Kemenperin Siapkan Roadmap Dekarbonisasi Industri Otomotif, Fokus Penurunan Emisi Nasional

Kemenperin Siapkan Roadmap Dekarbonisasi Industri Otomotif, Fokus Penurunan Emisi Nasional
Kemenperin Siapkan Roadmap Dekarbonisasi Industri Otomotif, Fokus Penurunan Emisi Nasional

JAKARTA  — Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perindustrian (Kemenperin) tengah menyusun strategi ambisius untuk mendekarbonisasi industri otomotif nasional sebagai bagian dari upaya menuju netralitas karbon. Langkah ini ditandai dengan rencana peluncuran peta jalan (roadmap) dekarbonisasi industri otomotif, yang ditargetkan akan dirilis pada Agustus 2025.

Roadmap ini disusun oleh Pusat Industri Hijau Kemenperin, dan dirancang untuk memberikan arah yang jelas kepada para pelaku industri otomotif dalam mengurangi emisi karbon secara sistematis, progresif, dan inklusif. Kepala Pusat Industri Hijau Kemenperin, Apit Pria Nugraha, mengungkapkan bahwa sektor otomotif merupakan salah satu sektor industri strategis yang menjadi fokus utama dalam pengurangan emisi gas rumah kaca nasional.

“Industri otomotif merupakan salah satu kelompok industri yang menjadi target prioritas penurunan emisi nasional. Rencananya bulan Agustus kita sudah rilis tahap awal peta dekarbonisasi industri otomotif,” ujar Apit.

Baca Juga

BMKG Prediksi Gelombang Laut Capai 4 Meter, Nelayan dan Operator Kapal Diminta Waspada

Dekarbonisasi Tidak Hanya untuk Kendaraan Listrik

Apit menjelaskan bahwa peta jalan dekarbonisasi ini tidak hanya berfokus pada pengembangan kendaraan listrik (Battery Electric Vehicle/BEV) semata, namun juga mencakup berbagai teknologi otomotif lainnya. Hal ini penting mengingat struktur pasar otomotif Indonesia saat ini masih didominasi oleh kendaraan berbahan bakar fosil atau Internal Combustion Engine (ICE).

“Target peta jalan ini bukan hanya menyasar kendaraan bertenaga listrik, tapi untuk industri otomotif dengan segala jenis teknologinya,” ujarnya.

Apit mengakui bahwa menyusun roadmap dekarbonisasi di sektor otomotif bukanlah hal yang mudah. Industri ini sangat dinamis, ditandai dengan kemajuan teknologi yang cepat serta tantangan adaptasi terhadap perubahan kebijakan global terkait lingkungan.

“Peta jalan ini akan bersifat dinamis, atau living document, sehingga setiap tahun akan kami evaluasi dan sesuaikan kembali,” tambahnya.

Transisi Bertahap, Bukan Revolusioner

Menurut Apit, perubahan dari kendaraan berbahan bakar fosil ke kendaraan ramah lingkungan tidak bisa dilakukan secara drastis, melainkan harus melalui proses transisi bertahap. Dalam konteks Indonesia, ia menekankan bahwa penerapan kendaraan listrik secara menyeluruh masih menghadapi berbagai tantangan, terutama dari sisi infrastruktur dan kesiapan ekosistem pendukung.

“Kami ingin perubahan ini berjalan perlahan tapi pasti. Kendaraan listrik memang menjanjikan, tapi tidak bisa serta-merta diterapkan secara menyeluruh,” jelas Apit.

Ia menambahkan bahwa fleksibilitas dalam kebijakan sangat penting agar tidak menimbulkan guncangan yang besar bagi industri dan masyarakat.

“Kita juga harus mempertimbangkan kesiapan infrastruktur dan faktor lainnya. Kebijakan kami harus fleksibel dan tidak menimbulkan kejutan besar,” ujarnya.

Langkah Nyata: Standar Emisi Euro 5 dan Euro 6

Sebagai bagian dari komitmen konkret untuk menurunkan emisi, Kemenperin juga tengah mendorong implementasi standar emisi Euro 5 dan Euro 6 pada kendaraan berbahan bakar konvensional. Langkah ini merupakan bagian dari proses bertahap menuju penggunaan energi yang lebih bersih.

“Terpenting ada kontribusi menurunkan emisi dulu. Dari situ kita mulai masuk ke hybrid EV, lalu masuk ke PHEV (Plug-in Hybrid Electric Vehicle). Goals-nya nanti mulai masuk ke fuel cell hydrogen base. Kalau kita bicara lebih futuristis lagi, ada green ammonia,” papar Apit.

Dengan demikian, roadmap ini akan mencakup spektrum teknologi otomotif dari ICE rendah emisi, hybrid, plug-in hybrid, hingga kendaraan berbasis sel hidrogen dan energi alternatif hijau lainnya, yang pada akhirnya diharapkan dapat mempercepat proses dekarbonisasi industri.

Industri Otomotif Berperan Sentral dalam Target Net Zero Emission

Pemerintah menargetkan Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060 atau lebih cepat. Industri otomotif sebagai kontributor besar emisi karbon nasional menjadi sektor kunci dalam pencapaian target tersebut. Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), sektor transportasi menyumbang lebih dari 20% emisi karbon nasional, dan angka ini diperkirakan akan terus meningkat seiring pertumbuhan jumlah kendaraan.

Dalam konteks ini, roadmap yang disiapkan Kemenperin diharapkan akan menjadi pedoman strategis tidak hanya bagi pemerintah, tetapi juga pelaku industri otomotif, akademisi, dan investor untuk melakukan transformasi hijau secara menyeluruh.

Kolaborasi dan Komitmen Pelaku Industri Diperlukan

Kemenperin juga menegaskan bahwa suksesnya program dekarbonisasi tidak bisa dilakukan oleh pemerintah saja. Dukungan dari pelaku industri otomotif dalam negeri sangat diperlukan. Beberapa produsen mobil seperti Toyota, Hyundai, dan Wuling telah menunjukkan komitmen terhadap transisi energi melalui investasi pada pabrik mobil listrik di Indonesia.

Bahkan, menurut Wakil Menteri BUMN Rosan Roeslani dalam pernyataan sebelumnya, setidaknya ada tujuh produsen mobil listrik yang sudah menyatakan minat dan berinvestasi di Tanah Air. Hal ini memperkuat peluang Indonesia untuk menjadi basis produksi kendaraan listrik di kawasan Asia Tenggara.

Peran Regulasi, Insentif, dan Infrastruktur

Untuk mengakselerasi penerapan kendaraan rendah emisi, Apit menyebutkan bahwa Kemenperin terus bekerja sama dengan kementerian lain dalam penyusunan regulasi dan pemberian insentif, seperti:

-Insentif pajak untuk kendaraan ramah lingkungan,

-Dukungan logistik dan teknologi manufaktur,

-Penyesuaian TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) untuk produk ramah lingkungan.

Infrastruktur pendukung seperti stasiun pengisian daya kendaraan listrik (SPKLU) dan jaringan distribusi energi bersih juga menjadi faktor penting dalam roadmap yang disiapkan.

Penyusunan roadmap dekarbonisasi industri otomotif menjadi langkah penting dan strategis untuk menata masa depan industri nasional yang berkelanjutan. Melalui dokumen ini, Kemenperin berharap dapat menciptakan ekosistem otomotif yang lebih hijau, efisien, dan kompetitif secara global.

“Kami ingin roadmap ini menjadi panduan yang dapat mendorong transformasi industri secara menyeluruh dan inklusif, sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045,” tutup Apit.

Mazroh Atul Jannah

Mazroh Atul Jannah

Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Gaji 13 PNS, TNI, Polri, dan Pensiunan Cair Juni 2025, Sri Mulyani Tegaskan Tanpa Potongan Iuran

Gaji 13 PNS, TNI, Polri, dan Pensiunan Cair Juni 2025, Sri Mulyani Tegaskan Tanpa Potongan Iuran

Indonesia Kini Memiliki Mobil Listrik Merek Nasional: Polytron G3 Siap Menggebrak Pasar Otomotif

Indonesia Kini Memiliki Mobil Listrik Merek Nasional: Polytron G3 Siap Menggebrak Pasar Otomotif

Presiden Prabowo Subianto Terima Bill Gates di Istana Merdeka, Bahas Pembangunan Berkelanjutan dan Kesehatan Global

Presiden Prabowo Subianto Terima Bill Gates di Istana Merdeka, Bahas Pembangunan Berkelanjutan dan Kesehatan Global

16 Kereta Api Tambahan Siap Operasikan Rute Selama Long Weekend Waisak 2025: Berikut Daftar Lengkapnya

16 Kereta Api Tambahan Siap Operasikan Rute Selama Long Weekend Waisak 2025: Berikut Daftar Lengkapnya

Proyek Tol Gilimanuk–Mengwi Jalan Lagi, Bupati Jembrana Dorong Integrasi Transportasi dan Ekonomi Lokal

Proyek Tol Gilimanuk–Mengwi Jalan Lagi, Bupati Jembrana Dorong Integrasi Transportasi dan Ekonomi Lokal