Kemenkes Targetkan 300 Perawat ke Jepang pada 2025, Fokus pada Adaptasi Budaya dan Kompetensi Internasional

Kemenkes Targetkan 300 Perawat ke Jepang pada 2025, Fokus pada Adaptasi Budaya dan Kompetensi Internasional
Kemenkes Targetkan 300 Perawat ke Jepang pada 2025, Fokus pada Adaptasi Budaya dan Kompetensi Internasional

JAKARTA  – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia menetapkan target ambisius untuk mengirimkan 300 perawat dari Politeknik Kesehatan (Poltekkes) ke Jepang pada tahun 2025. Langkah strategis ini merupakan bagian dari upaya peningkatan kompetensi dan daya saing tenaga kesehatan Indonesia di kancah global.

Peningkatan jumlah tenaga perawat yang dikirim ke Jepang ini mengalami lonjakan signifikan dibandingkan periode sebelumnya. Selama kurun waktu 2019 hingga 2024, Indonesia secara konsisten mengirimkan sekitar 200 perawat setiap tahunnya ke Negeri Sakura.

Direktur Jenderal Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan, Yuli Farianti, menyampaikan bahwa kenaikan jumlah tersebut dipicu oleh tingginya minat para perawat muda yang terinspirasi dari senior mereka yang telah sukses berkarier di Jepang.

Baca Juga

Meningkatkan Kesadaran Konsumen, Ini 6 Brand Kecantikan yang Terbukti Cruelty-Free

“Peningkatan ini didorong dari minat para perawat muda yang terinspirasi oleh perawat senior yang bekerja di negara Jepang. Karena itu, kami mengadakan seminar ini untuk memberikan gambaran kesempatan berkarier di Jepang,” ujar Yuli.

Menjawab Tantangan Globalisasi Tenaga Kesehatan

Menurut Yuli, pengiriman tenaga perawat ke luar negeri bukan semata-mata untuk membuka lapangan kerja internasional, melainkan juga bagian dari strategi nasional untuk memperkuat kemampuan adaptasi dan kompetensi tenaga kesehatan Indonesia dalam menghadapi tantangan globalisasi.

“Kita membuka kesempatan untuk bekerja di Jepang dan memfasilitasinya melalui sejumlah langkah. Ini dilakukan guna meningkatkan kemampuan adaptasi serta kompetensi tenaga kesehatan kita,” katanya menambahkan.

Yuli menekankan bahwa kemampuan beradaptasi menjadi tantangan utama bagi tenaga kesehatan Indonesia yang ingin bekerja di Jepang. Hal ini terutama terkait dengan perbedaan budaya kerja, sistem kesehatan, bahasa, serta ekspektasi masyarakat Jepang terhadap pelayanan kesehatan.

30.000 Perawat Lulus Tiap Tahun, Potensi Ekspor SDM Tinggi

Secara nasional, Indonesia meluluskan sekitar 30.000 perawat setiap tahunnya, angka yang cukup besar jika dibandingkan dengan kebutuhan domestik. Dalam kurun waktu 2019–2024, Kemenkes mencatat telah memberangkatkan 1.274 perawat ke luar negeri, dengan 863 orang di antaranya ditempatkan di Jepang.

Angka tersebut diperkirakan akan terus meningkat seiring dengan upaya pemerintah yang memperluas kemitraan internasional dan menyiapkan sistem pelatihan berbasis standar global. Jepang sendiri saat ini tengah menghadapi krisis tenaga kerja di sektor kesehatan, khususnya karena populasi lansia yang terus bertambah.

MoU Kemenkes dan Prefektur Mie, Jepang

Dalam upaya mendukung peningkatan kualitas dan daya saing SDM kesehatan Indonesia, Kementerian Kesehatan bersama pemerintah Prefektur Mie, Jepang, telah menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) pada 30 Juli 2024. Kerja sama ini dirancang untuk memperkuat pelatihan dan pengakuan sertifikasi tenaga kesehatan Indonesia sesuai dengan standar Jepang.

“Sebagai bentuk konkret dukungan, Kementerian Kesehatan dan pemerintah Prefektur Mie telah menandatangani Nota Kesepahaman pada tanggal 30 Juli 2024. Tujuannya adalah meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan Indonesia agar dapat menjadi perawat dan caregiver bersertifikat yang memenuhi standar Jepang,” terang Yuli.

Melalui kerja sama ini, pemerintah Jepang akan memfasilitasi pelatihan intensif termasuk penguasaan bahasa Jepang, pemahaman etika kerja Jepang, serta sertifikasi keperawatan yang relevan. Langkah ini dinilai penting untuk memastikan bahwa para tenaga kesehatan dari Indonesia benar-benar siap dan mampu bekerja secara profesional di sistem layanan kesehatan Jepang.

Tantangan Adaptasi Budaya dan Bahasa

Salah satu tantangan utama yang dihadapi oleh perawat Indonesia yang bekerja di Jepang adalah adaptasi budaya dan bahasa. Sistem kerja yang ketat, etos kerja yang berbeda, serta ekspektasi tinggi dari masyarakat Jepang terhadap pelayanan medis menjadi ujian tersendiri bagi tenaga asing.

Untuk mengatasi tantangan tersebut, Kemenkes telah merancang program pelatihan khusus bagi perawat sebelum diberangkatkan ke Jepang. Pelatihan ini mencakup bahasa Jepang tingkat menengah hingga lanjutan, budaya kerja Jepang, serta etika profesi kesehatan sesuai dengan regulasi Jepang.

“Masih banyak tantangan seperti adaptasi budaya, bahasa, serta beban kerja yang tinggi. Tapi di sisi lain, ada juga peluang untuk mengembangkan karier, misalnya menjadi perawat spesialis,” ungkap Yuli.

Peluang Karier dan Pengembangan Profesional

Tidak hanya memberikan kesempatan kerja, program ini juga membuka peluang pengembangan karier bagi tenaga kesehatan Indonesia. Di Jepang, perawat asing yang menunjukkan kinerja baik dapat melanjutkan pelatihan lanjutan untuk menjadi perawat spesialis atau manajer keperawatan.

Bahkan, beberapa dari mereka juga memiliki kesempatan untuk menetap secara permanen dan menjadi bagian dari sistem kesehatan Jepang. Hal ini menunjukkan bahwa kerja sama bilateral dalam sektor kesehatan antara Indonesia dan Jepang bukan hanya bersifat sementara, melainkan membangun hubungan jangka panjang yang saling menguntungkan.

Mendorong Citra Positif Tenaga Kesehatan Indonesia

Inisiatif pengiriman perawat ke Jepang juga berkontribusi dalam membangun citra positif tenaga kesehatan Indonesia di mata dunia. Perawat dari Indonesia selama ini dikenal memiliki etos kerja tinggi, sifat empatik, serta kemampuan profesional yang baik, sehingga permintaan terhadap tenaga kerja asal Indonesia terus meningkat.

Kemenkes berharap dengan pencapaian target pengiriman 300 perawat pada 2025, Indonesia akan semakin dikenal sebagai negara penyedia tenaga kesehatan unggul di tingkat internasional. Selain Jepang, peluang pengiriman perawat Indonesia juga terbuka ke negara lain seperti Jerman, Arab Saudi, hingga Australia.

Pengiriman 300 perawat Indonesia ke Jepang pada tahun 2025 menjadi tonggak penting dalam diplomasi ketenagakerjaan sektor kesehatan. Dengan dukungan pelatihan, kerja sama lintas negara, serta kesiapan kompetensi yang memadai, Kemenkes optimis program ini akan memperkuat daya saing tenaga kesehatan Indonesia di panggung global.

“Kita tidak hanya mengirim perawat, tapi juga membawa nama baik Indonesia melalui profesionalisme dan semangat kerja mereka,” tutup Yuli Farianti.

Mazroh Atul Jannah

Mazroh Atul Jannah

Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Menikmati Kuliner India Autentik di Bali: 6 Restoran Terbaik yang Wajib Dikunjungi

Menikmati Kuliner India Autentik di Bali: 6 Restoran Terbaik yang Wajib Dikunjungi

AI dalam Kurikulum Sekolah: Mewujudkan Pendidikan Digital yang Siap Masa Depan

AI dalam Kurikulum Sekolah: Mewujudkan Pendidikan Digital yang Siap Masa Depan

Pemerintah Kota Jakarta Timur Sosialisasikan Kesehatan Hewan Kurban untuk Kelancaran Idul Adha 1446 Hijriah

Pemerintah Kota Jakarta Timur Sosialisasikan Kesehatan Hewan Kurban untuk Kelancaran Idul Adha 1446 Hijriah

7 Destinasi Wisata Terpopuler di Denpasar 2025: Liburan Keluarga dan Pasangan yang Menarik

7 Destinasi Wisata Terpopuler di Denpasar 2025: Liburan Keluarga dan Pasangan yang Menarik

5 Tempat Wisata Lombok Barat yang Wajib Dikunjungi di Tahun 2025 untuk Semua Usia

5 Tempat Wisata Lombok Barat yang Wajib Dikunjungi di Tahun 2025 untuk Semua Usia