Tragedi Longsor di Tambang Batu Bara Loa Janan: Dua Pekerja Masih Hilang, Lima Selamat

Tragedi Longsor di Tambang Batu Bara Loa Janan: Dua Pekerja Masih Hilang, Lima Selamat
Tragedi Longsor di Tambang Batu Bara Loa Janan: Dua Pekerja Masih Hilang, Lima Selamat

JAKARTA - Sebuah insiden tragis mengguncang sektor pertambangan di Kutai Kartanegara tepatnya di Kecamatan Loa Janan pada tanggal 23 Februari 2025. Longsor yang terjadi di salah satu lokasi tambang batu bara tersebut menyebabkan tujuh karyawan tertimbun, dengan dua di antaranya hingga kini masih hilang.

Insiden mengerikan ini terjadi ketika para pekerja tengah melakukan aktivitas rutin mereka. Belum ada kepastian mengenai kronologi lengkap kejadian tersebut, namun laporan sementara menyebutkan bahwa curah hujan tinggi selama beberapa hari terakhir berkontribusi terhadap kelembaban tanah yang meningkatkan risiko longsor. "Hujan deras memang terus mengguyur kawasan ini sejak akhir pekan lalu, membuat kondisi tanah menjadi labil," jelas Sutiman, salah satu petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kutai Kartanegara.

Berbagai upaya segera dikerahkan oleh tim penyelamat untuk mencari dan mengevakuasi korban. Dari tujuh karyawan yang tertimbun, lima berhasil ditemukan dalam kondisi selamat. Tim SAR, dibantu oleh relawan setempat, bergerak cepat dalam operasi penyelamatan. Sementara itu, dua pekerja lainnya masih belum ditemukan meskipun upaya pencarian intensif terus dilanjutkan.

Salah satu anggota keluarga korban, yang enggan disebutkan namanya, menyatakan kelegaannya saat mendengar berita bahwa lima anggota tim masih bisa diselamatkan. “Syukur alhamdulillah, lima orang berhasil keluar dari bencana ini dengan selamat, tapi perasaan kami tetap campur aduk karena masih ada keluarga yang belum ditemukan,” ujarnya saat ditemui di lokasi kejadian.

Peristiwa ini mendorong perhatian luas dari berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah dan perusahaan tambang, untuk menyelidiki penyebab pasti longsor tersebut serta mengambil langkah-langkah preventif guna mencegah kejadian serupa di masa mendatang.

Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Kutai Kartanegara, Heru Santoso, menegaskan pentingnya implementasi standar keselamatan kerja yang lebih ketat dan pengawasan rutin yang lebih intensif di area tambang. “Kita harus mengevaluasi lagi bagaimana standar operasional prosedur dalam menghadapi cuaca ekstrem seperti hujan deras yang berpotensi menyebabkan bencana,” katanya.

Sementara itu, pihak perusahaan tambang turut angkat bicara mengenai insiden ini. Mereka menyatakan telah melakukan segala upaya untuk memastikan keselamatan pekerja di lokasi kejadian. "Kami terus bekerja sama dengan tim penyelamat, BPBD, dan pihak berwenang lainnya untuk memastikan semua prosedur penyelamatan berjalan baik," ungkap seorang juru bicara perusahaan.

Masyarakat sekitar, khususnya mereka yang tinggal dekat dengan areal pertambangan, turut merasakan dampak psikologis dari peristiwa ini. Kekhawatiran mereka semakin meningkat terhadap potensi ancaman keselamatan sehari-hari akibat lokasi tambang di sekitarnya. Yanti, seorang warga, menyatakan kekhawatirannya, "Kami berharap pemerintah lebih memperhatikan keamanan areal tambang agar kejadian ini tidak terulang lagi."

Dari segi lingkungan, para ahli mengingatkan bahwa mitigasi risiko bencana harus memperhatikan faktor alam dan manusia. Analisa geologi lebih mendalam di kawasan rentan serta pendidikan dan pelatihan bagi pekerja tambang perlu ditingkatkan. "Rekayasa lingkungan dan kesadaran pekerja adalah kunci untuk meminimalkan risiko," kata Dr. Bambang Irawan, seorang ahli geologi dari Universitas Mulawarman.

Respons cepat yang diberikan oleh berbagai lembaga menunjukkan koordinasi yang baik dalam keadaan darurat. Upaya pencarian terus dilakukan dengan dukungan penuh dari berbagai pihak. Harapan tetap ada untuk dapat menemukan kedua pekerja yang masih hilang dalam kondisi selamat.

Bagi keluarga korban yang belum ditemukan, setiap menit terasa sangat berharga. Doa dan harapan terus mengalir agar operasi pencarian ini membuahkan hasil positif secepatnya. "Kami berharap yang terbaik, semoga segera ada kabar baik bagi keluarga yang masih menunggu," kata seorang relawan yang terlibat dalam kegiatan pencarian.

Dengan situasi yang masih berkembang, perhatian dan doa dari seluruh masyarakat Indonesia turut mendampingi proses penyelamatan ini. Semangat gotong royong dan solidaritas dari semua pihak menjadi harapan bagi keluarga korban dan menjadi penguat dalam menghadapi ujian ini.

Kejadian ini sekali lagi mengingatkan kita akan pentingnya menjaga keselamatan dan kesiapsiagaan menghadapi bencana, terutama dalam industri yang memiliki risiko tinggi. Perencanaan yang matang dan tindakan pencegahan sejak dini mutlak diperlukan untuk memastikan keselamatan pekerja dan masyarakat sekitar.

Mazroh Atul Jannah

Mazroh Atul Jannah

Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Harga BBM Masih Stabil hingga Akhir April 2025, Pertamina hingga Shell Belum Lakukan Penyesuaian

Harga BBM Masih Stabil hingga Akhir April 2025, Pertamina hingga Shell Belum Lakukan Penyesuaian

PLN Diusulkan Kembali Berikan Diskon Tarif Listrik untuk Masyarakat Menengah ke Bawah

PLN Diusulkan Kembali Berikan Diskon Tarif Listrik untuk Masyarakat Menengah ke Bawah

Bank Mandiri Siapkan 3.000 Rumah Murah Lelang Tahun 2025, Harga Mulai Rp 100 Jutaan: Solusi Hunian Terjangkau untuk Rakyat

Bank Mandiri Siapkan 3.000 Rumah Murah Lelang Tahun 2025, Harga Mulai Rp 100 Jutaan: Solusi Hunian Terjangkau untuk Rakyat

Indonesia dan Swiss Tingkatkan Kerja Sama Bilateral melalui Proyek PLTA untuk Mendorong Transisi Energi Berkelanjutan dan Pengurangan Emisi Karbon

Indonesia dan Swiss Tingkatkan Kerja Sama Bilateral melalui Proyek PLTA untuk Mendorong Transisi Energi Berkelanjutan dan Pengurangan Emisi Karbon

Listrik 24 Jam Kini Terang di Pulau Parit Karimun, Pemprov Kepri dan PLN Perkuat Kolaborasi Demi Pemerataan Energi

Listrik 24 Jam Kini Terang di Pulau Parit Karimun, Pemprov Kepri dan PLN Perkuat Kolaborasi Demi Pemerataan Energi