Hutama Karya Genjot Pembangunan Pelabuhan Anggrek Gorontalo, Rumah Baru Logistik Indonesia Timur Hampir Rampung

Hutama Karya Genjot Pembangunan Pelabuhan Anggrek Gorontalo, Rumah Baru Logistik Indonesia Timur Hampir Rampung
Hutama Karya Genjot Pembangunan Pelabuhan Anggrek Gorontalo, Rumah Baru Logistik Indonesia Timur Hampir Rampung

JAKARTA  – PT Hutama Karya (Persero) terus mempercepat pembangunan proyek strategis nasional Pelabuhan Anggrek di Gorontalo. Proyek infrastruktur yang digarap melalui skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) ini kini telah mencapai progres fisik sebesar 65%. Dengan nilai investasi mencapai Rp1,4 triliun, proyek ini diyakini akan menjadi game-changer dalam sistem logistik Indonesia bagian timur.

Pelabuhan Anggrek merupakan proyek pelabuhan transhipment pertama di kawasan Indonesia Timur yang dibangun dengan pendekatan KPBU. Fasilitas ini akan memainkan peran vital dalam mendistribusikan barang dan kontainer dari kapal-kapal besar ke kapal feeder yang melayani pelabuhan-pelabuhan kecil di kawasan timur.

Dua Area Konstruksi: Sisi Laut Unggul, Sisi Darat Perlu Percepatan

Baca Juga

Transformasi Stasiun Tanah Abang Hampir Rampung, PTPP Catat Progres 98,88 Persen pada Mei 2025

Menurut Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan PT Hutama Karya, Adjib Al Hakim, pembangunan Pelabuhan Anggrek terbagi menjadi dua area utama: sisi laut dan sisi darat. Hingga awal Mei 2025, pekerjaan di sisi laut telah menunjukkan kemajuan signifikan dengan capaian 85%, sementara sisi darat masih berada pada angka 30%.

“Untuk sisi laut, pekerjaan utama yang telah diselesaikan mencakup pembangunan struktur dermaga, trestle atau jalan akses, serta pekerjaan pemancangan dan proteksi pantai. Dengan capaian tersebut, kami optimis dapat menyelesaikan seluruh pekerjaan sisi laut pada akhir Agustus mendatang,” ujar Adjib dalam keterangannya.

Di sisi lain, lanjut Adjib, pembangunan sisi darat masih menghadapi tantangan klasik berupa proses pembebasan lahan. “Ini menjadi kunci percepatan konstruksi ke depan. Kami terus melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait agar bisa segera dituntaskan,” tambahnya.

Fasilitas Modern di Atas Lahan 4,8 Hektar

Pelabuhan Anggrek dirancang sebagai pelabuhan modern dengan fasilitas penunjang yang lengkap. Dari total lahan seluas 9,3 hektar sesuai Rencana Induk Pelabuhan, pengembangan tahap awal mencakup area seluas 4,8 hektar.

Fasilitas utama yang akan tersedia meliputi:

-Dermaga baru yang mampu menampung tiga kapal besar sekaligus,

-Area penampungan kontainer seluas 19.000 meter persegi,

-Depo empty container seluas 9.700 meter persegi,

-Gudang penyimpanan logistik,

-Area kantor pengelola pelabuhan,

-Area pengelolaan limbah terpadu.

Konsep modernisasi pelabuhan ini didukung dengan pendekatan pembangunan berkelanjutan atau green port, melalui penggunaan lampu LED hemat energi, sistem pengelolaan limbah, dan area penghijauan.

Beroperasi Tanpa Ganggu Layanan Eksisting

Salah satu keberhasilan manajerial dari Hutama Karya dalam proyek ini adalah kemampuannya membangun pelabuhan baru tanpa mengganggu operasional dermaga eksisting. Masyarakat dan pelaku usaha tetap dapat memanfaatkan layanan pelabuhan lama selama konstruksi berjalan.

“Pekerjaan konstruksi dilakukan dengan tetap menjaga keselamatan dan tidak mengganggu layanan kapal yang masuk di pelabuhan lama. Ini penting agar arus logistik tetap berjalan lancar,” ujar Adjib.

Tak hanya fokus pada pembangunan fisik, Hutama Karya juga mengutamakan penggunaan produk dalam negeri dalam pelaksanaan proyek ini. Bahkan, fase konstruksi telah menciptakan ratusan lapangan kerja bagi warga setempat, sejalan dengan prinsip pemberdayaan ekonomi lokal.

Peran Penting dalam Jaringan Logistik Kawasan Timur

Pelabuhan Anggrek dirancang sebagai pelabuhan transhipment utama di Indonesia Timur. Dengan fungsi sebagai pelabuhan alih muat, pelabuhan ini akan menghubungkan kapal besar dari jalur logistik nasional dengan kapal-kapal feeder yang mendistribusikan barang ke berbagai wilayah.

“Pelabuhan ini akan terhubung dengan pelabuhan strategis seperti Makassar, Bitung, Ternate, dan Sorong. Nantinya juga akan menjadi simpul penting untuk pelabuhan-pelabuhan besar di Indonesia bagian barat seperti Surabaya dan Tanjung Priok,” papar Adjib.

Dengan kapasitas bongkar muat antara 30.000 hingga 35.000 TEUs (twenty-foot equivalent units) per tahun, pengoperasian pelabuhan ini diyakini mampu memangkas biaya logistik hingga 15–25%. Efisiensi ini diharapkan dapat mendongkrak daya saing komoditas unggulan Gorontalo seperti jagung, ikan laut, dan hasil perkebunan lainnya.

“Pengembangan Pelabuhan Anggrek akan menjadi katalis pertumbuhan ekonomi di Provinsi Gorontalo dan kawasan sekitarnya. Selain memperkuat konektivitas logistik, proyek ini juga diproyeksikan menciptakan 500 hingga 700 lapangan kerja baru,” jelas Adjib.

Skema KPBU dan Kolaborasi Swasta

Pembangunan Pelabuhan Anggrek merupakan proyek percontohan kerja sama KPBU dalam bentuk skema BOT (Build-Operate-Transfer) dengan masa konsesi selama 30 tahun. Ini menjadi pelabuhan transhipment pertama di kawasan Indonesia Timur yang menggunakan model kerja sama pemerintah-swasta.

Dalam pelaksanaannya, Hutama Karya bertindak sebagai kontraktor utama yang bertanggung jawab terhadap keseluruhan pekerjaan konstruksi. Sementara itu, PT Gotrans Logistic International dan PT Anugerah Jelajah Indonesia Logistic tergabung dalam konsorsium yang mendanai dan mengelola proyek ini.\

“Untuk memastikan percepatan penyelesaian proyek ini, Hutama Karya melakukan koordinasi intensif dengan pihak owner, yakni PT AGIT, lintas divisi terkait, serta Kementerian Perhubungan. Dengan sejumlah upaya percepatan yang dilakukan, kami optimis dapat merampungkan proyek ini dengan kualitas hasil yang baik,” tutup Adjib Al Hakim.

Rute Pelayanan dan Masa Depan Pelabuhan Anggrek

Setelah rampung dan beroperasi penuh, Pelabuhan Anggrek akan melayani sejumlah rute utama logistik nasional, seperti:

Anggrek – Makassar – Surabaya,

Anggrek – Bitung – Ternate – Sorong.

Selain itu, pelabuhan ini akan mendorong terbentuknya jaringan logistik yang lebih efisien dan berdaya saing tinggi di Indonesia Timur, menjadikan Gorontalo sebagai salah satu titik sentral baru dalam peta logistik nasional.

Dengan keberadaan pelabuhan ini, pemerintah pusat melalui Hutama Karya telah menunjukkan komitmennya dalam memperkuat pilar pembangunan Indonesia dari pinggiran. Ini sejalan dengan agenda besar pembangunan berkeadilan seperti yang tercantum dalam Asta Cita Presiden.

Mazroh Atul Jannah

Mazroh Atul Jannah

Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

PLN dan Kemendiktisaintek Jalin Kerja Sama Riset dan Pengembangan Bidang Ketenagalistrikan

PLN dan Kemendiktisaintek Jalin Kerja Sama Riset dan Pengembangan Bidang Ketenagalistrikan

PLN dan Kemendiktisaintek Jalin Kerja Sama Riset dan Pengembangan Bidang Ketenagalistrikan

PLN dan Kemendiktisaintek Jalin Kerja Sama Riset dan Pengembangan Bidang Ketenagalistrikan

Jadwal Kapal Pelni KM Wilis Mei 2025: Empat Kali Sandar di Waingapu dan 28 Rute Pelabuhan

Jadwal Kapal Pelni KM Wilis Mei 2025: Empat Kali Sandar di Waingapu dan 28 Rute Pelabuhan

Garuda Indonesia Terbangkan 4.158 Jamaah Haji di Hari Pertama Keberangkatan Fase I Haji 2025

Garuda Indonesia Terbangkan 4.158 Jamaah Haji di Hari Pertama Keberangkatan Fase I Haji 2025

Gubernur Bali Apresiasi Gerak Cepat PLN Atasi Gangguan Kelistrikan

Gubernur Bali Apresiasi Gerak Cepat PLN Atasi Gangguan Kelistrikan