Angkasa Pura Turunkan Tarif Jasa Bandara 50 Persen, Harga Tiket Pesawat Lebih Terjangkau Selama Masa Mudik Lebaran 2025
- Senin, 03 Maret 2025

JAKARTA - PT Angkasa Pura Indonesia (InJourney Airports) telah mengambil langkah strategis dengan menurunkan tarif jasa kebandarudaraan sebesar 50%. Kebijakan ini diambil sebagai bagian dari upaya mendukung penurunan harga tiket pesawat selama periode angkutan Lebaran 2025. Langkah ini sangat potensial untuk meningkatkan mobilitas masyarakat selama masa mudik yang selalu menjadi waktu kritis setiap tahunnya.
Direktur Utama InJourney Airports, Faik Fahmi, mengungkapkan bahwa kebijakan ini akan diberlakukan di seluruh bandara yang dikelola oleh perusahaan, mencakup dua jenis tarif, yakni Pelayanan Jasa Penumpang Pesawat Udara (PJP2U) dan Pelayanan Jasa Pendaratan, Penempatan, dan Penyimpanan Pesawat Udara (PJP4U).
"Penurunan tarif PJP2U berdampak langsung pada nominal harga tiket pesawat, sementara penurunan tarif PJP4U membantu operasional maskapai. Langkah ini menjadi kontribusi nyata kami dalam menekan harga tiket pesawat, sehingga mobilitas masyarakat selama masa mudik Lebaran bisa lebih lancar," ujar Faik.
Rincian Kebijakan Penurunan Tarif
Sebanyak 37 bandara di bawah pengelolaan InJourney Airports akan menerapkan kebijakan ini. Penurunan tarif PJP2U sebesar 50% akan diberlakukan bagi penumpang yang membeli tiket penerbangan domestik kelas ekonomi serta penerbangan tambahan (extra flight) pada periode tertentu, yakni dari 1 Maret hingga 7 April 2025, dengan jadwal keberangkatan di antara 24 Maret sampai 7 April 2025.
Sementara itu, penurunan tarif PJP4U sebesar 50% juga akan diterapkan kepada maskapai penerbangan domestik yang beroperasi pada periode yang sama. Dengan adanya kebijakan ini, diharapkan akan ada penurunan signifikan dalam biaya operasional bagi maskapai, sehingga dapat diserap langsung pada harga tiket yang lebih terjangkau untuk penumpang.
Dampak Positif Bagi Ekosistem Bandara
Faik Fahmi menyebutkan bahwa kebijakan ini merupakan bagian dari strategi pengelolaan bandara berbasis ekosistem, di mana seluruh pemangku kepentingan—termasuk pemerintah, maskapai, dan pengelola bandara—bekerja sama untuk meningkatkan pelayanan bagi masyarakat. "Kami ingin memastikan bahwa seluruh rantai ekosistem di bandara bekerja secara terintegrasi dan memberikan manfaat maksimal kepada pengguna jasa," tambahnya.
Dengan penyesuaian tarif ini, jumlah pergerakan penumpang diperkirakan akan meningkat secara signifikan. Untuk mengantisipasi lonjakan tersebut, InJourney Airports telah mengambil langkah proaktif dengan menyiagakan operasional bandara selama 24 jam. Keputusan ini diambil untuk menyesuaikan dengan kebutuhan dan permintaan penerbangan dari maskapai.
Sejumlah bandara utama yang dipastikan beroperasi penuh selama 24 jam antara lain Bandara Soekarno-Hatta (Tangerang), I Gusti Ngurah Rai (Bali), Kualanamu (Deli Serdang), Halim Perdanakusuma (Jakarta), Hang Nadim (Batam), Sultan Hasanuddin (Makassar), dan Sam Ratulangi (Manado).
Pendorong Peningkatan Lalu Lintas dan Pemerataan Ekonomi
Penurunan harga tiket pesawat diharapkan dapat mendorong peningkatan lalu lintas penerbangan selama masa mudik. Kebijakan ini tidak hanya diharapkan untuk memperlancar arus mudik Lebaran, tetapi juga berkontribusi pada pemerataan ekonomi. Peningkatan mobilitas dipandang mampu mempercepat distribusi barang dan jasa di berbagai daerah, sejalan dengan visi Asta Cita pemerintahan Prabowo-Gibran.
"Dengan meningkatkan aksesibilitas penerbangan, kami mendukung pemerataan ekonomi di berbagai daerah. Mobilitas penduduk yang tinggi dapat mendorong aktivitas ekonomi lokal dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat," jelas Faik.
Optimisme di Tengah Tantangan
Keputusan untuk menurunkan tarif ini adalah langkah berani di tengah tantangan industri penerbangan global yang masih menghadapi rintangan pasca-pandemi. Namun, InJourney Airports optimis bahwa langkah ini tidak hanya akan membantu masyarakat dalam mencapai tujuan mudik mereka, tetapi juga meningkatkan kepercayaan dan optimisme dalam industri penerbangan.
"Kami ingin menciptakan situasi win-win bagi semua pihak. Menghadapi tantangan ini dengan strategi yang tepat akan membawa kita kepada kondisi yang lebih stabil dan menguntungkan di masa depan," tutup Faik.
Kebijakan menurunkan tarif jasa bandara ini disambut baik oleh masyarakat dan pelaku industri penerbangan. Dampaknya diharapkan terasa tidak hanya pada periode Lebaran, namun juga memberikan contoh inovasi kebijakan serupa di masa depan untuk menghadapi puncak-puncak arus mobilitas di Indonesia.
Baca JugaKemenhub Prioritaskan Keselamatan Perlintasan Sebidang KAI: Respons Atas Maraknya Kecelakaan Fatal

Mazroh Atul Jannah
Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Lewat Kolaborasi Inklusif, PLN Pacu Inovasi Hidrogen untuk Lautan Bebas Emisi
- Minggu, 20 April 2025
Lewat Kolaborasi Inklusif, PLN Pacu Inovasi Hidrogen untuk Lautan Bebas Emisi
- Minggu, 20 April 2025