliun yang akan jatuh tempo pada 24 Mei 2025. Langkah ini menjadi sorotan para pelaku pasar dan investor mengingat besarnya nilai obligasi yang harus dilunasi dan strategi yang diterapkan perusahaan.

Dalam laporan yang dirilis oleh PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo), obligasi ini mendapatkan peringkat idA-, mencerminkan kredibilitas yang justru memerlukan perhatian serius dalam pengelolaannya. Menurut keterangan resmi dari Pefindo yang dikutip pada Rabu, 26 Februari 2025, ADHI berencana melunasi surat utang ini dengan metode kombinasi antara penerbitan surat utang baru dan penggunaan fasilitas pinjaman bank. "Perusahaan berencana melunasi surat utang yang akan jatuh tempo tersebut melalui kombinasi penerbitan surat utang baru dan fasilitas pinjaman bank," tulis Pefindo.

Melihat lebih jauh, ADHI saat ini sedang memproses Obligasi Berkelanjutan IV Seri A dengan nilai Rp2 triliun. Obligasi baru ini dijadwalkan untuk didistribusikan pada Mei 2025 dan diharapkan dapat membantu menyeimbangkan beban utang yang ada. Keberhasilan penerbitan obligasi baru ini menjadi krusial bagi ADHI untuk memastikan kinerja keuangan yang sehat di tengah tantangan ekonomi global dan domestik.

Posisi kas ADHI per 30 September 2024 menunjukkan saldo sebesar Rp1,84 triliun, yang bisa dianggap memadai untuk memenuhi berbagai kebutuhan likuiditas jangka pendek. Selain itu, ADHI juga memiliki akses ke fasilitas kredit yang belum digunakan dengan total Rp922 miliar. Hal ini memberikan sedikit kelonggaran bagi ADHI dalam menjalankan operasi bisnisnya sembari mempersiapkan pelunasan obligasi.

Profil dan Kontribusi ADHI dalam Sektor Konstruksi

Didirikan pada tahun 1960, ADHI telah berkembang menjadi salah satu pemain utama di sektor konstruksi Indonesia dan merupakan kontribusi penting bagi pembangunan infrastruktur negara. Bisnis ADHI diklasifikasikan menjadi empat segmen utama: konstruksi; engineering procurement and construction (EPC); properti dan realti; dan infrastruktur investasi. Diversifikasi bisnis ini memungkinkan ADHI untuk lebih fleksibel dalam menghadapi dinamika pasar yang berubah-ubah.

Sebagai perusahaan yang sebagian besar sahamnya, sekitar 64%, dimiliki oleh pemerintah Indonesia, ADHI berperan penting dalam berbagai proyek pembangunan nasional. Hingga 31 Maret 2024, ADHI terus memperluas portofolio proyeknya yang mencakup pembangunan bendungan dan proyek irigasi strategis yang penting bagi ketahanan air dan pangan di negara ini.

Tantangan dan Harapan

Di balik kesuksesan dan kontribusinya, pelunasan obligasi sebesar Rp1,28 triliun yang akan jatuh tempo menimbulkan tantangan tersendiri. Situasi ekonomi global yang tidak menentu serta fluktuasi dalam harga bahan baku menjadi perhatian utama dalam menjamin optimalisasi biaya proyek. Menghadapi hal ini, ADHI telah menyusun strategi yang matang dalam mengelola arus kasnya. Penggunaan fasilitas pinjaman serta penerbitan obligasi baru diharapkan dapat mengurangi tekanan keuangan jangka pendek.

Selain tantangan finansial, ADHI juga dihadapkan dengan kebutuhan untuk terus berinovasi dan meningkatkan efisiensi operasional agar tetap kompetitif. Dengan pengalaman panjang dan rekam jejak yang solid, perusahaan ini diharapkan dapat melewati masa-masa menantang dan melanjutkan kontribusinya terhadap pembangunan infrastruktur Indonesia.

Pesan optimisme juga datang dari pihak manajemen ADHI yang menegaskan komitmennya untuk tetap memenuhi kewajiban keuangan dan menjaga kepercayaan investor. "Kami percaya bahwa dengan langkah-langkah strategis yang telah disiapkan, ADHI akan mampu menghadapi tantangan dan tetap tumbuh secara berkelanjutan," ungkap seorang pejabat ADHI dalam sebuah wawancara.

Pelunasan obligasi ADHI senilai Rp1,28 triliun ini menjadi ujian penting bagi perusahaan untuk membuktikan soliditas dan strategi bisnisnya di pasar keuangan. Dengan dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah dan mitra finansial, serta strategi manajemen utang yang baik, ADHI diharapkan dapat berhasil melalui periode ini dengan stabilitas keuangan yang memadai.

Investasi dalam proyek infrastruktur berskala besar tetap menjadi salah satu fokus utama ADHI, memastikan posisi strategisnya dalam pembangunan ekonomi Indonesia. Bagi para investor dan pemangku kepentingan, langkah-langkah ADHI dalam mengelola kewajiban utang ini akan menjadi indikator penting atas kinerja masa depannya di industri konstruksi. Dengan langkah yang tepat, ADHI tidak hanya diharapkan dapat melunasi kewajibannya, tetapi juga memperkuat posisinya sebagai pemain kunci di sektor konstruksi nasional.

Mazroh Atul Jannah

Mazroh Atul Jannah

Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Lewat Kolaborasi Inklusif, PLN Pacu Inovasi Hidrogen untuk Lautan Bebas Emisi

Lewat Kolaborasi Inklusif, PLN Pacu Inovasi Hidrogen untuk Lautan Bebas Emisi

Lewat Kolaborasi Inklusif, PLN Pacu Inovasi Hidrogen untuk Lautan Bebas Emisi

Lewat Kolaborasi Inklusif, PLN Pacu Inovasi Hidrogen untuk Lautan Bebas Emisi

Pemerintah Putuskan Tarif Listrik TW II Tidak Naik, PLN Siap Beri Pelayanan Optimal Seluruh Pelanggan

Pemerintah Putuskan Tarif Listrik TW II Tidak Naik, PLN Siap Beri Pelayanan Optimal Seluruh Pelanggan

KAI Sumut Layani 33.069 Penumpang Selama Long Weekend Paskah 2025, Naik 93 Persen

KAI Sumut Layani 33.069 Penumpang Selama Long Weekend Paskah 2025, Naik 93 Persen

KM Lawit Berangkat dari Surabaya ke Kumai Sore Ini, Berikut Jadwal Lengkap April 2025

KM Lawit Berangkat dari Surabaya ke Kumai Sore Ini, Berikut Jadwal Lengkap April 2025