Danantara Fokus Investasi Transmisi Listrik demi Tekan Tarif Nasional

Danantara Fokus Investasi Transmisi Listrik demi Tekan Tarif Nasional
Danantara Fokus Investasi Transmisi Listrik demi Tekan Tarif Nasional

JAKARTA — Badan Pengelola Investasi Danantara menyatakan tengah mengincar peluang investasi di sektor transmisi dan distribusi listrik nasional sebagai strategi menurunkan struktur biaya tarif listrik yang masih membebani masyarakat. Langkah ini sekaligus menjadi bagian dari dorongan menuju sistem kelistrikan nasional yang lebih kompetitif dan efisien di masa depan.

Chief Investment Officer (CIO) Danantara, Pandu Sjahrir, dalam ajang Financial Times Live Energy Transition Summit Asia yang digelar di Jakarta pada Rabu, 25 Juni 2025, menegaskan pentingnya investasi di sektor nonpembangkit—khususnya transmisi dan distribusi—untuk menurunkan beban biaya yang selama ini dibebankan kepada konsumen.

“Biaya pembangkitan listrik kita relatif rendah, tapi biaya distribusi dan transmisi masih tinggi. Totalnya sekitar 5 sen dolar AS per kWh, masing-masing 2,5 sen. Ini angka yang sangat mahal,” ujar Pandu dalam sesi presentasinya.

Baca Juga

Libur Panjang, Penumpang KAI di Stasiun Bojonegoro Membludak

Target Tekan Tarif hingga 3 Sen Dolar AS per kWh

Pandu menyampaikan, biaya distribusi dan transmisi listrik yang tinggi menjadi penghambat terciptanya tarif yang terjangkau di tingkat konsumen. Sebagai perbandingan, ia mengungkapkan bahwa Uni Emirat Arab berhasil menekan biaya distribusi hanya 1,5 sen dolar AS per kWh. Meski kondisi geografis dan struktur sistem kelistrikan antara Indonesia dan negara Teluk itu berbeda, ia menilai Indonesia masih punya ruang besar untuk efisiensi.

“Kami yakin biaya tersebut bisa ditekan dari 5 sen menjadi 3 sen dolar AS per kWh secara bertahap, melalui investasi dan pembenahan jaringan distribusi,” ujar Pandu.

Investasi dalam transmisi dinilai krusial, mengingat jaringan kelistrikan Indonesia tersebar di kepulauan dengan tantangan geografis yang kompleks. Oleh karena itu, Danantara tengah mengarahkan permodalan pada proyek-proyek pembangunan jaringan transmisi baru, baik di wilayah barat, tengah, maupun timur Indonesia.

Dimensi Sosial Tetap Jadi Prioritas

Selain sisi teknis dan ekonomi, Pandu juga menyoroti dimensi sosial dari penyediaan listrik. Menurutnya, program elektrifikasi nasional tidak boleh melupakan kebutuhan masyarakat kecil. Pemerintah, dalam hal ini Presiden Prabowo Subianto, memiliki perhatian khusus agar masyarakat tidak mampu tetap mendapatkan akses listrik murah, bahkan gratis.

“Itu menjadi program efisiensi besar dari tahun ke tahun. Salah satu hal penting bagi Presiden Prabowo adalah memastikan ada keseimbangan sosial,” tegas Pandu.

Energi Terbarukan Jadi Peluang Investasi Strategis

Dalam kesempatan yang sama, Pandu memaparkan bahwa sektor pembangkit listrik berbasis energi terbarukan menunjukkan tren pertumbuhan signifikan, bahkan melampaui laju pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Hal ini menandakan bahwa sektor ini memiliki potensi besar untuk menjadi tulang punggung transisi energi nasional.

“Pembangkit energi terbarukan tumbuh pesat. Tantangannya sekarang adalah bagaimana investor menempatkan modal dalam proyek-proyek berbasis energi nonfosil,” ujar Pandu kepada peserta forum yang didominasi investor dan pelaku industri energi dari kawasan Asia.

Meski begitu, realitas di lapangan masih menunjukkan dominasi pembangkit berbasis fosil. Pemerintah menargetkan net zero emission (emisi nol bersih) dalam beberapa dekade mendatang, sehingga percepatan investasi di sektor energi terbarukan menjadi kunci keberhasilan transisi ini.

Data yang diungkap Pandu menyebutkan bahwa saat ini Indonesia baru menyerap sekitar 10 persen dari total investasi global di sektor transisi energi yang masuk ke kawasan ASEAN, serta hanya 29 persen dari investasi intra-ASEAN. Dengan angka tersebut, ruang pertumbuhan investasi masih sangat luas, terutama jika sinergi antara investor asing dan pelaku lokal diperkuat.

Pemerintah Siap Permudah Perizinan

Danantara sebagai lembaga pengelola investasi negara juga berperan sebagai jembatan antara kepentingan investor dan kebijakan pemerintah. Pandu menyebut Menteri Investasi sekaligus CEO Danantara, Rosan Roeslani, akan memastikan proses perizinan dan fasilitasi investasi berjalan cepat dan efisien, utamanya untuk proyek-proyek energi ramah lingkungan.

“Dukungan dari Kementerian Investasi dan BKPM menjadi penggerak utama realisasi proyek energi terbarukan. Kita harus memastikan proyek berjalan tanpa hambatan birokrasi,” kata Pandu.

Peran Kementerian Keuangan dalam Transisi Energi

Senada dengan Danantara, pemerintah melalui Kementerian Keuangan juga menegaskan komitmennya dalam mendukung transisi energi Indonesia. Wakil Menteri Keuangan II, Thomas Djiwandono, mengatakan bahwa kementerian telah menyiapkan serangkaian kebijakan fiskal untuk mempercepat transformasi sektor energi nasional.

“Kementerian Keuangan telah berada di garis depan transisi energi dan akan terus memegang peran itu. Semua kebijakan kami diarahkan untuk mencapai tujuan itu,” kata Thomas.

Beberapa bentuk dukungan fiskal yang sudah berjalan, antara lain:

Pemberian insentif pajak untuk investasi di sektor energi.

Penurunan bea masuk untuk mesin dan peralatan energi terbarukan.

Penerbitan sukuk hijau dan obligasi hijau sebagai sumber pembiayaan proyek energi ramah lingkungan.

Lebih lanjut, Thomas menambahkan bahwa dalam APBN 2025, pemerintah juga melakukan realokasi anggaran ke sektor-sektor prioritas, seperti energi bersih, tanpa mengurangi nilai total anggaran.

“Di Indonesia, pemerintah memilih mengalihkan belanja ke sektor-sektor prioritas tanpa memotong anggaran. Ini berbeda dengan pendekatan di negara lain seperti Amerika Serikat,” jelasnya.

Kolaborasi Adalah Kunci

Forum Energy Transition Summit Asia yang dihadiri oleh pemangku kepentingan energi dari berbagai negara ini memperkuat posisi Indonesia sebagai pasar strategis dalam investasi energi. Pandu menegaskan bahwa hanya dengan kolaborasi—antara pemerintah, investor domestik, dan asing—target efisiensi tarif, pembangunan transmisi, serta akselerasi energi terbarukan bisa terwujud.

“Kita tidak bisa bergerak sendiri. Perlu kerja sama antara investor global dan lokal untuk menghadirkan solusi energi yang berkelanjutan dan terjangkau bagi seluruh masyarakat Indonesia,” tandas Pandu.

Dengan fokus pada investasi transmisi dan distribusi serta percepatan adopsi energi terbarukan, Danantara menempatkan diri sebagai motor utama dalam mewujudkan ekosistem energi nasional yang lebih efisien, adil, dan berkelanjutan.

Mazroh Atul Jannah

Mazroh Atul Jannah

Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Penyaluran Bansos BPNT Tahap II 2025 Dimulai, Ini Tanda Bantuan Siap Cair dan Cara Cek Statusnya

Penyaluran Bansos BPNT Tahap II 2025 Dimulai, Ini Tanda Bantuan Siap Cair dan Cara Cek Statusnya

Harga Sembako di Kota Tangerang Stabil Jelang Juli, Harga Cabai Mulai Turun

Harga Sembako di Kota Tangerang Stabil Jelang Juli, Harga Cabai Mulai Turun

Sri Mulyani Siapkan Pajak 0,5 Persen untuk Pedagang E Commerce

Sri Mulyani Siapkan Pajak 0,5 Persen untuk Pedagang E Commerce

Pengertian APBN, Fungsi, Prinsip, dan Mekanisme Penyusunan

Pengertian APBN, Fungsi, Prinsip, dan Mekanisme Penyusunan

Transformasi Digital untuk Ketahanan Energi Nasional yang Cerdas dan Berkelanjutan

Transformasi Digital untuk Ketahanan Energi Nasional yang Cerdas dan Berkelanjutan