ESDM Resmikan Pabrik Baterai EV Karawang untuk 300 Ribu Mobil

ESDM Resmikan Pabrik Baterai EV Karawang untuk 300 Ribu Mobil
ESDM Resmikan Pabrik Baterai EV Karawang untuk 300 Ribu Mobil

JAKARTA - Pemerintah terus memperkuat komitmennya dalam membangun industri kendaraan listrik terintegrasi di Indonesia. Salah satu langkah strategisnya ditandai dengan peletakan batu pertama (groundbreaking) proyek Ekosistem Industri Baterai Kendaraan Listrik Terintegrasi Konsorsium ANTAM-IBC-CBL di Kawasan Artha Industrial Hills (AIH), Karawang, Jawa Barat, Minggu, 30 Juni 2025. Pabrik ini dirancang memiliki kapasitas produksi hingga 15 GWh, setara dengan kebutuhan baterai untuk sekitar 250.000 hingga 300.000 unit mobil listrik.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, dalam sambutannya menegaskan bahwa proyek ini akan menjadi tonggak penting hilirisasi industri baterai di dalam negeri. “Untuk di lokasi ini, Bapak Presiden, kami resmikan groundbreaking 15 GWh. 15 GWh ini sama dengan kalau kita konversi ke mobil, baterai mobil, itu kurang lebih sekitar 250.000 sampai 300.000 mobil,” kata Bahlil di hadapan Presiden Prabowo Subianto.

Proyek ini dikembangkan oleh konsorsium PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM), Indonesia Battery Corporation (IBC), dan Konsorsium CATL-Brunp-Lygend (CBL). Di Karawang, proyek ini berada di atas lahan seluas 43 hektare, dioperasikan oleh perusahaan patungan PT Contemporary Amperex Technology Indonesia Battery (CATIB) hasil kolaborasi IBC dengan CBL, anak usaha perusahaan raksasa baterai dunia, Contemporary Amperex Technology Co. Limited (CATL).

Baca Juga

Bayar Tepat Waktu, Hindari Denda Layanan BPJS

Tahap pembangunan bertahap

Pada fase pertama, pabrik di Karawang ditargetkan memiliki kapasitas awal 6,9 GWh, yang selanjutnya akan ditingkatkan hingga 15 GWh pada fase kedua. Operasi komersial pabrik ini dijadwalkan mulai pada akhir 2026. Pembangunan pabrik ini diharapkan memperkuat rantai pasok kendaraan listrik nasional, mulai dari pengolahan bahan baku hingga produksi baterai siap pakai.

Selain membangun pabrik baterai untuk mobil listrik, Bahlil juga mengungkapkan rencana pengembangan Battery Energy Storage System (BESS) di kawasan tersebut. BESS akan digunakan untuk menyimpan energi listrik yang dihasilkan dari sumber energi terbarukan, khususnya panel surya. “Insyaallah mereka bersedia untuk mengembangkan (BESS), agar semua produk ada di dalam negeri,” ujar Bahlil.

Dukungan penuh Presiden

Groundbreaking proyek ini dilakukan langsung oleh Presiden Prabowo Subianto, yang menegaskan keseriusan pemerintah dalam percepatan hilirisasi mineral strategis, khususnya nikel, yang menjadi bahan baku utama baterai kendaraan listrik. Dalam sambutannya, Prabowo menilai hilirisasi telah menjadi cita-cita bangsa Indonesia sejak era Presiden Soekarno dan harus terus dilanjutkan.

“Sejak lama kita ingin berhenti hanya mengekspor bahan mentah. Kita ingin negara ini berdiri di kaki sendiri, mengolah sendiri, menciptakan nilai tambah sendiri, dan membuka lapangan kerja seluas-luasnya,” tegas Prabowo.

Presiden juga menekankan, hilirisasi harus dikerjakan dengan cepat dan tepat agar tidak tertinggal dari negara lain. “Yang tidak bisa kerja cepat akan ditinggalkan di pinggir jalan,” kata Prabowo menegaskan pentingnya kecepatan dalam eksekusi proyek strategis nasional.

Ekosistem terintegrasi dari hulu ke hilir

Proyek Ekosistem Industri Baterai Kendaraan Listrik Terintegrasi Konsorsium ANTAM-IBC-CBL ini mencakup enam proyek terintegrasi. Lima proyek lainnya dikembangkan di kawasan Feni Haltim (FHT), Halmahera Timur, dan satu proyek di Karawang. Pengembangan kawasan FHT menjadi kunci untuk memastikan pasokan bahan baku nikel, sebagai komponen utama dalam produksi baterai kendaraan listrik.

Di Halmahera Timur, ANTAM dan Hong Kong CBL Limited (HK CBL) telah membentuk PT Feni Haltim (PT FHT) untuk mengembangkan kawasan industri energi baru yang terdiri atas beberapa proyek strategis. Pertama, proyek pertambangan nikel dengan target kapasitas 88.000 ton refined nickel alloy per tahun pada 2027 melalui smelter pirometalurgi.

Kedua, smelter hidrometalurgi yang ditargetkan memproduksi 55.000 ton Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) per tahun pada 2028, yang menjadi bahan setengah jadi utama baterai kendaraan listrik. Ketiga, pembangunan pabrik bahan katoda Nickel Cobalt Manganese (NCM) dengan kapasitas 30.000 ton per tahun, juga ditargetkan rampung pada 2028.

Selain itu, proyek ini juga mencakup fasilitas daur ulang baterai untuk menghasilkan logam sulfat dan lithium karbonat sebanyak 20.000 ton per tahun pada 2031. Kehadiran fasilitas daur ulang ini akan memastikan pasokan bahan baku tetap terjaga secara berkelanjutan dan mengurangi ketergantungan pada sumber daya baru.

Pengembangan BESS untuk energi hijau

Bahlil menegaskan bahwa kawasan industri di Karawang tidak hanya akan fokus pada baterai kendaraan listrik, tetapi juga pada pengembangan Battery Energy Storage System (BESS) yang sangat dibutuhkan untuk mendukung transisi energi ke sumber terbarukan. BESS akan menjadi solusi penyimpanan energi dari pembangkit listrik tenaga surya yang tengah digencarkan pemerintah sebagai bagian dari target Net Zero Emission 2060.

Meskipun belum diungkap detail kapasitas BESS yang akan dibangun, Bahlil optimistis konsorsium bersedia mengembangkan fasilitas penyimpanan energi ini. “Kami berharap seluruh proses hulu ke hilir ekosistem baterai kendaraan listrik bisa kita kerjakan di dalam negeri, tidak lagi kirim bahan mentah ke luar,” tegasnya.

Manfaat ekonomi dan peluang lapangan kerja

Direktur Utama Indonesia Battery Corporation (IBC) Toto Nugroho sebelumnya menyebut bahwa proyek ini diperkirakan akan menciptakan ribuan lapangan kerja baru bagi masyarakat, baik di Karawang maupun Halmahera Timur. Selain itu, proyek ini akan meningkatkan nilai tambah mineral nasional dan memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok global kendaraan listrik.

“Kami berkomitmen mendukung pemerintah dalam mewujudkan hilirisasi baterai kendaraan listrik terintegrasi di Indonesia, untuk menciptakan nilai tambah dan menurunkan impor baterai,” jelas Toto.

Keberadaan ekosistem terintegrasi ini juga diharapkan mengurangi defisit neraca transaksi berjalan, memperkuat cadangan devisa, dan mendukung target penggunaan kendaraan listrik nasional yang telah ditetapkan pemerintah dalam Perpres No. 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai.

Mazroh Atul Jannah

Mazroh Atul Jannah

Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Makan Siang Sehat Ala Jepang, Pelajaran Penting untuk Pendidikan Gizi di Sekolah

Makan Siang Sehat Ala Jepang, Pelajaran Penting untuk Pendidikan Gizi di Sekolah

Tutorial Makeup Artis Lokal Jadi Tren, Begini Rahasia Raisa hingga Prilly Latuconsina

Tutorial Makeup Artis Lokal Jadi Tren, Begini Rahasia Raisa hingga Prilly Latuconsina

Erick Thohir: Timnas Putri Harus Tetap Fokus

Erick Thohir: Timnas Putri Harus Tetap Fokus

Sektor Bank dan Properti Berpotensi Jadi Primadona Jelang Keputusan Suku Bunga

Sektor Bank dan Properti Berpotensi Jadi Primadona Jelang Keputusan Suku Bunga

BMKG Prakirakan Cuaca Berawan di Sumatra, Jawa, dan Kalimantan, Waspadai Hujan Petir

BMKG Prakirakan Cuaca Berawan di Sumatra, Jawa, dan Kalimantan, Waspadai Hujan Petir